2010; dan Cho, et al. 2012 dimana salah satu faktor yang mempengaruhi turnover
yaitu ketidakpuasan kerja. Jadi beban kerja secara berlebihan akan menyebabkan kelelahan bagi
perawat, baik kelelahan fisik maupun mental, dan juga dapat menyebabkan stres kerja yang berdampak terhadap peningkatan kejadian turnover. Sebagian besar
perawat dalam penelitian ini pernah mengalami beban kerja dan hal ini merupakan salah satu faktor ataupun motif perawat untuk pindah ataupun keluar dari rumah
sakit tempat dia bekerja sebelumnya.
5.1.4 Lingkungan kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat merasakan ketidaknyamanan lingkungan kerja di rumah sakit yang dapat dilihat dari hubungan interpersonal
yang kurang baik, baik hubungan dengan sesama perawat, dokter, maupun pihak manajemen rumah sakit. Selain itu, ketidaknyamanan lingkungan kerja dirasakan
karena peraturan yang terlalu ketat dan manajemen rumah sakit yang tidak bagus. Ketidaknyamanan lingkungan kerja yang dirasakan perawat secara terus menerus
menjadi motif perawat keluar dari rumah sakit tersebut. Hubungan interpersonal yang kurang baik yang dirasakan perawat dapat
dilihat dari hubungan dengan atasan yang tidak baik, dimana atasan bersikap tidak ramah, tidak peduli, dan tidak menghargai stafnya. Selain hubungan dengan
atasan, perawat juga mengatakan hubungan dengan rekan kerja yang tidak harmonis, dimana diruangan tersebut sistem senioritasnya masih sangat tinggi.
Membangun hubungan interpersonal yang baik sangat penting terutama untuk perawat lulusan baru. Manajer perawat perlu memainkan peran kunci untuk
Universitas Sumatera Utara
mendukung lulusan baru untuk mengembangkan hubungan interpersonal antara staf perawat dan petugas rumah sakit lainnya. Berbagai penelitian menemukan
bahwa hubungan interpersonal pada perawat yang baru lulus terlihat buruk dan terjadinya kekerasan secara horizontal. Hal ini memiliki dampak yang besar pada
kejadian turnover Hayajneh, et al., 2009; Cho, et al. , 2012. Hubungan interpersonal yang kurang baik bisa menimbulkan konflik dan
tekanan bagi perawat. Atasan ataupun senior maupun dokter sering kali memarahi perawat di depan pasien, keluarga, dan tim kerja lainnya. Perawat merasa bahwa
mereka tidak dihargai. Hunt 2009 menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan turnover, bahwa perawat merasa tidak dihargai dan dihormati atas
kontribusi dan kemampuannya. Selain itu, hubungan dengan rekan atau tim kerja sangat besar
pengaruhnya terhadap kenyamanan seseorang dalam bekerja. Sikap rekan kerja yang suka mengkritik dan menjatuhkan akan membuat perawat kurang nyaman
dalam bekerja, seperti yang terdapat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian AbuAlRub 2004, bahwa hubungan dengan rekan kerja
dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan niat untuk tetap bekerja. Juga didukung oleh penelitian McNeese-Smith 1999 dimana sikap negatif dari rekan kerja dan
kritik dari rekan kerja dapat menyebabkan ketidakpuasan. Hunt 2009 mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan turnover diantaranya yaitu
kurangnya kepercayaan dan kolaborasi yang efektif dengan rekan kerja. Ketidaknyamanan lingkungan kerja juga dirasakan perawat karena
manajemen yang tidak bagus. Pemilik rumah sakit sering ikut campur terhadap
Universitas Sumatera Utara
manajemen rumah sakit tersebut. Pihak manajemen terkadang tidak mau mendengarkan permasalahan perawat. Hal ini menyebabkan perawat tidak
nyaman dalam bekerja. Hunt 2009, mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan turnover diantaranya komunikasi yang buruk dengan manajemen
seputar isu-isu penting yang mempengaruhi pekerjaan. Hal ini didukung dengan penelitian Beecroft, Dorey, Wenten 2008; Greyling dan Stanz 2010; Indriani
2011, menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap turnover. Lingkungan kerja yang positif menunjukkan bahwa staf tetap mengarah pada
kerja tim yang baik, peningkatan kontinuitas perawatan dan perbaikan outcome pasien Wuryanto, 2010.
Manajer harus mampu menerapkan struktur dan menetapkan tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan, sambil mendukung dan mendengarkan staf
Sellgren, et al., 2009. Gullatte dan Jirasakhiran 2005 juga menyatakan bahwa perilaku perawat manajer adalah penting untuk mempertahankan staf perawat di
rumah sakit, manajer adalah kunci nyata untuk mencapai tujuan ini. Strachota, et al. 2003 dalam Maboko, 2011 menunjukkan bahwa 37 dari perawat
meninggalkan pekerjaannya karena tidak mendapatkan dukungan dari manajernya.
Lingkungan kerja yang tidak nyaman menjadi motif perawat untuk keluar atau pindah dari pekerjaannya. Lingkungan kerja yang tidak nyaman disebabkan
karena manajemen dan hubungan interpersonal yang kurang baik. Manajemen dan hubungan yang kurang baik tersebut menyebabkan ketidakpuasan perawat dalam
bekerja. Ketidakpuasan dalam bekerja memicu perawat untuk keluar atau pindah
Universitas Sumatera Utara
kerja. Sebaliknya, lingkungan kerja yang nyaman dimana terdapat hubungan interpersonal yang baik diantara staf rumah sakit dan manajemen rumah sakit
yang tertata dengan baik, akan mampu mempengaruhi, mendorong, dan memberikan motivasi perawat untuk bekerja secara optimal sehingga tercapai
kepuasan dalam bekerja. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan kesempatan kepada perawat untuk dapat bekerja dengan tenang dan nyaman
sehingga menghasilkan hasil yang memuaskan. Selain itu, lingkungan kerja yang kondusif bisa menurunkan tingkat turnover diantara perawat.
5.1.5 Faktor Pribadi