Tabel 2.4 Karotenoid dan Vitamin E pada Minyak Sawit Merah
Isomer Caratenoids
512 p.p.m. mgkg Isomer
Vitamin E 730 p.p.m. mgkg
p.p.m. p.p.m.
β-Karoten 247
48,2 α-Tokoferol
241 33,0
α-Karoten 199
38,9 α-Tokotrienol
199 16,3
Cis α-Karoten 13
2,5 β-Tokotrienol
17 2,3
Phytoen 7
1,3 β-Tokotrienol
235 32,2
Lycopen 6
1,3 δ-Tokotrienol
116 15,9
Lainnya 40
7,8
Sumber : Kritchevsky, dkk., 2002
2.2.2 β-karoten
β-karoten merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air dan pelarut organik yang bersifat polar seperti metanol dan etanol. Beta karoten masuk
dalam golongan pigmen karotenoid yang mempunyai aktifitas biologis sebagai provitamin A. Karotenoid merupakan pigmen yang memberikan keanekaragaman
warna. Pigmen tersebut memberikan warna jingga sampai merah terutama pada akar, daun, bunga, dan buah. Struktur alifatik dan alisiklik merupakan struktur
yang dimiliki oleh pigmen karotenoid yang pada umumnya disusun oleh delapan unit isoprene Gambar 2.2 Gross, 1991 dan dua gugus metil yang dekat dengan
molekul pusat terletak pada posisi C1 dan C6, selain gugus metil tersebut juga terdapat gugus metil lainnya yang berada pada C1dan C5, serta diantaranya
terdapat ikatan ganda terkonjugasi Ong, 1990.
Sumber: Gross 1991
Gambar 2.2 Struktur Kimia β-karoten
Universitas Sumatera Utara
β-karoten merupakan provitamin A yang paling potensial, β-karoten ekuivalen dengan 2 buah molekul vitamin A Andarwulan, 1989 dalam Novianto,
2010. Pemecahan terjadi terutama di dalam usus halus pada saat penyerapannya Linder, 1992. Sumber-sumber beta karoten umunya terdapat pada produk nabati.
Sayuran serta buah-buahan yang berwama hijau, kuning dan merah merupakan syarat adanya kandungan beta karoten.
β-karoten akan terdenaturasi pada suhu diatas 200°C. Agar tidak terdenaturasi, β-karoten harus disimpan dalam tempat tertutup dan terjaga dari
sinar matahari dan disimpan dalam temperatur rendah yaitu -20°C. Beta karoten telah dikembangkan secara komersial sebagai prekusor vitamin A dan pewarna
kuning dalam makanan. Dalam bidang kesehatan, β-karoten berguna untuk meningkatkan imunitas, dan mengurangi resiko penyakit kanker, penyakit
kardiovaskular dan katarak Astrog, 1997; Bendich, 1994; Burri, 1997; Gaziano dan Hennekens, 1993; Krinsky, 1993; Mayne, 1996; Olson, 1999; Olson dan
Krinsky, 1995 dalam Arghainc, 2008. Konsumsi Vitamin A dosis tinggi atau sebanyak 10 kali Recommended
Dietary Allowance RDA memiliki efek samping terhadap kesehatan. Pada wanita hamil dapat menyebabkan kerusakan otak janin, sedangkan pada anak
atau orang dewasa akan mengakibatkan symtoms neurologi dan kerusakan pada mata. Sebaliknya, konsumsi β-karoten dosis tinggi tidak menyebabkan toksisitas.
Konsumsi β-karoten dosis tinggi dapat menyebabkan peningkatan β-karoten dalam plasma, walaupun respon tersebut berbeda untuk masing-masing individu.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat plasma karotenoid yang tinggi hanya sedikit atau sama sekali tidak mempengaruhi tingkat vitamin A plasma Brody, 1994
Penelitian Zeba, dkk. 2006 untuk menilai dampak penambahan RPO pada bekal makan siang anak terhadap serum retinolnya di Burkina Faso dan
dibandingkan dengan pemberian kapsul Vitamin A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RPO yang diberikan dalam jumlah sedikit terbukti lebih efektif dalam
mengurangi defisiensi vitamin A dilihat dari penurunan pasca intervensi yakni 46,1 menjadi 17,1 pada kelompok vitamin A dan 46,4 menjadi 14,9 pada
kelompok RPO.
2.2.3 Vitamin E