Pola Rekruitment Anggota Baru pada Induk Koperasi Syariah BMT
45
Penerapan pola rekruitment yang di lakukan oleh Inkopsyah terdiri dari beberapa bentuk, yaitu dengan cara pemberian pembiayaan modal atau
pinjaman bagi anggota baru yang telah bergabung dengan Inkopsyah, dan juga dengan cara mengadakan program pendidikan pelatihan dan pembimbingan
bagi anggota ataupun non anggota yang di adakan atau di fasilitator oleh Inkopsyah. Dengan bentuk atau program ini lah Inkopsyah merekrut atau
menarik calon anggota baru atau BMT-BMT sehingga sampai menjadi anggota tetap.
2
Dari uraian di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pemberian Modal atau Pinjaman bagi Anggota Baru Berdasarkan hasil wawancara dengan staff pengurus Inkopsyah
pemberian modal dan pinjaman bagi anggota baru itu tidak diberikan kepada seluruh anggota baru yang bergabung di Inkopsyah. Ada beberapa
standar pemberian pinjaman atau modal yang dimiliki oleh Inkopsyah. Salah satu contoh BMT yang telah menerima bantuan modal atau
pinjaman adalah BMT Bina Ummat Sejahtera yang terletak di jalan raya
Pondok Gede, lubang Buaya jakarta timur. BMT ini mendapatkan dananya tidak semudah apa yang dibanyangkan, harus melewati berbagai tahap,
dari tahap penyeleksian, analisis dan lain-lain, baru sampailah mendapatkan dana tersebut. Semua prosedur yang dilaksanakan bukanlah
prosedur semata, tetapi untuk mengurangi resiko penipuan yang terjadi di
2
Wawancara pribadi dengan Omanudin, Jakarta, 11 Mai 2010
46
Inkopsyah. Berikut ini adalah persyaratan yang harus di penuhi sebelum mendapatkan pinjaman atau modal dana tersebut.
Dalam upaya menekan risiko yang mungkin timbul, calon peminjam minimal diharuskan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
3
a. Anggota dan calon anggota Koperasi bertempat tinggal di wilayah
kerja jangkauan pelayanan Koperasi yang bersangkutan. b.
Anggota dan calon anggota sebaiknya dikelompokkan kedalam kelompok-kelompokanggotacalon anggota peminjam tiap kelompok
dapat terdiri dari 10 sampai 20 orang yang diorganisasikan menurut domisili atau profesiusaha sejenis untuk memudahkan pembinaan dan
pengawasan pinjaman dengan pola tanggung renteng. c.
Telah memiliki rekomendasi dari ketua kelompok. d.
Mempunyai usahapenghasilan tetap. e.
Mempunyai simpanan aktif, baik berupa simpanan sukarela maupun simpanan berjangka dan telah berjalan minimal satu bulan.
f. Tidak memiliki tunggakan kredit bermasalah dengan Koperasi
maupun pihak lain. g.
Tidak pernah tersangkut masalah pidana. h.
Memiliki karakter dan moral yang baik. i.
Telah mengikuti program pembinaan pra penyaluran pinjaman. j.
Mempertimbangkan jumlah agunan untuk jumlah pinjaman yang berjumlah besar dan berisiko.
3
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
47
Setelah syarat-syarat tersebut semua di penuhi oleh anggota baru lalu ada prosedur selanjutnya, yaitu analisis peminjaman.
Prosedur Analisis Pinjaman
a. Proses dan Prosedur
1 Analisis dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa pinjaman
yang diberikan kepada anggota pada saatnya akan dapat dikembalikan. 2
Aspek yang dinilai meliputi atas pendekatan pada analisis terhadap kemauan dan kemampuan bayar.
3 Analisis kemauan bayar merupakan analisis kualitatif dan mencakup
analisis atas karakterwatak dan komitmen anggota. 4
Analisis kemampuan bayar merupakan analisis kuantitatif. b.
Contoh Analisis 1
Utamakan pada kelayakan usaha dan kemampuan membayar. 2
Lakukan penilaian terhadap hal-hal sebagai berikut: a
Kemampuan memperoleh keuntungan. b
Sisa pinjaman jika ada dari pihak lain. c
Beban rutin di luar kegiatan usaha. 3
Pendekatan yang dilakukan yang dilakukan dalam analisis kuantitatif, yakni melakukan kemampuan membayar berdasarkan kemampuan
memperoleh keuntungan; 4
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam analisis kuantitatif adalah:
48
a Lakukan analisis Perhitungan laba-rugi sebelum memperoleh pinjaman
sebelumnya dengan cara wawancara dan tanya jawab kepada anggota, peroleh beberapa pendapatan laba bersih.
b Hitung pula kemungkinan adanya pendapatan lain di luar kegiatan atau
hasil usahanya, dan, c
Kemungkinan adanya pengeluaran lain di luar kegiatan usahanya. d
Hitung pendapatan bersih. e
Tentukan dan hitung Rasio Angsuran, yakni perbandingan besarnya angsuran dengan jumlah pendapatan bersih;
f Besarnya angsuran maksimal antara jumlah 50 sampai dengan 75 dari
jumlah pendapatan bersih rasio ini disesuaikan dengan kondisi ekonomi anggota;
g Besarnya pinjaman yang dapat diberikan adalah Rasio Angsuran X Jumlah
Pendapatan Bersih X Jangka Waktu Pinjaman. Setelah semua prosedur persyaratan dan analisis yang di berikan
Inkopsyah telah di penuhi seluruhnya, lalu barulah anggota atau BMT boleh meminjam atau di berikan pinjaman oleh Inkopsyah.
Pinjaman atau pembiayaan yang di berikan Inkopsyah adalah sekitar Rp 200 juta samapai Rp 300 juta per BMT. Kenapa besar? Dikarnakan Semua
nya dilakukan oleh Inkopsyah untuk menarik BMT-BMT untuk menjadi anggota baru, sebab Inkopsyah menargetkan anggota yang bergabung pada
tahun ini mencapai 300 anggota BMT sedangkan sekarang hanya 234 anggota BMT.
49
2. Program Pendidikan Pelatihan dan Pembimbingan Anggota dan Non Anggota
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia anggota, Induk Koperasi Syariah BMT harus mempunyai program pendidikan anggota dan
calon anggota dalam rangka meningkatkan pemahaman akan hak dan kewajiban anggotanya dan juga untuk menarik calon anggota baru melalui:
4
a. Program pendidikan kepada calon anggota yang merupakan salah satu
persyaratan bagi seseorang yang akan menjadi anggota koperasi untuk Koperasi Simpan Pinjam dan atau pendidikan kepada anggota yang akan
memanfaatkan pelayanan jasa simpan pinjam untuk Koperasi yang memiliki unit Simpan Pinjam, dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman anggota dan calon anggota mengenai konsep simpanan dan pinjaman Koperasi, manfaat berkoperasi dan hak serta kewajibannya
sebagai anggota koperasi yang memanfaatkan pelayanan jasa simpan pinjam, berikut ini adalah mekanismenya:
1 Tujuan
Tujuan pelaksanaan pendidikan kepada calon anggota KSP danatau anggota koperasi yang akan memanfaatkan pelayanan unit usaha
simpan pinjam adalah untuk memberikan informasi mengenai sistem dan prosedur usaha simpan pinjam dan meningkatkan pemahaman dan
kesadaran anggota mengenai konsep koperasi, konsep keanggotaan pada koperasi, konsep hutang pada koperasi, konsep tanggung renteng,
skim kredit pada koperasi serta hal lainnya yang dianggap perlu.
4
Data dari INKOPSYAH-BMT, Jakarta Maret 2010
50
2 Materi
Materi yang disampaikan pada kegiatan pendidikan kepada calon anggota KSP danatau anggota koperasi yang akan memanfaatkan
pelayanan unit usaha simpan pinjam harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan kondisi sasaran, materi yang disampaikan meliputi :
1 Koperasi, apa dan bagaimana?
2 Pentingnya peran anggota pada koperasi.
3 Koperasi adalah organisasi untuk menolong diri sendiri.
4 Tanggung renteng pada koperasi.
5 Bagaimana memanfaatkan unit pelayanan koperasi?
6 Apa hak dan kewajiban anggota pada koperasi?
3 Pelatih Fasilitator
Pelatihfasilitator pada kegiatan pendidikan ini sebaiknya adalah pengurus, karena pengurus merupakan orang yang mewakili koperasi
dan dianggap paling mengetahui seluk beluk koperasinya, namun jika pengurus tidak memungkinkan untuk melaksanakan hal tersebut, maka
pengurus dapat menugaskan orang lain atau menjalin kerjasama dengan lembaga yang dianggap kompeten untuk melaksanakan
kegiatan pendidikan. 4
Jangka Waktu Jangka waktu pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan tujuan
pendidikan dan waktu luang calon anggota. Mengacu pada materi yang harus disampaikan sebagaimana tertera pada butir b, maka pelatihan
dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 1 hingga 2 hari.
51
5 Tempat
Pendidikan sebaiknya dilaksanakan pada lokasi yang berdekatan dengan lokasi sasaran, dengan tujuan untuk mengurangi resiko biaya
transportasi yang harus ditanggung oleh calon anggota. 6
Metode dan Teknik Pelaksanaan pendidikan calon anggota KSP danatau anggota koperasi
yang akan memanfaatkan pelayanan unit usaha simpan pinjam sebaiknya menggunakan metode dan teknik pendidikan bagi orang
dewasa yang bersifat partisipatif, dalam hal ini diupayakan peserta dapat berperan aktif pada setiap sesi pendidikan.
7 Biaya
Pelaksanaan pendidikan calon anggota KSP danatau anggota koperasi yang akan memanfaatkan pelayanan unit usaha simpan pinjam
merupakan kegiatan operasional KSP atau Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam. Oleh karena itu, atas persetuajuan rapat anggota,
KSP atau Koperasi yang memiliki USP menetapkan sumber pembiayaan kegiatan pendidikan anggotanya, yang dapat dilakukan
melalui penganggaran biaya pendidikan bagi calon anggotanya pada RAPB Koperasi, menjadi beban calon anggota atau merupakan
kombinasi dari keduanya. b.
Pendampingan kepada anggota yang memanfaatkan pelayanan jasa keuangan syariah bagi kepentingan yang bersifat produktif, agar usaha
produktifnya berjalan sesuai dengan rencana usaha yang telah disusun.
52
1 Tujuan
Tujuan pelaksanaan pendampingan kepada anggota yang memiliki kegiatan usaha produktif adalah untuk memberikan masukan dan
pembinaan kepada anggota dalam mengembangkan usahanya. 2
Materi Materi yang disampaikan pada kegiatan pendampingan harus
disesuaikan dengan tujuan pendampingan dan kondisi sasaran, mengacu pada tujuan yang dikemukakan pada butir a di atas, maka
materi yang disampaikan pada kegiatan pendampingan dapat meliputi : a
Bagaimana memenuhi aspek legal usaha? b
Data, informasi dan jaringan kerjasama usaha yang dibutuhkan dalam rangka mengembangkan usaha.
c Bagaimana memanfaatkan unit pelayanan koperasi untuk
pengembangan usaha? d
Fasilitasi sesuai dengan kebutuhan pengembangan usaha anggota. 3
PendampingFasilitator Pendamping pada kegiatan pendidikan ini sebaiknya adalah orang atau
lembaga yang dianggap mampu dan diberi tugas khusus oleh pengurus untuk melaksanakan kegiatan pendampingan.
4 Jangka Waktu
Jangka waktu pendampingan sebaiknya disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi anggota dalam mengembangkan kegiatan
usahanya. Mengacu pada materi yang harus disampaikan sebagaimana
53
tertera pada butir b, maka kegiatan dapat dilaksanakan dalam kurun waktu 1 hingga 2 bulan.
5 Tempat
Pendampingan dilaksanakan pada lokasi sasaran, dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pendampingan.
6 Biaya
Pelaksanaan pendampingan kepada anggota yang memiliki kegiatan usaha produktif adalah menjadi beban koperasi. Oleh karena itu KSP
atau Koperasi yang memiliki USP harus menganggarkan biaya pendampingan bagi anggota yang memiliki kegiatan usaha produktif
pada RAPB Koperasi. Dari dua pola program yang dilakukan oleh Inkopsyah tersebut kiranya
dapat merekrut banyak calon anggota baru, sehingga apa-apa yang di target kan oleh Inkopsyah dapat terwujud, yaitu memperoleh 300 anggota baru BMT
di tahun ini.