Pengembangan dan peluang karir yang kurang di tempat kerja, menjadi motif perawat keluar dan mencari pekerjaan yang lebih baik untuk kemajuan
karir. Hal tersebut diperkuat dengan usia yang masih muda yang merupakan usia produktif dan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan baru. Selain
itu, tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan dan posisi yang lebih baik akan semakin besar. Jadi, pada usia muda
dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, perawat cenderung untuk berpindah tempat kerja karena berbagai pertimbangan seperti gaji, promosi, pengembangan
karir, dan lainnya.
5.1.2 Finansial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakpuasan finansial merupakan motif perawat pindah kerja. Perawat mengatakan bahwa gaji yang diterima sangat
sedikit dan tidak mencukupi untuk keperluan hidupnya. Disamping itu, gaji yang diterima juga tidak sesuai dengan beban kerja, dimana tuntutan dari rumah sakit
yang tinggi dengan gaji yang yang didapatkan masih di bawah upah minimum rata-rata daerah.
Kepuasan gaji dapat diartikan bahwa seseorang akan terpuaskan dengan gajinya ketika persepsi terhadap gaji dan apa yang mereka peroleh sesuai dengan
yang diharapkan Andini, 2006. Beberapa penelitian mengidentifikasi bahwa gaji berkorelasi kuat dengan keinginan turnover. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Hayajneh, et al. 2009 dimana salah satu faktor yang menyebabkan tingkat turnover tinggi di rumah sakit swasta adalah gaji rendah.
Universitas Sumatera Utara
Sebuah studi survei di Swedia Gardulf et al., 2005 dalam Sellgren, et al.,
2009 menunjukkan bahwa ketidakpuasan dengan gaji merupakan faktor yang paling penting dalam niat perawat untuk meninggalkan pekerjaan. Hal ini
didukung oleh Tai, Bame, Robinson 1998, dimana pendapatan yang lebih tinggi dikaitkan dengan turnover lebih rendah. Dalam jurnal yang dituliskan Greyling
dan Stanz 2010 ditemukan bahwa lebih dari 300 perawat spesialis meninggalkan Afrika Selatan setiap bulan untuk bekerja di negara-negara maju, salah satunya di
Arab Saudi karena perbedaan gaji yang sangat besar.
Selain gaji yang tidak mencukupi, perawat juga mengeluhkan uang intensif dan uang jaga malam yang tidak sesuai. Hal ini menyebabkan penurunan motivasi
perawat dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sunarto 2005 dimana pemberian imbalan atau kompensasi merupakan masalah yang sangat penting
sebagai penghargaan atas jerih payah selama bekerja yang akan mempengaruhi semangat dan kegairahan staf dalam bekerja.
Hal ini dikaitkan juga dengan status pernikahan, dimana sebagian besar partisipan yang keluar atau pindah kerja berstatus belum menikah. Perawat yang
belum menikah tingkat turnovernya lebih tinggi dikarenakan tingkat idealismenya lebih tinggi dan tanggung jawab terhadap keluarga belum ada. Hal ini
menyebabkan perawat mencari pekerjaan baru dengan gaji yang lebih tinggi. Beberapa penelitian seperti penelitian Langitan 2010; Tai, Barne dan
Robbin 1998; Mobley 1982 menyatakan ada hubungan antara status pernikahan dengan kejadian turnover. Penelitian Ali dan Kristiani 2006
menyatakan bahwa ada hubungan antara status perkawinan dengan keinginan
Universitas Sumatera Utara
pindah kerja pada tenaga kesehatan. Dilihat dari status perkawinan, tenaga kesehatan yang tidak kawin mempunyai peluang 2,4 kali lebih besar ingin pindah
kerja dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang berstatus kawin. Menurut Mobley 1982, determinan turnover karyawan, termasuk perawat, dipengaruhi
oleh karakteristik individu, seperti status perkawinan. Hal ini juga dikaitkan dengan lama kerja, dimana mayoritas partisipan bekerja 1tahun – 3 tahun.
Abelson 1986, menyatakan organisasi yang memiliki karyawan tua dengan masa kerja yang lama akan menurunkan tingkat turnover turnover kecil. Hal itu
didukung oleh Robbins 2003 masa kerja berhubungan negatif dengan turnover karyawan. Jadi lama kerja ikut mempengaruhi kejadian turnover perawat dimana
semakin lama perawat berada dalam pekerjaannya maka kecenderungan turnover semakin kecil, hal ini dikaitkan dengan motivasi dan komitmen mereka.
Finansial baik berupa gaji atau uang insentif lainnya sangat besar artinya bagi perawat dalam bekerja. Bagi perawat, finansial atau pun gaji dipandang
sebagai suatu outcome atau reward yang penting. Ketidakpuasan finansial yang dirasakan perawat akan menjadi salah satu alasan ataupun motif mereka pindah
atau keluar dari pekerjaannya untuk mencari pekerjaan lain yang lebih memuaskan terutama dari segi finansial. Hal ini di dukung oleh status pernikahan
yang belum menikah sehingga tingkat idealismenya masih tinggi dan masa kerja yang dikaitkan dengan motivasi dan komitmen dalam bekerja.
5.1.3 Beban kerja