keterampilan tersebut, siswa diharapkan mampu menulis dengan lebih cermat dan efektif. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa keterampilan menelaah dan
merevisi perlu dimiliki oleh siswa sebagai jalan menuju keterampilan menulis yang lebih baik, khususnya menyusun teks cerpen. Untuk lebih jelasnya pada sub
bab berikut ini dipaparkan pendapat para ahli mengenai pengertian dan aspek utama menelaah dan merevisi tek cerpen.
2.2.2.1 Pengertian Menelaah dan Merevisi Teks Cerpen
Menurut KBBI 2011:1424 menelaah adalah mempelajari; menyelidik; mengkaji; memeriksa; menilik. Sedangkan merevisi menurut KBBI 2011:1172
adalah peninjauan pemeriksaan kembali untuk perbaikan. Sementara menurut Wahono 2013:166 dalam proses penyuntingan harus
ada menelaah dan merevisi. Menelaah artinya membaca dan mengkaji dengan saksama. Adapun merevisi artinya kita memperbaiki yang salah berdasarkan
telaah sebelumnya. Dari pendapat Wahono tersebut, terdapat korelasi antara kegiatan
menelaah dan merevisi dengan proses penyuntingan. Kegiatan menelaah dan merevisi harus ada dalam proses penyuntingan. Untuk lebih jelasnya berikut ini
dipaparkan pendapat para ahli mengenai hakikat menyunting. Rifai 2001:86 mendefinisikan penyunting adalah orang yang mengatur,
memperbaiki, merevisi, mengubah isi, dan gaya naskah orang lain, serta menyesuaikannya dengan suatu pola yang dibakukan untuk kemudian
membawanya ke depan umum dalam bentuk terbitan. Berdasarkan definisi tersebut, maka diketahui bahwa menyunting adalah kegiatan mengatur,
memperbaiki, merevisi, mengubah isi, dan gaya naskah orang lain, serta menyesuaikannya dengan suatu pola yang dibakukan untuk kemudian
membawanya ke depan umum dalam bentuk terbitan. Sependapat dengan Rifai, Eneste 2009:8 berpendapat bahwa menyunting
adalah menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa menyangkut ejaan, diksi, dan struktur
kalimat. Definisi menyunting dari Eneste lebih tepat ditujukan untuk penyuntingan naskah yang akan diterbitkan. Berdasarkan definisi yang
dikemukakan, Eneste menjelaskan bahwa tugas penyunting naskah adalah menyunting naskah dari segi kebahasaan, memperbaiki naskah dengan
persetujuan penulispengarang, membuat naskah enak dibaca dan tidak membuat pembaca bingung, serta membaca dan mengoreksi cetak coba.
Sejalan dengan pendapat Rifai dan Eneste, Hartono 2010:8 berpendapat penyuntingan adalah proses menyelaraskanmenata tulisan agar layak terbitcetak
dengan cara membaca secara teliti, mengoreksi, menandai kesalahan, memperbaiki naskah, dan menentukan kelayakan naskah, baik segi organisasi,
kebenaran dan kelayakan isi, ketaatan pemakaian bahasa, struktursistematika penyajian, kelayakan grafika, dan konteks kebangsaan. Berdasarkan definisi
tersebut dapat diketahui bahwa menyunting adalah menyelaraskanmenata tulisan agar layak terbitcetak dengan cara membaca secara teliti, mengoreksi, menandai
kesalahan, memperbaiki naskah, dan menentukan kelayakan naskah, baik segi organisasi, kebenaran dan kelayakan isi, ketaatan pemakaian bahasa,
struktursistematika penyajian, kelayakan grafika, dan konteks kebangsaan
Berbeda dengan pendapat Rifai dan Eneste, Kuncoro 2009:111 berpendapat, penyuntingan dilakukan guna menghindari atau menghilangkan
berbagai bentuk kesalahan seperti penyimpangan morfologis, kesalahan sintaksis, kosakata, dan kesalahan ejaan. Maka dapat disimpulkan menyunting adalah
kegiatan yang dilakukan guna menghindari atau menghilangkan berbagai bentuk kesalahan seperti penyimpangan morfologis, kesalahan sintaksis, kosakata, dan
kesalahan ejaan. Sementara menurut Caraka 1993:62 setiap karangan membutuhkan revisi. Banyak sekali hal yang harus diperhatikan sekaligus: tanda
baca, kesatuan ide, koherensi dan lain-lain. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
menyunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk merperbaiki tulisan, agar tulisan memiliki kualitas yang baik dengan cara membaca dengan teliti untuk
menemukan ketidaktepatan penggunaan bahasa, memberikan tanda koreksi, serta merevisi tulisan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan
bahasa menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan jelas. Dengan begitu, tulisan yang telah disunting akan
terjaga kualitasnya baik dari segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat.
Perbaikan dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan berkaitan dengan kaidah penulisan. Perbaikan tersebut ditujukan untuk menyunting sebuah
karangan secara umum. Selanjutnya, apabila dikaitkan dengan teks cerpen maka perbaikan berdasarkan kaidah penulisan hanya bersifat sebagian saja. Tidak sama
persis dengan perbaikan yang dilakukan dalam menyunting karangan secara
umum. Selain itu, perbaikan untuk teks cerpen yang dilakukan juga semakin luas meliputi isi dan struktur teks cerpen.
Dapat uraian di atas dapat disimpulkan menelaah dan merevisi teks cerpen merupakan proses untuk memperbaiki tulisan dengan memperhatikan isi, struktur,
dan kaidah bahasa meliputi ejaan, diksi, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf dalam sebuah teks cerpen sehingga menjadi teks cerpen yang baik dan
benar.
2.2.2.2 Aspek Utama dalam Menelaah dan Merevisi Teks Cerpen