lingkungan kerja Motif perawat pindah kerja

Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan partisipan lainnya yang menyatakan tuntutan kerja tinggi juga menjadi motif perawat pindah kerja. “awal kita harus datang cepat kemudian pulangnya agak lama juga kak. Misalnya kalau dinas pagi itu sebenarnya kan sampe jam 3 cuma karena kita masih awal, kita sampe jam 4 aa untuk lihat- lihat tindakan selanjutnya gitu kak.” P5 Selain itu, perawat juga melakukan pekerjaan non keperawatan yang menyebabkan beban kerja semakin tinggi. Hal ini menjadi motif perawat pindah kerja. Sesuai pernyataan partisipan berikut: “disini hampir kebanyakan itu pekerjaan-pekerjaan medis itu eeee perawat yang handel seperti itu.” P4 Selain beban fisik, perawat juga merasakan beban mental selama bekerja yang terlihat dari ungkapan partisipan dimana adanya tekanan pasien, keluarga, dan dokter, serta tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan dibawah ini: “....rasa yang kurang nyaman tadi ya.. beban, beban kerja disitu memang tidak berat, pasien hanya berapakan dan sekali dinas itu tiga orang. Cuma karena tadi itu karena tekanan-tekanan, pasiennya itu tanya dokter aja, kita pun hubungi kadang dokternya, eee ngak sabar, nanti saya datang. Jadi serba salah, yang ini desak yang sana pun marah gitu..” P15 “menurut saya beban nya, beban kerjanya tinggilah itu kalo bisa kita bilang awal awal mungkin saya mikir ah mungkin saya di training nih lagi magang training dulu nantikan kalo dah tiga bulan kan saya di training dulu mungkin setelah itu agak inilah agak eee bisa saya mengikuti ritme kerja disana kan cuman setelah lepas training pun saya merasa eee diem kok kayak gini ya gitu bener bener saya rasanya capek sekali” P12

4.2.1.4 lingkungan kerja

Ketidaknyamanan lingkungan kerja merupakan salah satu motif perawat pindah kerja. Ketidaknyamanan kerja bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah Universitas Sumatera Utara satunya hubungan interpersonal yang kurang baik, baik dengan atasan, mitra kerja, maupun sesama perawat. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa partisipan di bawah ini: “atasannya itu kayaknya kurang respect dengan saya nanti kalo misalnya saya salah-salah bertindak tambah malas pula nanti kepala ruangan melihat saya atau mungkin tambah pula persepsi kepala ruangan kalau saya ini suka eee inilah atau suka kurang suka diatur atau suka mengatur-ngatur seperti itu bu.” P4 “selagi masalah itu masalah bisa di atasi ya diatasi saat itu juga gitu, ngak usah ya kita ngak usah nyampek keatasan, kadang kan kita ini.. kek ada kepala ruangan yang ngak bisa diajak kerjasama, dia langsung melaporkan, cari-cari muka. Sebenarnya ngak cuma kepala ruangan sih banyak, kek supervisor juga gitu.” P7 “Misalnya ada yang ngak ada yang ngak bagus kek gitukan. Kek mana ni masa sama saya dikasih yang rusak gini. Kita juga perawat yang kena. Gitu... dek ganti ni dek suaranya sedikit lebih tinggi kata dokternya.. jangan ini kalian kasih, bapak ini perusahaan, dia gini, gini, gini katanya, harus kalian kasih yang terbaik gitu.... dengan nada suara yang tinggi, sementara alatnya itu bukan kita yang menyediakan.” P7 Perawat lain juga mengungkapkan bahwa hubungan dengan rekan kerja yang kurang baik bisa menyebabkan ketidaknyamanan dalam bekerja yang menjadi motif perawat keluar atau pindah dari pekerjaannya yang sekarang, terlihat dari pernyataan partisipan berikut: “saya gak suka gitu di sepelekan gitu dengan hal hal yang seperti itu dan saya merasa punya kemampuan maksudnya disepelekan ini gak bisa ini ni ni gni ni ya kadang beda lah kemampuan mereka yang sudah bekerja lima tahun sepuluh tahun atau yang baru masuk kerja atau sudah 1 tahun yang setidak mereka mengayomi bukan malah menjudge kita atau malah memburuk menjelek jelekkan kita gitu, itulah yang makin menguatkan untuk keluar.” P12 Beberapa perawat juga mengungkapkan bahwa ketidaknyamanan lingkungan kerja bisa juga disebabkan oleh manajemen rumah sakit yang kurang Universitas Sumatera Utara baik yang merupakan salah satu motif perawat untuk pindah kerja. Hal tersebut terlihat dari kutipan partisipan dibawah ini: “Oooo manajeman dirumah sakit menurut saya ya kurang ya, kurang bagus itu. Misalnya ikut campur antara owner dan direktur gitu. Pemiliknya itu ikut campur. Sementarakan seharusnya eee direktur itu yang memegang peranan penting dalam rumah sakit itu. Jadi ya...yang tau rumah sakit itu direkturnya itu, cuma. .eeee owner pemilik orang luar belum tau kerja disitu. Jadi kadang eee mereka ikut campur gitu. Jadi ya kek mana lah.” P3 “Ada peraturan peraturan dari rumah sakit harus ini katanya misalkan datang telat jangan ini kalau datang lewat dari lima menit potong gaji sepuluh ribu.” P14

4.2.1.5 faktor pribadi