Aim 2. Scope Safety Aspects Aim Scope 3. Content Safety Aspects Environmental aspects Related Documents

Work ing I nst ruc t ion N EST LE I N DON ESI A TITLE : K e ja ya n Fa c t ory Classification : Yellow ISSUED BY : Document No. : 230.15.W.XXX-0 CHECKED BY : Issued Date : APPROVED BY : Effective Date : Applicable to: Department Section Document Change : Revision Revised Date Page Nature of change 00 XX-XX-XXXX - Original issue Lampiran 7. Format Working Instruction PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory

1. Aim

2. Scope 3. Content

4. Safety Aspects

No Skenario Bahaya K3 Pengendalian

5. Environmental aspects

No Aspek Lingkungan Pengendalian

6. Related Documents

No Judul Dokumen Nomor Dokumen Lampiran 8. Contoh Form PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory No. 230.XX.F.XXX-X MONITORING LIVE INSECT Date Check Count By PT Nestlé Indonesia Kejayan Factory 1 Jurnal Skripsi 2007 Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Kajian Sistem Manajemen Keamanan Pangan Berbasis ISO 22000 di PT Nestle Indonesia, Kejayan Factory.Ratih Dewanti-Hariyadi 1 dan Chindarwani 2 1 Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB 2 Program Sarjana, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Abstrak The International Organization for Standardization atau ISO adalah organisasi yang mengembangkan standar internasional yang dapat digunakan di seluruh dunia dengan salah satu tujuannya membantu negara berkembang mempelajari dan mengembangkan berbagai teknologi yang sudah diterapkan oleh negara maju, sehingga industri dapat bersaing dalam perdagangan global. Pada tahun 2005 ISO telah menerbitkan standar sistem manajemen keamanan, yaitu ISO 22000. Standar internasional ini menggabungkan antara sistem manajemen mutu dengan prinsip HACCP serta kombinasi dinamis dengan persyaratan dasar untuk pengendalian bahaya. PT Nestlé Indonesia sebagai salah satu produsen pangan terkemuka memberikan perhatian yang sangat serius terhadap masalah keamanan pangan dan produk yang dihasilkan. Dalam rangka pengelolaan masalah keamanan produk yang dihasilkan, PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory berencana mengimplementasikan standar ISO 22000. Saat ini sistem manajemen keamanan pangan yang diterapkan PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory dinamakan Food Safety Management system FSMS, yaitu sistem yang mengutamakan keamanan pangan, ketaatan terhadap peraturan, dan komitmen manajemen terhadap keamanan produk yang dihasilkan. Kegiatan magang ini bertujuan mengidentifikasi kesesuaian dan menganalisis kesenjangan penerapan FSMS di PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory dengan persyaratan standar ISO 22000. Langkah-langkah penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1 Mengamati penerapan Integrated Management system IMS ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS Occupational Health and Safety Assessment Series 18001. 2 Mempelajari sistem manajemen keamanan pangan yang diterapkan berupa Food Safety Management System FSMS. 3 Membuat daftar dokumen yang dibutuhkan dalam penerapan ISO 22000. 4 Menganalisis kesenjangan Gap Analysis FSMS dengan persyaratan ISO 22000. 5 Memberikan rekomendasi untuk pengembangan sistem manajemen keamanan pangan di perusahaan Hasil observasi menunjukkan bahwa standar ISO 22000 telah diakomodasi dalam FSMS di PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory. Hal ini telihat dari pemenuhan 48 kriteria dari 60 kriteria yang ada. Beberapa rekomendasi untuk lebih meningkatkan efektifitas dalam perencanaan penerapan ISO 22000 di PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory, meliputi 1 Penyusunan manual secara tersendiri khusus untuk Sistem Manajemen Keamanan Pangan yang terpisah dari Integrated Management System yang telah ada penggabungan ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001, 2 Peningkatan komitmen manajemen dengan cara mengkomunikasikan kebijakan mutu kepada seluruh karyawan secara lebih efektif, mengadakan pelatihan dan memberikan sertifikat bagi auditor internal, 3 Mensosialisasikan FSMS kepada level operator dengan cara pembuatan modul FSMS, refresh training, acara “fun game” , 4 Penentuan Kelayakan Dasar Operasional OPRP dan Pengecekan keberadaan CCPs Summary Sheet pada setiap line produksi sebagai suatu bentuk pengawasan terhadap CCP 5 Melengkapi dokumen tertulis tanggung jawab dan wewenang tim keamanan pangan, surat pengangkatan ketua tim keamanan pangan, serta pengembangan prosedur-prosedur yang sudah ada agar mencakup keamanan pangan, dan 6 Menambahkan fasilitas bangunan berupa kran air panas sesuai dengan persyaratan standar internasional ini. Keywords : Food Safety Management System FSMS, ISO 22000 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah keamanan pangan sangat penting bagi industri pangan. Tuntutan persyaratan keamanan pangan terus berkembang sesuai permintaan konsumen yang juga kian meningkat. Pelaku bisnis dalam industri pangan mulai menyadari bahwa produk yang aman hanya dapat diperoleh jika bahan baku yang digunakan bermutu, penanganan dan proses pengolahan sesuai, serta transportasi maupun distribusi yang memadai. Dengan demikian, pengendalian keamanan konvensional yang hanya mengandalkan pengawasan produk akhir tidak lagi memenuhi kebutuhan keamanan yang ada. Sistem keamanan pangan modern menuntut industri untuk merencanakan sistem pengawasan mutu sejak tahap penerimaan bahan baku hingga produk pangan didistribusikan ke konsumen. Produk pangan yang dipasarkan harus terjamin mutunya dan aman untuk dikonsumsi. Jaminan mutu dan keamanan pangan merupakan usaha nyata, sungguh- sungguh, dan terus-menerus dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatan mutu produk untuk memberikan kepuasan dan mendapatkan kepercayaan konsumen. The International Organization for Standardization atau ISO adalah organisasi yang mengembangkan standar internasional yang dapat digunakan di seluruh dunia dengan salah satu tujuannya membantu negara berkembang mempelajari dan mengembangkan berbagai teknologi yang sudah diterapkan oleh negara maju, sehingga industri dapat bersaing dalam perdagangan global. Pada tahun 2005 The International Organization for Standardization ISO telah menerbitkan standar pangan terbaru, yaitu ISO 22000. Standar ISO dapat diterapkan secara sukarela oleh setiap organisasi yang terkaitan dengan pangan di seluruh dunia. ISO 22000 adalah panduan bagi industri atau organisasi untuk mengelola sebuah sistem manajemen keamanan pangan yang pro aktif dan fleksibel. PT Nestlé Indonesia sebagai salah satu produsen pangan terkemuka memberikan perhatian yang sangat serius terhadap masalah keamanan produk yang dihasilkan. Keamanan pangan merupakan salah satu aspek mutu yang sangat penting dan tidak bisa ditawar. Dalam rangka pengembangan masalah keamanan pangan, PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory berencana mengimplementasikan standar ISO 22000. Sistem manajemen keamanan pangan pada PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory dinamakan dengan Food Safety Management system FSMS. Persyaratan yang ada pada FSMS berdasarkan pendekatan standar internasional ISO 22000 yang secara umum mengutamakan sistem keamanan pangan, ketaatan peraturan dan komitmen manjemen terhadap keamanan pangan.

B. TUJUAN

Kegiatan magang bertujuan mengidentifikasi kesesuaian dan menganalisis kesenjangan Sistem Manajemen Keamanan Pangan SMKP yang diterapkan di PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory yaitu FSMS dengan standar mutu internasional ISO 22000. METODOLOGI PENELITIAN a. Tempat Dan Waktu Penelitian dilaksanakan di PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory yang beralamt di Jl. Raya Pasuruan km 9.5, Jawa Timur selama 4 bulan, yaitu tanggal 4 Februari 2007 sampai dengan 5 Juni 2007. kegiatan ini dolakukan pada Departemen Quality Assurance, bagian Higiene Factory.

b. Metode

Penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Pengamatan sistem manajemen di PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory Sistem Manajemen yang diterapkan di PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory berupa Integrated Management System IMS ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara dokumentasi dan penerapan secara langsung di lapangan. Pengamatan secara dokumentasi dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penerapan IMS. Sedangkan pengamatan secara langsung 3 IMS dengan cara observasi lapangan dan interview. Observasi lapangan dilakukan dengan mengamati secara langsung dan merekam penerapan sistem. Interview dilakukan kepada pihak-pihak tertentu terkait dengan penerapan IMS. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi lapangan dan interview berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem manajemen internal perusahaan dan penerapan IMS, serta mendapatkan gambaran mengenai kesesuaian standar internal yang diterapkan dengan IMS. 2. Kajian sistem manajemen keamanan pangan yang diterapkan yaitu Food Safety Management System FSMS Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara dokumentasi dan penerapan secara langsung di lapangan. Pengamatan secara dokumentasi dilakukan dengan melihat dokumen- dokumen yang berhubungan dengan penerapan FSMS. Observasi lapangan dilakukan dengan cara mengamati secara langsung dan merekam penerapan sitem serta terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan FSMS. Interview dilakukan lepada pihak-pihak tetentu terkait dengan penerapan FSMS. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan interview berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan penerapan FSMS di line produksi, komunikasi internal yang berpengaruh kepada keamanan pangan, serta mendapatkan gambaran mengenai kesesuaian standar yang digunakan dengan keadaan di lapangan. 3. Penyusunan daftar dokumen yang dibutuhkan dalam penerapan ISO 22000 Membuat daftar dokumen yang dibutuhkan sebagai rujukan dalam penerapan ISO 22000. Daftar dibuat dengan mentabulasi klausul-klausul dimulai dari klausul 4. Klausul 1, 2, 3 terdiri dari ruang lingkup, rujukan normatif serta istilah dan definisi. 4. Analisis kesenjangan Gap Analysis anatara FSMS dengan persyaratan ISO 22000 Analisis kesenjangan dilakukan dengan membandingkan pemenuhan FSMS di perusahaan dengan persyaratan standar ISO 22000. Berdasarkan hasil perbandingan dapat diketahui sejauh mana kesiapan perusahaan dalam menerapkan sistem manajemen keamanan pangan ISO 22000, serta hal-hal apa saja yang perlu disiapkan untuk penerapan sistem manajemen keamanan pangan ISO 22000. 5. Penyusunan rekomendasi untuk pengembangan sistem manajemen keamanan pangan di perusahaan Berdasarkan metode yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya, maka diberikan rekomendasi atau saran langkah-langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam pengembangan FSMS di perusahaan agar sesuai dengan persyaratan ISO 22000. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Integrated management system di PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory Integrated management system IMS adalah suatu sistem manajemen yang terdiri dari ISO 14001 ditambah paling tidak satu sistem manajemen lain. Baik kedua atau lebih sistem manajemen tersebut harus berjalan bersamaan dengan sistem manajemen lain dan dapat diaudit oleh suatu badan eksternal Whitelaw, 2004. IMS merupakan gabungan dari tiga sistem manajemen yang diterapkan secara bersamaan, yaitu ISO 9001 sistem manajemen mutu, ISO 14001 sistem manajemen lingkungan, dan OHSAS 18001 sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem manajemen tersebut dibuat oleh suatu organisasi independen, yaitu ISO International Organization for Standardization untuk ISO 9001 14001, dan BSI British Standards Intitution untuk OHSAS 18001. Ketiga sistem manajemen ini diakui secara internasional dan telah diadopsi, baik oleh institusi pemerintah, swasta, dll. PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory hingga saat ini memiliki sistem manajemen internal mengenai mutu, lingkungan, dan K3. Sistem manajemen internal tersebut adalah Nestlé Quality System NQS yang ekuivalen dengan ISO 9001, Nestlé Environmental Management System NEMS yang ekuivalen