Indeks Kesukaran IK Instrumen Tes .1 Validitas

Mudah 1 3 4 7 12 15 17 21 23 26 31 32 33 13 Terlalu mudah 5 39 2 3 III Terlalu sukar 7 1 Sukar 10 12 13 24 31 32 36 39 40 9 Sedang 1 2 3 4 5 6 11 14 15 16 18 19 20 21 22 23 25 26 27 28 29 33 34 37 38 25 Mudah 8 9 17 30 35 5 Terlalu mudah 0

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif terhadap data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yang berasal dari lembar observasi penilaian hasil belajar aspek psikomotor dan aspek afektif, lembar observasi kinerja guru, angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran Multiple Intelligences bervisi SETS, dan angket penilaian motivasi awal dan akhir pembelajaran. Sedangkan data kuantitatif berupa nilai tes hasil belajar aspek kognitif. a Lembar Observasi Kinerja Guru Lembar observasi kinerja guru digunakan untuk menilai kinerja guru dalam melakukan pembelajaran Multiple Intelligences bervisi SETS. Aspek yang diukur terdiri dari 18 aspek, skor minimumnya adalah 18 dan skor maksimumnya adalah 90. Untuk penskoran kinerja guru digunakan rumus deskriptif proporsi berikut: Proporsi aspek yang diamati: Dengan kriteria: kinerja sangat baik : proporsi 7690 – 9090 kinerja baik : proporsi 6290 – 7590 kinerja sedang : proporsi 4790 – 6190 kinerja rendah : proporsi 3390 – 4690 kinerja sangat rendah : proporsi 1890 - 3290 b Penilaian hasil belajar Analisis deskriptif hasil belajar kognitif siswa Hasil tes belajar siswa yang dilakukan pada akhir siklus dihitung nilai rata-ratanya. Hasil tes pada akhir siklus 1 dibandingkan dengan siklus 2 dan dibandingkan dengan siklus 3, apabila rata-rata hasil tes kogntif mengalami kenaikan maka diasumsikan penerapan pembelajaran Multiple Intelligences bervisi SETS dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Penghitungan nilai tes kognitif dengan menggunakan rumus berikut: N= Analisis deskriptif hasil belajar afektif dan psikomotor siswa Hasil belajar aspek afektif dan psikomotor dirata-rata pada akhir siklus 1 dibandingkan dengan siklus 2 dan dibandingkan dengan siklus 3, apabila rata-rata hasil belajar afektif dan psikomotor mengalami kenaikan maka diasumsikan penerapan pembelajaran Multiple Intelligences bervisi SETS dapat meningkatkan hasil belajar afektif dan psikomotor siswa. Rumus yang digunakan pada perhitungan nilai afektif dan psikomotor adalah: Nilai afektif atau psikomotor siswa = Sudjana 2002: 47 c Perhitungan ketuntasan belajar Perhitungan ketuntasan belajar mengacu pada KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang digunakan di SMA Teuku Umar Semarang, yaitu sebesar 70. Ketuntasan belajar klasikal atau ketuntasan belajar kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu mencapai KKM dengan proporsi tiga perempat dari jumlah seluruh peserta didik yang ada di kelas tersebut. Proporsi ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan rumus berikut: Proporsi ketuntasan belajar klasikal= Keterangan: ∑sb : jumlah siswa yang tuntas belajar ∑k : jumlah siswa keseluruhan d Pengukuran motivasi belajar siswa Penilaian motivasi belajar siswa menggunakan lembar angket yang terdiri dari 33 butir, skor minimumnya adalah 33 dan skor maksimumnya adalah 132. Data hasil pengukuran motivasi belajar siswa dianalisis dengan statistik deskriptif proporsi yang dikategorikan sebagai berikut: motivasi sangat tinggi : proporsi 112132 - 132132 motivasi tinggi : proporsi 93132 - 111132 motivasi sedang : proporsi 73132 - 92132 motivasi rendah : proporsi 54132 - 72132 motivasi sangat rendah : proporsi 33132 - 53132 Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dengan membandingkan hasil analisis angket motivasi awal sebelum pembelajaran dan angket motivasi akhir setelah pembelajaran, apabila motivasi belajar siswa setelah pembelajaran lebih besar

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN 2014 2015

1 32 261

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SMA TEUKU UMAR SEMARANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER TAHUN PELAJARAN 2014 2015

3 6 83

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA SMA TEUKU UMAR SEMARANG MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY BERSTRATEGI BUZZ GROUP

1 48 237

Pengaruh Disiplin dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2005 2006

3 16 102

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS X.1 SMA TEUKU UMAR SEMARANG MELALUI PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES BERVISI SETS.

0 29 528

(ABSTRAK) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA TEUKU UMAR SEMARANG.

0 0 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA TEUKU UMAR SEMARANG.

0 0 100

Pengaruh Motivasi Belajar, Kompetensi Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XII di SMA TEUKU UMAR Semarang.

3 15 103

Pengaruh Disiplin dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.

0 1 2

Keefektifan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa di SMA Teuku Umar Semarang (Penelitian Eksperimen Pada Siswa kelas X 5 SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006).

0 0 1