Pengertian Koperasi Syariah Koperasi Syariah
26
kepada praktek-praktek usaha yang dilakukan Rusulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelunya tetapi tidak dilarang oleh Rasullah atau
bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama yang tidak menyimpang dari Al- Qur’an dan Al Hadis.
15
Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan misi di dalam intern pendiri. mendirikan koperasi
syariah akan memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di tengah jalan.
Mendirikan koperasi syariah harus memiliki modal awal, modal awal ini dikumpulkan dari anggota koperasi. koperasi syariah agar diakui
keabsahannya hendaklah disahkan oleh notaris, biaya pengesahan relatif tidak begitu mahal berkisar 300 ribu rupiah.
Modal Awal koperasi bersumber dari dana usaha,dana-dana ini dapat bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari
Modal Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah. Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib,
cadangan, Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta di dapat dari Anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta
sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela anggota, dana amanah perorangan atau lembaga.
Tujuan dibentuknya Koperasi Syariah adalah:
16
15
Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, Jakarta: Cahaya islam, 2003, h. 6
16
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
27
a. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan
Usaha mikro, kecil menengah dan Koperasi melalui sistem syariah. b.
Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya.
c. Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam
kegiatan Koperasi Syariah
.
Koperasi Syariah sebagai koperasi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah menurut ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist, memiliki
ciri-ciri yang berbeda dengan koperasi-koperasi yang ada Koperasi Konvensional.
17
Dan ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a.
Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian yang diwujudkan dalam bentuk jamah nominal.
b. Penggunaan presentase dalam hal kewajiban untuk melakukan penbayaran
selalu dihindar, karena presentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas perjanjiannya sudah berakhir.
c. Koperasi Syariah tidak menerapkan jual-beli atau sewa menyewa uang
dari mata uang yang sama, yang dari transaksi itu mendapatkan keuntungan.
d. Ciri lain dari syariah adalah adanya dewan pengawas syaiah untuk
mengawasi operasionalisasi dari sudut syariah. e.
Adanya produk khusus yang tidak terdapat di koperasi konvensional.
17
Sunarto Zulkifli, Panduan Transaksi Perbankan Syariah,Jakarta: Zikrul hakim, 2003, h. 11
28
f. Fungsi syariah selain menjebatani antara pihak pemilik modal, juga
memiliki fungsi khusus yaitu amanah. Adapun Usaha Koperasi Syariah adalah:
18
a. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik
dan bermanfaat thayyib serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil, dan tidak riba, perjudian masyir serta ketidak jelasan ghoro.
b. Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha
sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. c.
Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dinyatakan sah berdasarkan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah NasionalBSN Majelis
Ulama Indonesia. d.
Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.