Aktivitas Peserta Didik Pembahasan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada

4 Peran aktif guru dalam mengarahkan peserta didik dan pemberian motivasi kepada peserta didik. 5 Guru menginformasikan kepada peserta didik bahwa kuis dan pekerjaan rumah yang dikerjakan dengan baik akan mendapat tambahan nilai.

4.2.2 Aktivitas Peserta Didik

Berdasarkan hasil observasi aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen, terjadi peningkatan aktivitas belajar peserta didik dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Pada pertemuan pertama, aktivitas sudah sangat baik, hal itu dimungkinkan karena sebelum pertemuan pertama berlangsung, guru telah memberikan arahan-arahan mengenai proses pembelajaran yang akan berlangsung sehingga peserta didik dapat mempersiapkannya terlebih dahulu. Meskipun begitu, pada saat presentasi hasil proyek masih ada beberapa peserta didik yang terlihat kurang aktif dan sedikit berperan serta dalam kelompok. Pada pertemuan kedua, peserta didik lebih terlihat antusias karena proyek yang dilakukan berkaitan dengan dunia usaha. Pada saat presentasi hasil proyek, peserta didik terlihat bangga akan hasil yang mereka dapat bahkan kebanyakan dari peserta didik yang mayoritas adalah peserta didik putri, tidak ragu mengenakan bros bunga hasil buatannya di seragamnya. Kriteria aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen termasuk kriteria sangat baik. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktivias peserta didik yaitu 80,1.

4.2.3 Pembahasan Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada

Materi Program Linear Materi program linear merupakan materi yang memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dibutuhkan suatu kemampuan pemecahan masalah untuk dapat menyelesaikan soal-soal materi program linear. Setelah kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 76,25 dan kelas kontrol 71,44. Hasil analisis uji proporsi satu pihak uji pihak kanan menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen mencapai ketuntasan klasikal yaitu lebih dari 75 dari banyaknya peserta didik mencapai KKM. Setelah dilakukan uji kesamaan rata-rata terhadap kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan model PBL lebih dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan model ekspositori. Hal ini sejalan dengan penelitian pembelajaran PBL sebelumnya oleh penelitian yang dilakukan oleh Gokhan Bas 2011 menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model PBL lebih tinggi daripada peserta didik yang pembelajarannya hanya mengacu pada buku teks. Selain itu diperoleh kenyataan bahwa peserta didik sudah mulai terbiasa menggunakan langkah- langkah Polya dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah. Menurut peserta didik, langkah Polya membantu mereka dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah karena langkah-langkahnya tersistematis. Contoh jawaban tes kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 48. Faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab adanya perbedaan antara kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut. 1 Pada model PBL, peserta didik diberikan pengalaman belajar yang dirancang dalam bentuk kelompok yang membantu siswa memahami materi dan membangun pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru. Peserta didik diajak untuk melihat sebuah masalah program linear secara nyata melalui sebuah proyek sehingga kemampuan mereka dalam memahami sebuah soal akan lebih terasah. Pada pembelajaran ekspositori, peserta didik cenderung pasif dalam menerima materi. Masalah-masalah program linear yang disajikan hanya sebatas cerita tanpa contoh nyata sehingga peserta didik merasa kesulitan dalam memahami masalah program linear yang disajikan. 2 Pembelajaran menggunakan model PBL lebih menarik sehingga peserta didik lebih termotivasi dan bersemangat dalam pembelajaran. Mereka lebih aktif dalam menggali pengetahuan contohnya dalam menyampaikan pendapat, presentasi hasil proyek, dan dalam menanggapi hasil proyek yang dipresentasikan oleh temannya. Pada pembelajaran ekspositori, guru hanya menerangkan dan membahas soal-soal sehingga peserta didik cenderung kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Proses bertanya hanya didominasi oleh peserta didik yang memiliki keberanian dan kemampuan untuk menyampaikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan guru. 3 Pembelajaran menggunakan PBL membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit yaitu dengan berdiskusi dalam kelompok. Melalui berdiskusi dalam kelompok, akan terjalin komunikasi dimana peserta didik akan saling bertukar pikiran dan pendapat.

4.2.4 Pembahasan Pengaruh Aktivitas terhadap Kemampuan Pemecahan