kerja. Sebaliknya, lingkungan kerja yang nyaman dimana terdapat hubungan interpersonal yang baik diantara staf rumah sakit dan manajemen rumah sakit
yang tertata dengan baik, akan mampu mempengaruhi, mendorong, dan memberikan motivasi perawat untuk bekerja secara optimal sehingga tercapai
kepuasan dalam bekerja. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan kesempatan kepada perawat untuk dapat bekerja dengan tenang dan nyaman
sehingga menghasilkan hasil yang memuaskan. Selain itu, lingkungan kerja yang kondusif bisa menurunkan tingkat turnover diantara perawat.
5.1.5 Faktor Pribadi
Faktor pribadi dari perawat juga ikut mempengaruhi keputusan perawat untuk berhenti bekerja. Di antara alasan pribadi yang menyebabkan perawat untuk
berhenti bekerja yaitu dikarenakan kondisi kesehatannya. Perawat membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang cukup untuk memulihkan kondisi kesehatan.
Dikarenakan faktor ini, maka perawat memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sekarang dan fokus terhadap pengobatan yang akan dijalaninya.
Selain karena kondisi kesehatan, faktor pribadi lainnya yang menyebabkan perawat berhenti bekerja adalah karena keluarga. Strachota et al. 2003
menemukan bahwa 19 dari 84 perawat yang berhenti dari pekerjaannya karena faktor keluarga. Hal ini di dukung oleh penelitian Betkus dan MacLeod 2004
menemukan bahwa faktor-faktor seperti usia, pensiun, kebutuhan keluarga dan ekonomi mempengaruhi niat untuk tinggal atau keluar dari pekerjaannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas partisipan berjenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan profesi keperawatan mayoritas berjenis kelamin
Universitas Sumatera Utara
perempuan sehingga partisipan yang didapatkan rata-rata berjenis kelamin perempuan. Indriani 2011 dalam penelitiannya menyatakan bahwa responden
jenis kelamin laki-laki cenderung untuk lebih bertahan bekerja daripada perempuan. Indriani mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak terlepas dari
budaya yang memposisikan laki-laki sebagai kepala rumah tangga dan mencari nafkah utama sehingga memungkinkan laki-laki akan mempertahankan
pekerjaannya. Lain halnya dengan wanita yang bekerja untuk menopang perekonomian rumah tangga sehingga dorongan untuk bertanggung jawab
terhadap kehidupan rumah tangga lebih utama daripada mencari nafkah. Jenis kelamin erat kaitannya dengan tanggungjawab keluarga, dimana jenis
kelamin laki-laki memiliki tanggungjawab keluarga yang lebih besar sehingga kecenderungan untuk turnover lebih sedikit. Berbeda dengan perempuan, dimana
tanggung jawab terhadap kehidupan rumah tangga terutama suami dan anak-anak yang menyebabkan mereka keluar dari pekerjaannya.
5.2 Konsekuensi Perawat Pindah Kerja 5.2.1 Dampak negatif