Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
2
sama dengan suara “ orang besar“. Dalam koperasi, setiap orang mempunyai hak yang sama, dan semua orang yang sanggup memikul tanggung jawab
dijamin mendapatkan hak-hak yang setimpal. Mereka yang mengambil bagian aktif dalam pekerjaan koperasi di serahi pekerjaan–pekerjaan yang sebelum itu
tidak dipercayakan kepada mereka.
2
Dalam teori ekonomi konvensional upaya pemenuhan kebutuhan didasarkan kepada tingkat kepuasan atau konsumsi suatu barang atau jasa.
Kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa di namakan dengan utility atau nilai guna.
3
Simpan Pinjam dalam koperasi adalah merupakan Keuangan Mikro. Sementara Keuangan Mikro merupakan alat vital untuk mengurangi
kemiskinan dan pembangunan masyarakat pedesaan. Karena itu koperasi adalah sokoguru pembangunan pedesaan. Untuk itulah PNM Permodalan
Nasional Madani membantu Induk Koperasi seperti IKSP Induk Koperasi Simpan Pinjam dengan membentuk PNM-IKSP bagi system keuangan
koperasi yang menggunakan konsep konvensional dan Inkopsyah Induk Koperasi Syariah dengan membentuk PNM-BMT Baitul Maal waf Tamwil
bagi yang menggunakan system syariah dan PNM-lnkopwan Induk Koperasi Wanita khusus untuk perempuan. Badan hukum koperasi memang sengaja di
gunakan oleh PNM dalam menjalankan Visi dan Misinya agar terwujud Demokrasi Ekonomi Kerakyatan, Kemandirian dan Kemartabatan.
2
Pandji Anorga, Dinamika Koperasi, Jakarta: Bina Adiaksara 2003, h. 3
3
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro ekonomi Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Edisi ketiga, 2002 h. 152
3
Lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT yang cukup tahan dari guncangan krisis ekonomi global membuat pertumbuhan lembaga tersebut
cukup stabil. Seiring dengan perkembangan tersebut permodalan dan aset Induk Koperasi Syariah Inkopsyah pun ikut tumbuh bersamaan dengan
bertambahnya sejumlah anggota baru. INDUK KOPERASI SYARIAH- BMT merupakan gerakan koperasi
syariah berjenis sekunder dimana dari strateginya adalah menumbuhkembangkan anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Keberadaan induk ini sangat diharapkan memiliki fungsi sharing yaitu memberikan kontribusi yang tinggi kepada anggota terutama untuk
mengoptimalkan skala ekonomi memperbesar volume usaha melalui mediasi manajemen, keuangansumber dana dan juga advokasi. Induk Koperasi
syariah ini himpunan BMT-BMT yang memiliki VISI dan MISI yang sama dalam mengembangkan amanah yakni mensyiarkan ekonomi ribawi ke
ekonomi syariah seperti bagi hasil dan lain-lain. Tercatat per Juni Inkopsyah memiliki modal Rp 5,3 miliar dan aset Rp
33,8 miliar. Di tahun 2008 lalu tercatat modal Inkopsyah sebesar Rp 4,5 miliar dana set Rp 22,3 miliar, untuk mendorong pertumbuhan Inkopsyah pihaknya
menargetkan jumlah anggota mencapai 300 BMT.
4
Saat ini anggota Inkopsyah sebanyak 206 BMT, di antara 30 BMT tersebut berada di Jakarta.
“Salah satu strategi untuk menggaet anggota baru adalah dengan memberi
4
Arisson , “Target Anggota Inkopsyah 300 BMT”, artikel di akses pada 12 Januari 2010 dari http:www.republika.co.idberita62770Target_Anggota_Inkopsyah_300_BMT
4
pembiayaan rata-rata Inkopsyah memberi pembiayaan Rp 200 juta -Rp 300 juta per BMT.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan
tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit
yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.
Setiap organisasi kerja atau perusahaan memerlukan sejumlah tenaga kerja atau anggota dalam usaha mewujudkan eksistensinya, yang terarah pada
pencapaian tujuannya berupa keuntungan dalam bisnis. Tenaga kerja atau anggota tersebut berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan yang menjadi tugas
pokok organisasi atau perusahaan. Oleh karna itu rekrutmen sebagai salah satu kegiatan manajemen SDM tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kegiatan
yang lain. Rekrutmen tidak pula dapat dilepaskan kaitannya dengan perencanaan SDM sebagai kegiatan Manajemen SDM. Selanjutnya ketepatan
melakukan kegiatan rekrutmen, akan terlihat dari hasil penilaian karya setelah para pekerja melaksanakan tugas-tugasnya untuk suatu periode tertentu.
5
Begitu juga yang terjadi di INKOPSYAH Induk Koperasi Syariah, lembaga koperasi ini mempunyai permasalahan tentang bagaimana cara
merekrut anggota baru agar semua dana yang di miliki INKOPSYAH dapat
5
Handari Nawawi, Manajemen Sumberdaya Manusia, Gajah Mada University Press, 2005, h. 169
5
disalurkan kesemua orang atau anggota yang membutuhkan, dimana tujuan INKOPSYAH adalah menumbuhkembangkan ekonomi rendah atau mikro.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut tentang “POLA REKRUITMENT ANGGOTA BARU PADA INDUK KOPERASI SYARIAH INKOPSYAH-BMT”
Studi kasus pada INKOPSYAH-BMT Lubang Buaya,Cipayung