Tingkat Kesukaran Analisis Instrumen Tes Uji Coba

80 , 60 , 11   r : reliabilitas tinggi 00 , 1 80 , 11   r : reliabilitas sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis reliabilitas, diperoleh harga dan . Karena , dapat disimpulkan bahwa tes uji coba reliabel dengan kriteria sangat tinggi. Contoh perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

3.7.1.3 Tingkat Kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran soal adaah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang proporsional, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik Arifin, 2012:342. Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran soal bentuk uraian adalah sebagai berikut. Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran digunakan tolak ukur sebagai berikut. 0,00 – 0,30 soal termasuk kriteria sukar, 0,31 – 0,70 soal termasuk kriteria sedang, 0,71 – 1,00 soal termasuk kriteria mudah. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran, dari empat soal yang diujicobakan diperoleh dua soal tergolong sedang yaitu butir nomor 1 dan 2 sedangkan butir nomor 3 dan 4 tergolong sukar. Contoh perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Soal yang digunakan adalah soal-soal yang proporsi tingkat kesukarannya tersebar secara normal yaitu soal sukar 25, soal sedang 50, soal mudah 25 Arifin, 2012:347. Jadi dari empat soal yang digunakan untuk tes evaluasi akhir terdiri atas satu soal mudah, dua soal sedang, dan satu soal sukar. Berdasarkan hasil analisis ternyata ada dua soal kategori sedang yaitu butir nomor 1 dan 2 yang masing-masing tingkat kesukarannya adalah 0,67 dan 0,42 sehingga untuk mendapatkan satu soal kategori mudah perlu dilakukan revisi diantara dua soal tersebut. Soal nomor 1 dipilih menjadi soal yang direvisi agar menjadi soal kategori mudah karena harga tingkat kesukarannya lebih mendekati kategori mudah dibanding soal nomor 2. Berikut merupakan soal nomor 1 sebelum direvisi. Gambar 3.1 Soal Nomor 1 Sebelum Direvisi Kebanyakan dari peserta didik salah pada bagian menyusun model matematika untuk kendala „banyak kursi yang dibuat Pak Gigih dalam satu minggu palin g sedikit tiga kali banyak meja‟. Peserta didik belum memahami apa Pak Gigih adalah seorang tukang kayu yang membuat meja dan kursi sekaligus menjualnya sendiri. Setiap meja yang terjual, Pak Gigih mendapat keuntungan sebesar Rp 300.000,00 dan setiap kursi yang terjual keuntungannya adalah Rp 100.000,00. Dalam seminggu, Pak Gigih hanya dapat bekerja hingga 60 jam. Setiap pembuatan meja diperlukan waktu 6 jam dan setiap kursi membutuhkan waktu 3 jam. Dapat dihitung bahwa banyak kursi yang dibuat Pak Gigih dalam satu minggu paling sedikit tiga kali banyak meja. Hitung berapa banyak meja dan kursi yang harus dijual Pak Gigih dalam satu minggu agar mendapat maksud dari pernyataan tersebut, sehingga mereka keliru dalam menyusun model matematikanya. Tujuan revisi adalah agar soal memiliki tingkat kesukaran mudah, sehingga soal direvisi dengan tidak memunculkan pernyataan tersebut ke dalam soal. Berikut merupakan soal nomor 1 setelah direvisi agar tingkat kesukarannya tergolong mudah. Gambar 3.2 Soal Nomor 1 Setelah Direvisi Soal nomor 3 dan 4 termasuk kategori sukar yang masing-masing tingkat kesukarannya 0,12 dan 0,27 sehingga untuk mendapatkan satu soal kategori sedang, perlu dilakukan revisi terhadap salah satu dari kedua soal tersebut. Dipilih soal nomor 4 yang direvisi agar menjadi soal kategori sedang karena harga tingkat kesukaran soal nomor 4 lebih mendekati kategori sedang dibanding soal nomor 3. Berikut merupakan soal nomor 4 sebelum direvisi. Pak Gigih adalah seorang penjual meja dan kursi. Pak Gigih membeli meja dari seorang tukang kayu seharga Rp 100.000,00 dan menjualnya kembali dengan harga Rp 115.000,00, sedangkan kursi dibeli Pak Gigih dengan harga Rp 50.000,00 dan dijual kembali dengan harga Rp 60.000,00. Pak Gigih hanya memiliki modal Rp 1.600.000,00. Mengingat kapasitas tokonya, Pak Gigih hanya akan membeli meja dan kursi tidak lebih dari 18 buah. Tentukan banyaknya meja dan kursi yang harus dibeli Pak Gigih agar mendapat keuntungan maksimum Gambar 3.3 Soal Nomor 4 Sebelum Direvisi Kebanyakan peserta didik terlihat kurang cermat saat mengerjakan. Mereka terkecoh pada banyaknya pesanan zat A dan zat B yang diketahui masih dalam bentuk kuintal, padahal zat P dan zat Q yang diketahui dalam bentuk kilogram kg. Untuk mendapatkan soal dengan tingkat kesukaran sedang, soal tersebut direvisi pada bagian satuan yang diketahui. Semua satuan disamakan, agar tingkat kesukaran turun dari sukar menjadi sedang. Berikut adalah soal nomor 4 setelah direvisi. Gambar 3.4 Soal Nomor 4 Setelah Direvisi Dalam suatu periode waktu produksi, disamping menjual melalui toko, pabrik kimia Nitrogunanusa menerima pesanan 320 kuintal zat A dan 120 kuintal zat B. Adapun zat A dan zat B diperoleh dengan proses pencampuran zat P dan zat Q. Proses dengan cara lama menggunakan 1 kg zat P, 3 kg zat Q, dan suatu bahan dasar menghasilkan 5 kg zat A dan 2 kg zat B. Proses dengan cara baru menggunakan 4 kg zat P, 2 kg zat Q dan suatu bahan dasar menghasilkan 3 kg zat A dan 8 kg zat B. Zat P tersedia 600 kuintal dan zat Q tersedia 480 kuintal. Tentukan model matematika dari masalah tersebut Dalam suatu periode waktu produksi, disamping menjual melalui toko, pabrik kimia Nitrogunanusa menerima pesanan 320 kg zat A dan 120 kg zat B. Adapun zat A dan zat B diperoleh dengan proses pencampuran zat P dan zat Q. Proses dengan cara lama menggunakan 1 kg zat P, 3 kg zat Q, dan suatu bahan dasar menghasilkan 5 kg zat A dan 2 kg zat B. Proses dengan cara baru menggunakan 4 kg zat P, 2 kg zat Q dan suatu bahan dasar menghasilkan 3 kg zat A dan 8 kg zat B. Zat P tersedia 600 kg dan zat Q tersedia 480 kg. Tentukan model matematika dari masalah tersebut Setelah dilakukan revisi, diperoleh soal dengan tingkat kesukaran mudah yaitu soal nomor 1, soal kategori sedang yaitu nomor 2 dan 4, serta soal kategori sukar yaitu soal nomor 3.

3.7.1.4 Daya Pembeda