sebagian besar memiliki medan yang terjal tentu akan berpengaruh terhadap kemudahan akses menuju lokasi pelayanan KKKTP. Hal tersebut dapat dijawab
dengan melihat memadainya prasarana untuk menuju lokasi tersebut berupa jalan- jalan mulai dari jalan makadam sampai jalan aspal yang telah terbangun di daerah
ini, sehingga koneksi antar ruangnya terjalin dengan jangkauan yang baik. Sarana transportasi yang digunakan masih memanfaatkan jasa ojek dan
sebagian besarnya menggunakan alat transportasi pribadi berupa sepeda motor. Ini dapat diketahui dari data Kecamatan Puhpelem Dalam Angka, bahwa ketersediaan
transportasi busbus mini dari tahun 2008 tidak ada, namun hal itu dapat diganti dengan jasa layanan ojek. Untuk transportasi pribadi berupa sepeda motor sendiri
mengalami pertambahan yang signifikan pada tahun 2011 sebesar 24 dari angka 856 kendaraan pada tahun 2008 menjadi 3542 kendaraan pada tahun 2011.
Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut maka membantu akses terhadap pelayanan publik semakin mudah, karena pada prinsipnya faktor-faktor
aksesibilitas berupa jarak, waktu, dan biaya tempuh memperhatikan sarana dan prasarana yang ada untuk melihat tingkat aksesibiltas suatu wilayah.
4.2.2. Tingkat Kinerja Pelayanan KKKTP Pasca Pemekaran Wilayah
Aktivitas pelayanan publik di Kecamatan Puhpelem pasca terbentuknya kecamatan ini pada tahun 2002, tentu telah menjadi hak otonom daerah ini untuk
mengatur daerahnya sendiri, termasuk dalam hal pelayanan KKKTP untuk diberikan pelayanannya kepada masyarakat. Tentu saja pula, setelah menjadi
kecamatan baru hasil dari pemekaran wilayah ini, dapat dinilai kinerja pelayanannya dengan melihat kinerja petugas pelayanannya. Hasil dari kinerja
pelayanan akan menjadi bahan acuan dan pertimbangan sebagai kontrol atas penilaian masyarakat terhadap pelayanan KKKTP yang diwujudkan dalam
kepuasan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, secara umum diperoleh hal yang positif dari
tiap-tiap rincian domain dengan penilaian secara silang informan. Maka dapat digeneralisasikan melalui telaah hubungan antar domain-domain tersebut, bahwa
tingkat kinerja pelayanan publik untuk administrasi dasar berupa pelayanan KKKTP secara umum adalah baik. Terdapatnya beberapa kekurangan, seperti
pada domain pertama dan keenam yaitu kedisiplinan dan sikap petugas pelayanan, maka hal tersebut akan menjadi sebuah koreksi yang diwadahi di dalam porsi
saran yang ditujukan terhadap pelayanan tersebut. Kinerja pelayanan yang baik tersebut dapat dimasukkan ke dalam
kerangka dimensi kinerja seperti apa yang dikatakan oleh Robbins dalam Amins 2012: 42 yang terdiri dari interaksi antara kemampuan ability, motivasi
motivation, dan kesempatan opportunity. Ability merupakan kemampuan untuk menetapkan dan atau melaksanakan suatu sistem pemanfaatan sumberdaya dan
teknologi secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal. Motivation adalah keinginan dan kesungguhan seorang pegawai untuk mengerjakan pekerjaan
dengan baik serta berdisplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Opportunity adalah kesempatan yang dimiliki oleh pegawai secara individu dalam
mengerjakan, memanfaatkan waktu dan peluang untuk mencapai hasil tertentu. Jika dihubungkan dengan kinerja petugas pelayanan KKKTP di
Kecamatan Puhpelem berdasarkan hasil penelitian, kemampuan sumberdaya
manusianya sudah dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk membantu proses pengerjaan tugasnya dengan baik, tetapi hanya saja terkadang sistem
jaringan dari teknologi tersebut yang masih kurang maksimal. Keinginan dan kesungguhan petugas pelayanan dalam menyelelesaikan pekerjaannya seperti
penyeleseaian berkas pelayanan telah diupayakan cepat dan tepat waktu. Petugas pelayanan juga telah memaksimalkan kesempatan pengerjaan secara optimal,
memanfaatkan waktu sesuai dengan target yang telah berlaku seperti pengurusan KKKTP dari masyarakat pengguna pelayanan. Interaksi dari ketiga dimensi
kinerja tersebut terbangun dengan baik sesuai fungsinya masing-masing. Implikasinya adalah hasil kinerja baik hasil kuantitas dan kualitas yang
dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai public service memberikan suatu produk yang memuaskan kepada masyarakat. Harapan
pelayanan publik yang prima dapat terwujud sebagai sebuah perwujudan kinerja petugas pelayanan abdi masyarakat. Tujuan pemekaran wilayah untuk
mendekatkan pelayanan yang prima, tak berbelit-belit, dan terjangkau kepada masyarakat telah tercapai.
4.2.3. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan KKKTP