Siklus Inkuiri Pembelajaran Kontekstual dengan Metode Inkuiri

Semua tahap proses pembelajaran dengan metode inkuiri tersebut di atas merupakan kegiatan belajar dari siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar sebagai motivator, fasilitator, dan pengarah. Keberhasilan proses pembelajaran dengan metode inkuiri sangat bergantung pada tahap pendahuluan. Permasalahan yang diketengahkan pada tahap awal ini harus mampu dipertanyakan oleh siswa. Tahap pendahuluan ini disebut juga tahap apersepsi atau advanced organizer. Hal tersebut demikian, karena materi yang disajikan harus terkait dengan apa yang telah diketahui siswa sebelumnya.

3. Karakter Inkuiri

Hinrichsen dan Jarret dalam Program Report The Northwest Regional Educational Laboratory menyatakan empat karakter inkuiri, yaitu: 29 a. Koneksi Pada tahap ini: 1. Siswa mampu menghubungkan pengetahuan sains pribadi dengan konsep komunitas sains. 2. Dilakukan dengan diskusi bersama, eksplorasi fenomena 3. Guru mendorong untuk mendiskusikan dan menjelaskan pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena bekerja, menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan hubungan dengan literatur. 4. Proses koneksi melalui: konsiliasi, pertanyaan, dan observasi. b. Desain Pada tahap ini: 1. Proses melalui prosedur-materi. 2. Siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang bermakna yang ditujukan pada pertanyaan. 3. Siswa berperan aktif mendiskusikan prosedur, persiapan materi, menentukan variabel kontrol, pengukuran. 4. Guru memantau ketepatan aktivitas siswa. 29 Ibid, h. 122-123 c. Investigasi Pada tahap ini: 1. Proses melalui koleksi dan mempresentasikan data. 2. Siswa dapat membaca data secara akurat, mengorganisasi data dalam cara yang logis dan bermakna, dan memperjelas hasil penyelidikan. d. Membangun Pengetahuan Pada tahap ini: 1. Proses melalui refleksi-konstruksi-prediksi. 2. Konsep yang dilakukan dengan eksperimen akan memberi arti yang lebih bermakna dan mampu berpikir kritis. 3. Siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya pada situasi baru yang mengembangkan inferensi, generalisasi, dan prediksi. 4. Guru melakukan sharing pemahaman siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan melalui pendekatan kontekstual dengan metode inkuiri diharapkan mampu mengubah cara belajar siswa yang selama ini lebih banyak bersifat menunggu informasi dari guru ke pembelajaran yang bermakna. Dengan terbiasanya siswa belajar secara bermakna dan menemukan sendiri konsep-konsep materi yang dipelajari, diharapkan kualitas proses dan hasil belajar siswa akan lebih baik dengan mengaitkan pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran kontekstual yang paling efektif untuk menyatukan pembelajaran dan konteks pengalaman pribadi siswa yaitu strategi ruang kelas tradisional yang mengaitkan materi dengan konteks siswa. Guru adalah pemimpin di ruang kelas. Sebagai pemimpin, guru di sebuah ruang kelas tradisional dapat menghubungkan informasi baru dengan kehidupan siswa melalui banyak cara yang penuh dengan makna. 30 Salah satu contoh mengaitkan pembelajaran kontekstual di kelas yaitu dengan cara guru mendorong siswa untuk membaca, menulis, dan berpikir secara kritis dengan meminta mereka untuk fokus pada permasalahan yang diberikan oleh guru. Kelompok dibagi 30 Elaine B. Johnson, Op.Cit,, h. 100 menjadi empat atau lima kelompok. Setiap kelompok diberikan LKS yang bertujuan untuk mempermudah membangun keterkaitan pembelajaran, menemukan makna, meningkatkan pengetahuan dan memperdalam wawasan siswa.

C. Pemahaman Konsep

Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan mentalotak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari tingkatan yang rendah sampai tinggi, yakni pengetahuaningatan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analyze, sintesis synthesis, evaluasi evaluation. 31 Pada tahun 2001, Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl melakukan revisi terhadap taksonomi Bloom teori kognitif menjadi: 1. Mengingat remember, adalah kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari dan tersimpan dalam memori jangka panjang long term memory 2. Memahami understand, adalah membangun pengertian dari pesan instruksional termasuk pesan secara lisan, tulisan dan komunikasi secara grafis. 3. Menerapkan apply adalah kemampuan untuk menyelesaikan atau menggunakan prosedur yang dipelajarinya pada suatu keadaan. 4. Menganalisis analyze adalah kemampuan untuk menganalisa suatu informasi atau suatu situasi tertentu menjadi komponen-komponen sehingga informasi tersebut menjadi jelas. 5. Mengevaluasi evaluation adalah kemampuan untuk membuat pertimbangan suatu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan ukuran-ukuran atau standar yang diterapkan. 6. Menghasilkan karya create adalah kemampuan untuk menyusun kembali unsur-unsur ke dalam suatu pola atau struktur baru. 32 31 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 14 32 Lorin W. Anderson., Davis R Krathwohl; with Peter W. Airasian et.al., A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing, NewYork: Longman, 2001, h. 67-68