Kondisi Demografi Gambaran Umum Wilayah

Berdasarkan data statistik daerah tahun 2012, sektor paling dominan di Kecamatan Puhpelem ini memang berada pada sektor pertanian.

4.1.1.3. Kondisi Demografi

Kondisi demografi merupakan keadaan kependudukan suatu daerah mengenai jumlah, kepadatan, sex ratio, angka ketergantungan, dan sebagainya. Berdasarkan data Kecamatan Dalam Angka Tahun 2012, penduduk di Kecamatan Puhpelem berjumlah 23.311 jiwa dengan penduduk laki-lakinya 11.528 jiwa dan penduduk perempuannya 11.783 jiwa. Selengkapnya data tentang kondisi penduduk setempat dapat dilihat pada Tabel 4.3. sebagai berikut. Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap DesaKelurahan No. DesaKelurahan Laki-laki Perempuan L+P 1 Puhpelem 1.989 2.012 4.001 2 Giriharjo 1.529 1.609 3.138 3 Nguneng 1.936 1.792 3.728 4 Sukorejo 1.656 1.682 3.338 5 Tengger 2.352 2.412 4.764 6 Golo 2.066 2.276 4.342 Jumlah 11.528 11.783 23.311 Sumber: Kecamatan Puhpelem Dalam Angka 2012 Dari Tabel 4.3. di atas dapat diketahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yaitu dengan konsep sex ratio. Sex ratio merupakan ukuran perbandingan antara penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan tiap 100 penduduk perempuan. Nilai sex ratio tersebut menunjukkan angka 98, yang artinya tiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki- laki. Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana kondisi demografi di Kecamatan Puhpelem ini dapat ditunjukkan dengan kondisi mata pencaharian yang digeluti masyarakat setempat. Mata pencaharian tersebut dapat meliputi petani, buruh tani, wiraswasta, PNSTNIPolri, pedagang, dan lain-lain. Secara rinci kondisi tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut. Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian No. Mata Pencaharian Jumlah 1 Petani 5636 53,98 2 Buruh petaniindustribangunan 2504 23,98 3 PNSTNIPolri 170 1,63 4 Wiraswasta 492 4,71 5 Pedagang 667 6,39 6 Jasa transportasi 81 0,78 7 Lain-lain 891 8,53 Jumlah 10441 100 Sumber: Kecamatan Puhpelem Dalam Angka 2012 Informasi kondisi mata pencaharian dalam Tabel 4.4. di atas berdasarkan penduduk umur di atas 10 tahun. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa mata pencaharian paling dominan adalah petani dengan proporsi melebihi separuh bagian, artinya lebih dari setengahnya penduduk Kecamatan Puhpelem yang bekerja, berada pada pekerjaan sebagai petani. Ini berbanding lurus dengan luas lahan baik sawah maupun tegalan yang ditunjukkan pada tabel 4.3. di atas dengan prosentase paling besar setelah bangunanpekarangan sebesar 37,64. Sedangkan mata pencaharian paling sedikit adalah jasa transportasi dengan prosentase 0,78. Ini dapat disebabkan karena sudah banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi sebagai alat transportasi dan berdasarkan observasi lapangan memang begitu adanya. Selain sub-sub kondisi demografis di atas, dalam suatu wilayah tentu memperlihatkan bagaimana persebaran penduduknya. Kondisi ini dikenal dengan kondisi kepadatan penduduk di mana jumlah penduduk akan dibagi luas wilayahnya. Sehingga akan diketahui persebaran penduduknya per kilometer, maka dari itu pula dapat ditunjukkan seberapa padatnya penduduk dalam suatu wilayah. Untuk lebih jelasnya seberapa kepadatan penduduk di Kecamatan Puhpelem adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5. Kepadatan Penduduk per Km² Tiap DesaKelurahan No. DesaKelurahan Jumlah Penduduk Luas Wilayah Km² Kepadatan Penduduk 1 Puhpelem 4.001 4,03 994 2 Giriharjo 3.138 3,86 812 3 Nguneng 3.728 5,88 634 4 Sukorejo 3.338 5,49 608 5 Tengger 4.764 5,78 824 6 Golo 4.342 6,58 660 Jumlah 23.311 31,62 737 Sumber: Kecamatan Puhpelem Dalam Angka 2012 Dari Tabel 4.5. di atas yang menampilkan gambaran kepadatan penduduk di Kecamatan Puhpelem, terlihat bahwa angka kepadatan penduduknya mengatakan 737, yang artinya tiap 1 satu kilometer persegi di wilayah Kecamatan Puhpelem terdapat sejumlah 737 penduduk yang menempatinya. Desa yang memiliki kepadatan paling tinggi adalah Desa Puhpelem dengan angka 994 dan desa paling rendah kepadatan penduduknya adalah Desa Sukorejo dengan angka 608.

4.1.1.4. Kondisi Sosial

Dokumen yang terkait

Konflik Pemekaran Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus:Konflik Horisontal yang Bersifat Laten di Desa Pagar Manik, Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai)

8 84 101

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Kecamatan Pesanggrahan sebagai Kecamatan Induk dan Kecamatan Siliragung sebagai Pemekaran Wilayah di Kabupaten Banyuwangi)

0 5 2

DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada Kecamatan Kangayan, Sebagai Hasil Pemekaran Dari Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)

0 6 3

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH PADA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO

2 18 63

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PASCA PEMEKARAN KECAMATAN (Studi di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

5 36 94

PENGARUH PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat : Studi di Kecamatan Ngusikan Kabupaten J

0 4 19

HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI.

0 2 6

ANALISIS TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 18

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (STUDI PELAYANAN PUBLIK DALAM SEKTOR PENDIDIKAN PASCA PEMEKARAN WILAYAH DI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD) | POLAKITANG | JURNAL EKSEKUTIF 2681 4947 1 SM

0 0 7

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK : STUDI KASUS PEMEKARAN KECAMATAN KRANGGAN KOTA MOJOKERTO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 12