Kondisi Pemerintahan Kondisi Insfrastruktur Jalan

Dari Tabel 4.8. di atas bahwa dari tahun 2010 – 2011 tidak terjadi perubahan infrastruktur kesehatan. Kecamatan Puhpelem memiliki 1 puskesmas, 5 PKD, 5 pustu, 29 posyandu, dan 1 praktek dokter. Sedangkan untuk tenaga kesehatannya didominasi oleh dukun bayi. Ini menunjukkan tenaga dukun bayi masih kental digunakan di Kecamatan ini dibanding tenaga kesehatan yang lainnya. Hal tersebut bisa terjadi jika taraf hidup masyarakat yang rendah dan kemungkinan lainnya adalah karena masalah biaya yang kurang terjangkau.

4.1.1.5. Kondisi Pemerintahan

Kecamatan merupakan pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah KabupatenKota yang terdiri atas desa dan kelurahan. Dalam hal otonomi daerah, kecamatan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD KabupatenKota yang mempunyai wilayah kerja tertentu di bawah pimpinan Camat. Secara administratif Kecamatan Puhpelem terbagi menjadi 6 desakelurahan terdiri dari 5 desa dan 1 kelurahan yang terbagi lagi menjadi beberapa dusunlimgkungan, Rukun Warga RW, dan Rukun Tetangga RT. Masing-masing terbagi dalam 26 dusunlingkungan, 38 RW, dan 139 RT. Sedangkan secara kepegawaian, jumlah pegawai di semua dinasinstansi di Kecamatan Puhpelem adalah sebanyak 53 pegawai terdiri dari 37 pegawai laki- laki dan 16 perempuan. Secara rinci informasi tentang kepegawaian tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.9. sebagai berikut. Tabel 4.9. Jumlah Pegawai di Kecamatan Puhpelem Berdasarkan Jenis Kelamin No. DinasInstansi L P Jumlah 1 Kecamatan 8 - 8 2 KCD Pendidikan 5 1 6 3 BPS - 1 1 4 Puskesmas 7 12 19 5 PKPLKB 2 - 2 6 BRI - - - 7 BPR - - - 8 Perhutani 1 - 1 9 Pengairan 1 - 1 10 KCD Pertanian 4 - 4 11 KUA 4 2 6 12 Pasar 1 - 1 13 Pos dan Giro - - - 14 Petugas Sosial Kec. 2 - 2 15 DPU 1 - 1 16 Peternakan 1 - 1 Jumlah 37 16 53 Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Puhpelem 2012 Dari Tabel 4.9. di atas tentang jumlah pegawai tergambar bahwa pegawai yang berada di Kecamatan Puhpelem bagian instansi kecamatan berjumlah 8 dengan jumlah laki-laki 8 dan jumlah perempuan tidak ada nol. Tetapi, berdasarkan hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah 2 pegawai perempuan yang statusnya honorer. Sedangkan, berdasarkan pembagian tugasnya, jumlah pegawai yang berada pada pintu pelayanan publik untuk pelayanan administrasi dasar KKKTP berjumlah 3 petugas pelayanan.

4.1.1.6. Kondisi Insfrastruktur Jalan

Kecamatan Puhpelem sebagai daerah otonom baru hasil pemekaran daerah salah satunya adalah untuk mendekatkan pelayanan publik ke tengah- tengah masyarakat. Tentu hal itu mudah keterjangkauannya seiring dengan kondisi infrastruktur jalan yang memadai sebagai prasarana menuju tempat pelayanan publik. Dengan morfologi yang berbukit, Kecamatan Puhpelem memiliki medan yang terjal untuk transportasi dari desa-desa menuju pusat pelayanan publik. Berdasarkan observasi lapangan bahwa sebagian besar masyarakat menuju pusat pelayanan publik menggunakan alat transportasi pribadi seperti kendaraan bermotor, di samping juga ada yang menggunakan jasa ojek setempat. Kondisi infrastruktur jalan di daerah ini berdasarkan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa secara umum memiliki jalan yang bagus secara fisik. Jenis jalan yang ada di Kecamatan Puhpelem beragam mulai dari jalan aspal yang sebagian juga merupakan penghubung antar provinsi, jalan beton, dan jalan makadam jalan berlapis batuan keras. Infrastruktur jalan tersebut menghubungkan antar desa-desa di Kecamatan Puhpelem sekaligus sebagai konektivitas antar wilayah di sekitarnya. Dengan konektivitas yang memadai tersebut maka pusat pelayanan publik yang berada di ibukota dapat dijangkau oleh masyarakat. Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013 Gambar 4.5. Infrastruktur Jalan Aspal Gambar 4.5. di atas merupakan kondisi jalan di Kecamatan Puhpelem secara fisik yang juga merupakan jalan antar provinsi. Jalan ini menghubungkan antara Provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur menuju Kabupaten Magetan. Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013 Gambar 4.6. Infrastruktur Jalan Beton Gambar 4.6. di atas menunjukkan kenampakan lapangan jalan beton yang ada di Kecamatan Puhpelem yang merupakan sebagai prasarana jalan menuju pusat pelayanan publik. Selain itu juga terdapat jalan berjenis makadam maupun campuran antara makadam dan beton. Lebih jelasnya ditunjukkan sebagai berikut. Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013 Gambar 4.7. Infrastruktur Jalan Makadam Gambar 4.7. di atas merupakan gambaran di lapangan mengenai kondisi jalan makadam, yaitu jalan dengan tatanan bebatuan keras yang tepatnya berada di Desa Tengger sebagai penghubung menuju lokasi pusat-pusat pelayanan publik. Prasarana jalan sebagai koneksi menuju lokasi pelayanan publik akan berpengaruh terhadap tingkat aksesibilitas suatu wilayah. Itu dapat terjadi karena secara langsung mempengaruhi daya jangkau waktu dan biaya tempuhnya. Semakin memadainya prasarana jalannya, maka akan semakin mudah dan terjangkau daya akses untuk menuju suatu tempat, begitu juga sebaliknya. Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013 Gambar 4.8. Infrastruktur Jalan Campuran Beton dan Makadam Gambar 4.8. di atas merupakan jalan campuran antara jalan beton yang berbahan dasar semen dan jalan makadam dengan tatanan bebatuan. Jalan tersebut tepatnya berada di Desa Golo yang menghubungkan daerah terjauh dari kecamatan ini menuju pusat-pusat pelayanan publik. Tetapi, membahas soal infrastruktur jalan di Kecamatan Puhpelem, juga terdapat kenampakan fisiknya yang rusak. Hal tersebut dapat dikarenakan adanya beban muatan yang dibawa kendaraan yang tidak dapat ditopang kuat oleh jalan maupun karena memang pengaruh cuaca hujan yang menimbulkan adanya pengelupasan material jalan. Kenampakan di lapangan ditunjukkan dalam gambar 4.7. halaman 64. Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013 Gambar 4.9. Infrastruktur Jalan Rusak Gambar 4.9. di atas merupakan kenampakan jalan yang mengalami kerusakan berupa pengelupasan material jalan. Kenampakan tersebut diambil secara langsung di lapangan pada jalur jalan menuju Desa Sukorejo, salah satu Desa dengan penduduk paling sedikit setelah Kelurahan Giriharjo dan memiliki medan yang sedang sampai terjal.

4.1.2. Profil Responden Pelanggan Pelayanan KKKTP

Dokumen yang terkait

Konflik Pemekaran Wilayah di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus:Konflik Horisontal yang Bersifat Laten di Desa Pagar Manik, Kecamatan Silinda Kabupaten Serdang Bedagai)

8 84 101

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Kecamatan Pesanggrahan sebagai Kecamatan Induk dan Kecamatan Siliragung sebagai Pemekaran Wilayah di Kabupaten Banyuwangi)

0 5 2

DAMPAK PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (Studi Pada Kecamatan Kangayan, Sebagai Hasil Pemekaran Dari Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep)

0 6 3

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH PADA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO

2 18 63

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PASCA PEMEKARAN KECAMATAN (Studi di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung)

5 36 94

PENGARUH PEMEKARAN KECAMATAN TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN Pengaruh Pemekaran Kecamatan Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Masyarakat : Studi di Kecamatan Ngusikan Kabupaten J

0 4 19

HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI.

0 2 6

ANALISIS TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI.

0 0 18

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH TERHADAP PELAYANAN PUBLIK (STUDI PELAYANAN PUBLIK DALAM SEKTOR PENDIDIKAN PASCA PEMEKARAN WILAYAH DI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD) | POLAKITANG | JURNAL EKSEKUTIF 2681 4947 1 SM

0 0 7

DAMPAK PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN TERHADAP PELAYANAN PUBLIK : STUDI KASUS PEMEKARAN KECAMATAN KRANGGAN KOTA MOJOKERTO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 12