Peran dan Fungsi Koperasi Syariah

31 ada pada anggota. Ironisnya sebagai anggota yang meminjam biasanya anggota yang mengalami defisit keuangan kebutuhan sehari-hari dan pihak koperasi memberlakukannya sama dengan pinjaman lainnya dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi yang sama besar. 21 Pada Koperasi Syariah hal ini tidak di benarkan, setiap transaksi pembayaran diperlukan secara berbeda jenis kebutuhan anggotanya dengan imbalan yang diterima seperti : fee Untuk pelayanan jasa-jasa, Magin untuk jual beli dan bagi hasil untuk kerja sama usaha. Oleh karnanya Koperasi Syariah memiliki peran dan fungsi antara lain : a. Sebagai Manajer Investasi Koperasi Syariah merupakan Manajer Investari dari pemilik dana yang dihimpunnya. Besar kecilnya hasil usaha koperasi tergantung dari keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme koperasi. Penyaluran dana yang dilakukan Koperasi Syariah memiliki implikasi langsung kepada berkembang sebuah Koperasi Syariah. Koperasi Syariah melakukan fungsi ini sebagai lembaga yang menginvestasikan dana-dana anggotanya pada usaha-usaha yang menguntungkan. Jika terjadi kerugian karna faktor Force major maka Koperasi Syariah tidak boleh meminta imbalan sedikit pun karena kerugian dibebankan pada pemilik dana. 21 Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h. 10 32 b. Sebagai Investor Koperasi Syariah menginvestasikan dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai meliputi akad jual beli secara tunai Al Musawamah seperti pendirian waserda dan jual beli tidak tunai Al Muabahah, sewa- menyewa Ijaroh, kerjasama penyertaan sebagai modal seluruhnya Mudharabah. Keuntungan yang diperoleh dibagi secara proposional sesuai kesepakatan nisab pda pihak yang memberikan dana seperti tabungan sukarela atau investasi pihak lain sisanya dimasukan pada pendapatan operasi koperasi syariah. c. Fungsi Sosial Konsep Koperasi Syariah mengharuskan memberikan pelayanan sosial baik kepada anggota yang membutuhkan maupun kepada masyarakat dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok Al Qard yang sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun. Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti di koperasi konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman kebijakan dengan atau tampak pengembalian pokok Qardhul hasan yang sumber dananya dari dana ZISzakat, infak, shodaqoh. 33

5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah

Pada prinsipnya, operasional Koperasi Syariah tidak berbeda dengan BMT Baitul Maal Wattamwil, Bank Umum Syariah BUS atau Unit Usaha Syariah UUS, dan BPR Syariah, hanya skalanya saja yang berbeda. Si Koperasi Syariah ini justru dpat lebih luas lagi pengembangannya terutama dalam mempraktekan akad-akad muamalat yang sulit dipraktekan di perbankan Syariah karena adanya keterbatasan PBI Peraturan Bank Indonesia. 22 Perbedaaan Koperasi Syariah dengan Koperasi Konvensioanal adalah: Table 1.2 Koperasi Syariah Koperasi Konvensional 1. Melakukan Investasi yang halal saja Investasi yang halal dan haram. 2. Profit dan mencari kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat. 3. Hubungan dengan para anggota dalam bentuk hubungan kemitraan. 4. Perhimpunan dan penyaluran dana harus dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah. Profit orientid.. Hubungan dengan anggota dalam bentuk debitor-debitor. Tidak terdapat dewan sejenis. Perbedaan koperasi syariah dengan koperasi konvensional yang pertama koperasi syariah hanya melakukan investasi yang di halalkan oleh 22 Panduan Praktis Koperasi Syariah Indonesia, h. 13 34 agama islam,sedangkan koperasi konvensional melakukan investasi dengan halal dan haram, lalu apabila koperasi syariah mencari keuntungan di dunia maupun di akhirat sedangkan koperasi konvensional hanya mencari di dunia saja. Di koperasi syariah anggotanya disebut dengan hubungan kemitraan, sedangkan konvensional dalam bentuk debitor-debitor. Dan yang terakhir adalah koperasi syariah mempunyai dewan pengawas syariah sedangkan koperasi konvensional tidak mempunyai dewan sejenis itu.