Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan. 11 Dalam pembelajaran kontekstual, guru hanya menjadi fasilitator bagi siswa, dengan demikian pembelajaran akan mendorong ke arah belajar aktif, yang menekankan keaktifan siswa baik secara fisik maupun intelektual guna memperoleh hasil belajar yang baik. Dari uraian-uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan kontekstual merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari, dimana guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

1. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Menurut Johnson 2002 dalam buku Nurhadi, dkk ada delapan komponen utama dalam sistem pembelajaran kontekstual, yaitu sebagai berikut: 12 a. Melakukan hubungan yang bermakna making meaningful connections Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat learning by doing. b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan doing significant work Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat. 11 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, h. 101-102 12 Nurhadi, dkk, Op.Cit., h. 13-14 c. Belajar yang diatur sendiri self-regulated learning Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknyahasilnya yang sifatnya nyata. d. Bekerja sama callaborating Siswa dapat bekerjasama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi. e. Berpikir kritis dan kreatif critical and creative thingking Siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif: dapat menganalisis membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan dan bukti-bukti. f. Mengasuh atau memilihara pribadi siswa nurturing the individual Siswa memilihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa. Siswa menghormati temannya dan juga orang dewasa. g. Mencapai standar yang tinggi reaching high standards Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. h. Menggunakan penilaian autentik using authentic assessment Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu tujuan yang bermakna.

2. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual

Contextual Teaching and Learning CTL adalah suatu pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya