Karakter Inkuiri Pembelajaran Kontekstual dengan Metode Inkuiri
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu
yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom,
kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat
memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.
33
Pemahaman berkaitan dengan intisari segala sesuatu, yaitu suatu bentuk pengertian atau pemahaman yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang
sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan bahan atau ide yang sedang dikomunikasikan tersebut tanpa harus menghubung-hubungkan dengan bahan
atau ide yang lain. Pemahaman dibedakan menjadi:
34
1 Translasi, yaitu kemampun untuk memahami suatu ide yang dinyatakan dengan
cara lain daripada pernyataan asli yang dikenal sebelumnya. 2
Interpolasi, yaitu kemampuan untuk memahami bahan atau ide yang direkam, diubah, atau disusun dalam bentuk lain seperti grafik, tabel, diagram, dan
sebagainya. 3
Ekstrapolasi, yaitu keterampilan untuk meramalkan kelanjutan kecenderungan yang ada menurut data tertentu dengan mengemukakan akibat, konsekuensi,
implikasi, dan sebagainya sejalan dengan kondisi yang digambarkan dalam komunikasi yang asli.
Menurut Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl ada tujuh proses kognitif yang tergabung dalam proses pemahaman, yaitu:
35
a Menafsirkan
Menafsirkan terjadi ketika murid mampu menkonversikan informasi dari satu
bentuk ke
bentuk yang
lain, seperti
informasi gambar
diterjemahkanditafsirkan ke dalam kata-kata, kata-kata ke dalam gambar, angka ke dalam kata-kata maupun sebaliknya dan lain-lain.
33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 24
34
Zulfiani, dkk, Op.Cit., h. 64-65
35
Lorin W. Anderson., Davis R Krathwohl; with Peter W. Airasian et.al., Op.Cit,h. 70-75
b Menggunakan Contoh
Pemahaman terjadi ketika konsep yang disajikan disertai dengan contoh- contoh yang sesuai atau dengan membuat gambaran ilustrasi.
c Mengklasifikasikan mengelompokkan
Pengetahuan atau informasi yang dijelaskan konsep umum beserta contoh dikelompokkan atau dikategorikan.
d Meringkas rangkuman
Memahami dengan cara menuliskan kembali atau merangkum informasi yang telah dijelaskan. Isi rangkumannya adalah hal-hal yang dianggap penting
seputar informasi atau pengetahuan tersebut. e
Menyimpulkan Membuat kesimpulan sendiri dari materi yang disampaikan secara ringkas
sesuai dengan pemahaman siswa. f
Membandingkan Cara membandingkan ini digunakan untuk mengetahui perbedaan dan
persamaan dari suatu konsep, masalah, peristiwa dan lain-lain. g
Menjelaskan Terjadi ketika siswa mampu membangun hubungan sebab akibat dari
konsep atau meteri yang telah dijelaskan. Dengan demikian pemahaman adalah kemampuan memaknai suatu materi
atau informasi yang dipelajari lebih dari sekedar mengingat sehingga dapat memperkirakan konsekuensi dan akibat dari suatu peristiwa.
Konsep menurut Oemar Hamalik adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang-orang.
36
Konsep selalu diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi dn berpikir abstrak. Fungsi konsep tidak lain untuk memberikan penjelasan dan
meramalkan suatu peristiwa.
36
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 162
Flavell 1970 menyatakan bahwa pemahaman terhadap konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi, yaitu:
37
a. Atribut, setiap konsep mempunyai atribut yang berbeda, contoh-contoh konsep
harus mempunyai atribut-atribut yang relevan. b.
Struktur, menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut-atribut. c.
Keabstrakan, yaitu konsep-konsep dapat dilihat dan konkret, atau konsep- konsep itu terdiri dari konsep-konsep lain.
d. Keinklusifan, yaitu ditunjukkan pada jumlah contoh-contoh yang terlibat dalam
konsep itu. e.
Generalitas atau keumuman, yaitu bila diklasifikasikan, konsep-konsep dapat berbeda dalam posisi superordinate atau subordinatnya.
f. Ketepatan, yaitu suatu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan-
aturan untuk membedakan contoh-contoh dari noncontoh-noncontoh suatu konsep.
g. Kekuatan power, yaitu kekuatan suatu konsep oleh sejauh mana orang setuju
bahwa konsep itu penting. Beberapa penelitian menunjukan bahwa belajar konsep dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut. 1
Pola reinforcement atau umpan balik. 2
Jumlah contoh-contoh baik positif maupun negatif. 3
Jumlah atribut, semakin banyak atribut relevan dimiliki konsep akan semakin sulit konsep itu dipelajari.
Dengan demikian, konsep adalah suatu definisi dari suatu kumpulan atau rangkaian yang memiliki sifat seluruh anggota.