2.2. Konsep Kinerja
Konsep kinerja berdasarkan terminologinya memiliki macam-macam pengertian. Pengertian tersebut tergantung di mana hal tersebut ditempatkan.
Menurut LAN, 1992 dalam Amins 2012: 41, kinerja yang diterjemahkan dari Kosakata Bahasa Inggris performance, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan
kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, unjuk kerja, atau penampilan kerja. Pengertian tentang kinerja lainnya menurut para ahli dalam Amins 2012: 41 – 42 adalah
sebagai berikut. 1.
Menurut Gibson et. al. 1997, dikatakan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Batasan tersebut mengandung makna bahwa kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai
dengan baik. 2.
Menurut Rivai dan Basri 2005, bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam
melaksanakan tugas dibandingkan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
telah disepakati bersama. 3.
Menurut Wittaker 1997, kinerja juga merupakan alat ukur manajemen yang digunakan untuk menilai tingkat pertanggungjawaban seseorang dalam
melakukan tugasnya. 4.
Sedangkan menurut Harsey dan Blanchard 1988, menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.
Sementara menurut Robbins dalam Rivai dan Basri 2005, mengemukakan tentang dimensi kinerja sebagai fungsi interaksi kemampuan atau
ability A, motivasi atau motivation M, dan kesempatan atau opportunity O, dan secara matematis dinyatakan Kinerja = f A x M x O, yang artinya kinerja
merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi, dan kesempatan Amins, 2012: 42. Ability A adalah kemampuan untuk menetapkan dan atau melaksanakan suatu
sistem pemanfaatan sumber daya dan teknologi secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal. Motivation M adalah keinginan dan kesungguhan
seorang pekerja untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Opportunity O adalah kesempatan yang
dimiliki oleh karyawan secara individu dalam mengerjakan, memanfaatkan waktu dan peluang untuk mencapai hasil tertentu.
Gambar 2.1. Dimensi Kinerja Rivai dan Basri 2005 dalam Amins, 2012: 43 Suatu kinerja juga berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat
imbalan, namun juga dipengaruhi keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat individu. Ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Gibson et. al., 1995
KEMAMPUAN
MOTIVASI KINERJA
PELUANG
dalam Amins, 2012: 44 – 45 dengan model partner-lawyernya. Bahwa suatu kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1 harapan
mengenai imbalan; 2 dorongan; 3 kemampuan, kebutuhan dan sifat; 4 persepsi terhadap tugas; 5 imbalan internal dan eksternal; 6 persepsi terhadap tingkat
imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan tiga hal, yaitu: 1 kemampuan, 2 keinginan, dan 3 lingkungan. Dikaitkan
dengan peran individu dalam organisasi, kinerja adalah serangkaian perilaku atau kegiatan individu yang sesuai dengan harapan atau keinginan organisasi tempat ia
bekerja Arnold dan Feldman, 1986 dalam Amins, 2012: 45. Menurut Amins 2012: 47, berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan
kinerja adalah sebagai ekspresi potensi berupa perilaku atau cara seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan suatu kegiatan atau tugas sehingga
menghasilkan suatu produk yang merupakan wujud dari semua tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan kepadanya. Oleh sebab itu, kinerja dapat
diukur berdasarkan tiga aspek, yaitu perilaku dalam melaksanakan tugas, kegiatan atau cara untuk menghasilkan suatu hasil kerja, dan hasil kerja itu sendiri. Dengan
kata lain, dapat dikatakan kinerja merupakan hasil, baik kuantitas maupun kualitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi
tanggungjawabnya. Dari banyaknya definisi tentang konsep kinerja di atas, dapat ditarik
simpulan bahwa kinerja adalah suatu capaian yang dapat dijadikan sebagai ukuran atas suatu keberhasilan pelaksanaan tugas didasarkan oleh tujuan dan sasaran
kerja yang telah ditentukan di awal.
2.3. Penilaian dan Pengukuran Kinerja