2.3. Penilaian dan Pengukuran Kinerja
Penilaian kinerja performance appraisal merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis terhadap kinerja pegawai atau sumberdaya manusia
berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan atau dibebankan kepada mereka. Termasuk di dalamnya mencakup penilaian terhadap seluruh kegiatan program
dan proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, penilaian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu
faktor penting guna mengembangkan organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program penilaian prestasi kerja Amins, 2012: 91.
Menurut Ivancevich, 2007 dalam Amins, 2012: 91, penilaian kinerja merupakan aktivitas yang digunakan untuk menentukan pada tingkat mana
seorang pekerja dalam hal ini aparatur pemerintah menyelesaikan pekerjaannya secara efektif performance evaluation is the activity used to determine the extent
to which an employee performs work activity. Implikasinya adalah penilaian kinerja terhadap pekerjaan pegawai diperlukan agar perilaku mereka dapat
diarahkan guna melakukan pekerjaan dengan baik sehingga tercapailah tujuan organisasi.
Kaitannya dengan penilaian kinerja, Hayness, 1984 dalam Amins, 2012: 95, menyatakan bahwa penilaian kinerja seseorang harus ditujukan pada empat
komponen dasar, yaitu kuantitas, kualitas, biaya, dan waktu. Pendapat lain mengenai hal itu, masih dalam Amins 2012: 95, menyatakan bahwa sistem
penilaian kinerja yang didesain dengan baik mempunyai lima karakteristik dasar, yaitu:
1. berkaitan
langsung dengan
tugas orang
tersebut dan
mengukur kemampuannya dalam melaksanakan tugas;
2. lengkap, karena mengukur semua aspek yang penting;
3. bersifat obyektif, karena benar-benar mengukur kinerja tugasnya;
4. berdasarkan standar kinerja yang diinginkan;
5. didesain untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan seseorang dan
selanjutnya menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan bagaimana mengatasinya.
Sedangkan menurut Hodgetts dan Kuratko, 1988 dalam Amins, 2012: 96, menyatakan bahwa dimensi untuk melakukan penilaian kinerja pegawai
adalah kuantitas pekerjaan quantity of work, kualitas pekerjaan quality of work, pengetahuan kerja job knowledge, kreativitas creativeness, kerjasama
cooperation, kemandirian dependability, inisiatif initiative, dan kualitas pribadi personal qualities. Untuk selanjutnya, dimensi-dimensi tersebut
dijelaskan sebagai berikut. a
Quantity of work adalah jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
b Quality of work adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapan, yang mencakup akurasi kualitas pekerjaan accuracy quality of work, kemampuan untuk mengkoordinir ability to coordinate,
kemampuan untuk menganalisis ability to analyze, dan kemampuan untuk mengevaluasi ability to evaluate.
c Job knowledge adalah kejelasan pemahaman atau luasnya pengetahuan
karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan dan keterampilan. d
Creativeness adalah keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
e Cooperation adalah kesediaan pegawai untuk melakukan kerjasama dengan
orang lain atau sesama anggota dari organisasi. f
Dependability adalah kesadaran yang dapat dipercaya pegawai dalam hak kehadiran, kesungguhan, kebersamaan dalam penyelesaian pekerjaan.
g Initiative adalah semangat pegawai untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan
dalam memperbesar tanggungjawabnya. h
Personal qualities adalah menyangkut kepribadian, keramahtamahan, kepemimpinan, dan integrasi pribadi.
Dalam suatu studi kinerja dibutuhkan pula suatu pengukuran kinerja, sebagai tolok ukur atas berhasil tidaknya suatu kegiatan mengacu pada tujuan dan
sasaran kegiatan yang tertuang pada visi misi suatu pemerintahan. Pengukuran kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada
kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak Amins, 2012: 97. Sedangkan dalam Nasir
et. al. 2003: 9, pengukuran kinerja adalah suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Dengan
demikian, dalam penerapannya akan membutuhkan suatu artikulasi yang jelas mengenai misi, tujuan dan sasaran yang dapat diukur, dan berhubungan dengan
hasil program.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja yang diperoleh
melalui data internal yang ditetapkan oleh instansi maupun data eksternal yang berasal dari luar instansi. Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang
merupakan tingkat pencapaian target rencana tingkat capaian dari masing- masing kelompok indikator-indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam
dokumen rencana kerja. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan Amins, 2012: 98.
2.4. Konsep Pelayanan Publik