Pengukuran Aksesibilitas Hasil Penelitian

4.1.3. Pengukuran Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan kemudahan akses terhadap titik tertentu pada suatu wilayah. Apakah suatu titik tertentu tersebut dikatakan mudah aksesnya atau tidak, dapat ditilik dari aspek jarak, waktu, dan biaya tempuhnya. Dalam melihat hal tersebut aspek topografimedan suatu daerah juga menjadi bahan pertimbangan tersendiri dalam memahami mudahtidaknya akses terhadap suatu titik yang menjadi tujuan. Sumber: Dokumentasi Lapangan, 26 Juni 2013 Gambar 4.10. Pengukuran Jarak, Waktu, dan Biaya Tempuh Gambar 4.10. di atas adalah prosesi pengukuran jarak, waktu, dan biaya tempuh yang merupakan ukuran aksesibilitas di lapangan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa GPS mobile yang dipadukan dengan ukuran speedometer juga serta alat bantu stopwatch. Untuk ukuran biaya tempuh diperoleh dari informasi dari standar biaya ojek untuk menuju lokasi masing- masing kecamatan. Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus adalah aksesibilitas masyarakat terhadap kantor kecamatan dalam urusannya dengan pelayanan KKKTP pasca terjadinya pemekaran wilayah dari kecamatan induknya. Tentu, untuk menilai mudah atau tidaknya akses tersebut perlu adanya perlakuan perbandingan dengan kecamatan induknya yang saat itu masih dalam satu wilayah administratif. Dalam hal ini, harapan masyarakat adalah didekatkannya pelayanan publik di tengah- tengah masyarakat. Penilaian tersebut diukur dari masing-masing desakelurahan di daerah otonom baru Kecamatan Puhpelem menuju lokasi Kecamatan Puhpelem dan lokasi Kecamatan Induk Kecamatan Bulukerto. Hal tersebut, pengukurannya dilihat dari jarak, waktu, dan biaya tempuhnya. Hasil pengukuran lapangan tentang aksesibilitas tersebut digambarkan sebagai berikut. Tabel 4.14. Aksesibilitas Desa-desa ke Kantor Kecamatan Bulukerto No Desa Daya Jangkau Jarak Waktu Biaya Km Menit Rp. 1 Golo 16,7 26’05,35” 25.000 2 Tengger 11,4 16’58,14” 20.000 3 Sukorejo 10,4 19’18,40” 25.000 4 Nguneng 7,4 11’45,22” 20.000 5 Giriharjo 5,4 08’49,32” 15.000 6 Puhpelem 6,4 10’03,63” 15.000 Sumber: Pengukuran Lapangan Pada Tabel 4.14. di atas menunjukkan daya jangkau terhadap lokasi kantor Kecamatan Bulukerto yang merupakan Kecamatan Induk dari tiap desakelurahan di Kecamatan Puhpelem Daerah Otonom Baru. Daya jangkau atau aksesibilitas terdiri dari ukuran jarak, waktu, dan biaya tempuh yang akan menggambarkan besaran keterjangkauannya. Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa, daya jangkau paling rendah berada di Desa Golo. Ini benar adanya, karena desa ini berada di medan yang kasar atau terjal. Tabel 4.15. Aksesibilitas Desa-desa ke Kantor Kecamatan Puhpelem No Desa Daya Jangkau Jarak Waktu Biaya Km Menit Rp. 1 Golo 14,2 24’42,45” 20.000 2 Tengger 8,2 12’20,30” 15.000 3 Sukorejo 7,9 14’29,52” 20.000 4 Nguneng 5,3 09’01,61” 15.000 5 Giriharjo 2,7 03’50,73” 10.000 6 Puhpelem 0,6 01’37,57” 0 - 10.000 Sumber: Pengukuran Lapangan Dari Tabel 4.15. di atas jika dibandingkan dengan Tabel 4.14. sebelumnya, terdapat selisih atas unsur jarak, waktu, dan biaya tempuh untuk menuju ke masing-masing lokasi kantor kecamatan. Maka dapat ditarik gambaran awal bahwa, terjadi penghematan aksesibilitas dengan melihat selisih yang ada tersebut. Informasi yang diperoleh tersebut, merupakan gambaran aksesibilitas terhadap lokasi masing-masing kecamatan yang dilakukan dengan pengukuran di lapangan. Setelah diketahui daya jangkaunya masing-masing, maka dapat dicari apakah terdapat besaran penghematan daya jangkau untuk menggambarkan apakah pelayanan publiknya memang benar-benar semakin dekatterjangkau baik dari jarak, waktu, dan biaya tempuhnya. Selengkapnya, dapat digambarkan sebagai berikut pada Tabel 4.16. halaman 72. Tabel 4.16. Penghematan Jarak, Waktu, dan Biaya Tempuh Menuju Lokasi Kantor Kecamatan Bulukerto – Kecamatan Puhpelem No Desa Efisiensi Daya Jangkau Jarak Waktu Biaya Km Menit Rp. 1 Golo +2,5 +02’37,10” +5.000 2 Tengger +3,2 +04’37,84” +5.000 3 Sukorejo +2,5 +04’48,90” +5.000 4 Nguneng +2,1 +02’43,61” +5.000 5 Giriharjo +2,7 +04’58,59” +5.000 6 Puhpelem +5,8 +08’26,06” +0 - 5.000 Sumber: Analisis Data Primer, Tabel 4.14. dan Tabel 4.15. Dari Tabel 4.16. di atas menunjukkan bahwa terjadi penghematan daya jangkau baik dari unsur jarak, waktu, dan biaya tempuh untuk menuju lokasi kecamatan baru hasil dari pemekaran wilayah. Itu artinya akses untuk menuju lokasi tersebut semakin dekat setelah terbentuknya daerah otonom baru hasil dari pemekaran wilayah. Penghematan yang terlihat mencolok adalah di Desa Puhpelem, oleh karena lokasi kantor kecamatan baru Kecamatan Puhpelem berada di desa ini. Di desa tersebut untuk menuju kantor kecamatan dapat dilakukan tanpa biaya atau cukup dengan jalan kaki saja.

4.1.4. Kinerja Pelayanan Administrasi Dasar KKKTP

Dokumen yang terkait

Konflik Pemekaran Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus:Konflik Horisontal yang Bersifat Laten di Desa Pagar Manik, Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai)

8 84 101

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Kecamatan Pesanggrahan sebagai Kecamatan Induk dan Kecamatan Siliragung sebagai Pemekaran Wilayah di Kabupaten Banyuwangi)

0 5 2

DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada Kecamatan Kangayan, Sebagai Hasil Pemekaran Dari Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)

0 6 3

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH PADA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO

2 18 63

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PASCA PEMEKARAN KECAMATAN (Studi di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

5 36 94

PENGARUH PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat : Studi di Kecamatan Ngusikan Kabupaten J

0 4 19

HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI.

0 2 6

ANALISIS TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 18

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (STUDI PELAYANAN PUBLIK DALAM SEKTOR PENDIDIKAN PASCA PEMEKARAN WILAYAH DI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD) | POLAKITANG | JURNAL EKSEKUTIF 2681 4947 1 SM

0 0 7

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK : STUDI KASUS PEMEKARAN KECAMATAN KRANGGAN KOTA MOJOKERTO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 12