Pengembangan karir Motif Pindah Kerja

BAB 5 PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang meliputi tiga tema yaitu motif perawat pindah kerja, dapat dilihat dari lima katagori yang terdiri dari: 1 pengembangan karir, 2 finansial, 3 beban kerja, 4 lingkungan kerja, 5 faktor pribadi; konsekuensi perawat pindah kerja dapat dilihat dari dua katagori yang terdiri dari: 1 dampak negatif, 2 dampak positif; dan harapan perawat terhadap rumah sakit dapat dilihat dari dua katagori yang terdiri dari: 1 manajemen rumah sakit, 2 tenaga perawat. Disamping itu juga membahas keterbatasan penelitian dan implikasi penelitian.

5.1 Motif Pindah Kerja

5.1.1 Pengembangan karir

Pengembangan karir merupakan salah satu motif perawat untuk pindah kerja. Sebagian besar partisipan keluar dari rumah sakit atau pindah kerja karena ingin mencari kerja yang lebih baik dan sebagian lainnya ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Hunt 2009 dan Haryati 2007 yang mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan turnover, salah satunya adalah kurangnya peluang dan dukungan pengembangan karir. Hal ini di dukung oleh Sellgren, et al. 2009, dimana pengembangan kompetensi merupakan nilai intrinsik dari motivasi yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi turnover . Hal ini juga diperkuat oleh McCarthy, Turrell, Cronin 2002, perilaku pindah kerja perawat selama kurun waktu dua tahun 1999-2000 di Irlandia lebih Universitas Sumatera Utara dominan disebabkan oleh faktor organisasi seperti komitmen organisasi, karakteristik pekerjaan seperti beban kerja, lingkungan sosial mereka dan kesempatan untuk berkarir. Penelitian sebelumnya juga diperkuat dengan hasil penelitian Chang, Chou, dan Cheng 2007 yang menyatakan bahwa perawat mempunyai kebutuhan karir yang berbeda pada tahapan karir yang berbeda, dan kesenjangan antara kebutuhan karir dan program pengembangan karir mempengaruhi niat turnover perawat disebabkan oleh penurunan komitmen terhadap rumah sakit. Gould Fontenla 2006 mengatakan bahwa komitmen diperkirakan akan meningkat jika peluang untuk melanjutkan pendidikan profesional yang baik. Hasil penelitian Ali dan Kristiani 2006 menemukan bahwa kesempatan mengembangkan diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan pindah perawat. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa perawat, didapatkan bahwa komitmen perawat terhadap rumah sakit masih kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya peluang karir di rumah sakit tersebut. Sebagian besar partisipan dalam penelitian ini berusia 26-45 tahun. Hal ini memberi konstribusi yang besar bagi perawat untuk keluar dari pekerjaannya sekarang dan mencari pekerjaan yang lebih baik. Sejalan dengan penelitian Langitan 2010; Tai, Barne dan Robbin 1998; Mobley 1982 yang menyatakan ada hubungan antara kejadian turnover dengan usia seseorang. Dessleer 2004 juga mengungkapkan bahwa usia 25-29 tahun merupakan usia produktif, dimana pada usia ini menjadi faktor penentu bagi seseorang untuk memilih bidang pekerjaan sesuai dengan karir. Universitas Sumatera Utara Kecenderungan turnover perawat meningkat pada usia muda, hal ini disebabkan karena pada usia muda biasanya perawat akan lebih produktif, penuh dengan ide-ide dalam bekerja, ingin menunjukkan aktualisasi diri, dan senang dengan inovasi baru, yang menjadi faktor kuat perawat mencari pekerjaan yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Abelson 1986 yang mengatakan bahwa semakin tua semakin kecil kemungkinan melakukan turnover karena tanggungjawab keluarga yang lebih besar. Hal senada diungkapkan oleh Robbins 2003 semakin tua akan semakin kecil kemungkinan keluar dari pekerjaannya. Sedangkan menurut Hasibuan 2010 pegawai yang masih muda mempunyai fisik yang kuat, dinamis kreatif dan cepat bosan sehingga turnover-nya cenderung tinggi. Selain usia yang muda, mayoritas partisipan berpendidikan sarjana keperawatan ners. Pendidikan erat kaitannya dengan kejadian turnover, dimana pendidikan yang lebih tinggi terkait dengan peningkatan kejadian turnover. Tai, Barne dan Robbin 1998 menyatakan bahwa keinginan pindah tenaga kesehatan dipengaruhi oleh pendidikan. Pendidikan merupakan indikator seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Pendidikan mempengaruhi jabatan seseorang karena dengan pendidikan seseorang dianggap mampu menduduki jabatan tertentu Hasibuan, 2010. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana ada beberapa perawat yang menyatakan bahwa alasan mereka keluar karena ingin bekerja dirumah sakit yang baru sehingga peluang untuk menduduki jabatan tertentu lebih besar dibandingkan rumah sakit yang sekarang ini karena semua posisi atau jabatan sudah ada yang mengisinya. Universitas Sumatera Utara Pengembangan dan peluang karir yang kurang di tempat kerja, menjadi motif perawat keluar dan mencari pekerjaan yang lebih baik untuk kemajuan karir. Hal tersebut diperkuat dengan usia yang masih muda yang merupakan usia produktif dan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan baru. Selain itu, tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan dan posisi yang lebih baik akan semakin besar. Jadi, pada usia muda dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, perawat cenderung untuk berpindah tempat kerja karena berbagai pertimbangan seperti gaji, promosi, pengembangan karir, dan lainnya.

5.1.2 Finansial