6 Kecerdasan interpersonal: kemampuan untuk memahami dan membuat
perbedaan-perbedaan pada suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan terhadap orang lain. Hal ini dapat mencakup kepekaan terhadap ekspresi wajah,
suara, dan gerak tubuh, kemampuan untuk membedakan berbagai jenis isyarat interpersonal, dan kemampuan untuk merespon secara efektif isyarat-isyarat
tersebut dalam beberapa cara pragmatis. 7
Kecerdasan intrapersonal: pengetahuan diri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengetahuan itu. Kecerdasan ini termasuk memiliki
gambaran yang akurat tentang diri sendiri, kesadaran terhadap suasana hati dan batin, maksud, motivasi, tempramen, dan keinginan, serta kemampuan untuk
mendisiplinkan diri, pemahaman diri, dan harga diri. 8
Kecerdasan naturalis: keahlian dalam mengenali dan mengklasifikasikan berbagai spesies flora dan fauna. Hal ini mencakup kepekaan terhadap fenomena
alam lainnya, dan dalam kasus yang tumbuh di lingkungan perkotaan, kemampuan untuk membedakan benda-benda mati seperti mobil, sepatu, dan
sampul CD. Armstrong, 2013 Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences MI pada praktiknya adalah
memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang telah ditentukan oleh
sekolah atau lembaga. Dengan demikian, dalam praktik pembelajaran di sekolah sudah selayaknya seorang guru memiliki data tentang tingkat kecenderungan Multiple
Intelligences yang dimiliki oleh setiap siswa.
2.5 Multiple Intelligences dalam Akivitas Mengajar
Guru pada umumnya mempunyai gaya mengajar masing-masing yang sering dipakai dalam menyampaikan suatu materi, namun inovasi model dan metode harus
senantiasa dilakukan karena siswa yang dihadapi adalah siswa yang berkembang dan mempunyai kecerdasan menonjol yang berbeda-beda. Ada beberapa aktivitas yang
dapat dipakai dalam mengajar dengan pendekatan Multiple Intelligences, diantaranya: Kecerdasan linguistik: aktivitas yang sesuai dengan kecerdasan ini adalah
membaca atau menulis cerita, mendengarkan dan membaca puisi, gurauan, bercakap- cakap, bercerita, berkunjung ke pusat perbukuan, memberikan brainstorming,
menggunakan perbendaharaan kata, dan melakukan perkuliahan Fadlon, 2006:43. Kecerdasan Logis-matematis: aktivitas yang sesuai dengan kecerdasan ini
adalah memanipulasi angka, berpikir untuk membenarkan suatu hal, menjelaskan fenomena yang terjadi di alam, mengurutkan, membuat permasalahan dan
menyelesaikannya, bermain puzzle logika, memanipulasi persamaan, bereksperimen, bermain dengan pertanyaan, dan praktik membandingkan Al-Balushi, 2006: 6, Fathi,
2008:181. Kecerdasan Visual-spasial: aktivitas yang sesuai dengan kecerdasan ini
adalah menggambar diagram, mewarnai, menggambar menggunakan komputer, menggunakan ilustrasi, membayangkan, membuat model, membuat dan menggunkan
graphic organizer, membuap peta konsep, membuat peta mental berwarna, dan alat peraga visual.
Kecerdasan kinestetik tubuh: aktivitas yang sesuai dengan kecerdasan ini adalah menjajaki model taktil, tugas memanipulasi, bermain peran, menggunakan
material konkrit, mendramatisasi, membuat gerakan acak, dan menari Fadlon, 2008: 129.
Kecerdasan musikal: aktivitas yang sesuai dengan kecerdasan ini adalah menggunakan not musik, membuat pola ritmik, mengulang ritme dengan mulut ketika
sedang bekerja, dan menyanyikan lagu Fathi, 2008: 182. Fathi Abdulhamid Abdulkader et al 2008 menjelaskan aktivitas yang
sesuai untuk kecerdasan interpersonal dan intrapersonal adalah bermain peran, strategi dalam kerjasama, berinteraksi dengan audiens, mendiskusikan suatu isu,
bekerja secara kooperatif, menulis jurnal, menikmati ruangan pribadi, refleksi perkembangan prestasi pada diri sendiri, pemberdayaan diri sendiri, menjalankan
tugas pribadi, dan menetapkan tujuan sendiri.
2.6 Visi SETS
SETS merupakan kepanjangan dari Science, Environment, Technology and Society. Dalam bahasa Indonesia menjadi sains ilmu pengetahuan, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat. Pada konteks pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS, urutan SETS membawa pesan bahwa menggunakan sains S-pertama ke
bentuk teknologi T dalam memenuhi kebutuhan masyarakat S-kedua diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya dalam lingkungan E secara fisik maupun
mental.
Visi SETS merupakan cara pandang ke depan yang membawa ke arah pemahaman bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini mengandung
aspek sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat sebagai satu kesatuan serta saling mempengaruhi secara timbal balik Binadja, 2005. Sementara pendekatan SETS
merupakan cara pembelajaran dengan cara mengaitkan hal yang dipelajari dengan aspek sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat yang sesuai secara timbal balik
sebagai satu bentuk keterkaitan terintegratif Binadja, 2006:12. Secara keseluruhan keempat unsur SETS tersebut akan selalu menyatu tak
terpisahkan, seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Keterkaitan masing-masing Unsur SETS Unsur sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat dalam kehidupan
manusia saling berkaitan satu sama lain. Pembelajaran sains bervisi SETS memberi penekanan penting yang saling berkaitan antara unsur-unsur SETS. Menurut Binadja
bahwa karakteristik dari pendekatan SETS adalah sebagai berikut: 1
Tetap memberi pengajaran sains