Variabel Independen Variabel bebas

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelusuran data sekunder, yaitu dilakukan dengan menggunakan data yang dikumpulkan melalui informasi dan publikasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Annual Report Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independen yang jumlahnya lebih dari satu terhadap satu variabel terikat dependen. Selain melakukan analisis regresi linier berganda, teknik analisis lain yang diperlukan adalah uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan apakah model tersebut tidak terdapat masalah normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskesdatisitas.

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi terlebih dahulu dilakukan pengujia asumsi klasik. Ghozali 2005 menyatakan bahwa analisis regresi linier berganda perlu menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis tersebut. Supaya dalam analisis regresi diperoleh model-model regresi yang dapat dipertanggungjawabkan maka digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut : a. Terdapat hubungan linier antara variabel independen dengan variabel dependen. b. Besarnya varians error atau faktor pengganggu bernilai konstan untuk seluruh nilai variabel bebas homoscedasticity. c. Independensi dari error non autocorrelation d. Normalitas dari distribusi error multikolinier yang sangat rendah.

1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat diuji dengan Kolmogorov-Smirnov, dengan pedoman pengambilan keputusan : a. Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, distribusi adalah tidak normal b. Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas 0,05, distribusi adalah normal Ghozali, 2011

1.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1tolerance dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10.

1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regrasi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2011. Pengujian scatter plot, model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

1.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson DW. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi Ghozali, 2011 : Sumber : Ghozali, 2011 a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound du dan 4-du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi positif. b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound dl, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada autokorelasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound 4-dl, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. d. Bila nilai DW terletak antara batas atas du dan batas bawah dl atau DW terletak antara 4-du dan 4-dl, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 − dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positifnegatif Terima du d 4 – du

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 59 88

Analisis Pengaruh Cash Position, Return On Assets, Firm Size Dan Debt To Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 54 164

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 46 97

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON ASSETS, CURRENT RATIO DAN FIRM SIZE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

2 30 130

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, Dan Return On Equity Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2009 – 2011.

0 1 16

PENGARUH CASH POSITION, FIRM SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR.

0 1 126

Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Equity terhadap Firm Size dan Deviden Payout Ratio

0 0 7

Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

0 0 11