F. Kerangka Berpikir
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Selama pembelajaran
guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti
pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori,
dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah
sehari-hari yang kontekstual. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan cara membuat pembelajaran menjadi
bermakna, yaitu pembelajaran kontekstual. Materi fisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep bunyi.
Pemilihan materi ini dilakukan karena konsep ini banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun sering siswa mengalami kesulitan dalam memahami
fenomena-fenomena yang berkaitan dengan bunyi. Pembelajaran berbasis kontekstual yang senantiasa mengaitkan konsep dengan kehidupan sehari-hari
dapat membantu siswa memahami konsep-konsep bunyi dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa supaya hasil belajar yang diperoleh lebih
baik. Pembelajaran kontekstual bertujuan untuk membantu siswa dalam
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif, menarik dan bermakna
sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa khususnya pada materi bunyi.
Gambar 2.8 Bagan Kerangka Berpikir
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis terhadap masalah yang dikaji,
yakni terdapat pengaruh pembelajaran fisika pada konsep bunyi dengan menggunakan pendekatan kontekstual terhadap pemahaman siswa.
Minat belajar fisika rendah karena siswa tidak merasa ada keterkaitan antara materi fisika dengan
kehidupan sehari-hari pembelajaran tidak bermakna
Pemahaman siswa tentang fisika relatif rendah
Dasar untuk siswa memiliki kemampuan
berpikir lebih tinggi Hasil belajar siswa juga rendah
Perlu ada upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan cara membuat pembelajaran menjadi bermakna
Pembelajaran kontekstual
Materi bunyi
Pembelajaran jadi bermakna
Pemahaman siswa meningkat
Hasil belajar siswa meningkat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kosambi pada kelas VIII semester 2 genap tahun pelajaran 20102011, yaitu pada bulan Maret sampai
April 2011.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen, yaitu metode penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
46
Dalam penelitian kuasi eksperimen, tidak dilakukan randomisasi untuk memasukkan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
melainkan menggunakan kelompok subjek yang sudah ada sebelumnya.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.
47
Desain ini digambarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Desain penelitian
Kelompok Pretest
Perlakuan X Posttest
Eksperimen O
1
X
E
O
2
Kontrol O
1
X
K
O
2
Keterangan: O
1
= Pretest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. O
2
= Posttest yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberikan angket
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R D, Bandung: Alfabeta, 2006, h.77
47
Ibid, h. 79
X
E
= Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pembelajaran kontekstual dengan metode inkuiri.
X
K
= Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran pendekatan kontekstual dengan metode konvensional.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini dilakukan penyusunan RPP dan LKS sesuai dengan materi pokok yang telah ditentukan, menyusun instrumen penelitian dan
melakukan uji coba instrumen serta mengolah data hasil uji coba instrumen yang akan dipakai pada pretest dan posttest.
2. Tahap Pengambilan Data
Tahap ini dimulai dengan memberikan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap konsep
yang akan dipelajari, sebelum dilaksanakannya proses belajar. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan berupa proses pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kontekstual sesuai dengan RPP yang telah ditentukan.
Setelah proses pembelajaran selesai, maka diadakan posttest, untuk mengetahui pemahaman konsep siswa setelah dilakukan kegiatan belajar, serta
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan dan penganalisisan data hasil penelitian serta
menguji hipotesis penelitian sampai pada penarikan kesimpulan. Agar lebih mudah dipahami, berikut penulis menyajikan prosedur penelitian
dalam bentuk bagan dibawah ini.