Pengantar PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

6.1 Pengantar

Pembahasan diuraikan untuk menjawab permasalahan penelitian ini mencakup: 1. Pembentukan metafora berkaitan dengan lingkungan alam Desa Trumon. 2. Klasifikasi metafora berdasarkan penggunaanya pada komunitas bahasa di Desa Trumon. 3. Karakteristik metafora dikaitkan dengan lingkungan alam Desa Trumon. Dari hasil analisis yang telah dibicarakan pada BAB V, ditemukan bahwa metafora yang digunakan dalam interaksi verbal di Desa Trumon terbentuk dalam realisasi kelas kata yang bervariasi dan pada dasarnya mengekspresikan satu fenomena yang dapat diurai ke dalam beberapa kriteria. Pertama, nomina dapat disandingkan dengan nomina pula seperti pada contoh aneuk ‘anak’ dan pisang ‘pisang flora pada metafora ANEUK PISANG ‘anak pohon pisang’. Kedua nomina dapat pula disandingkan dengan verba, seperti pada contoh; verba peukeueng ‘memedaskan’ dan nomina camplie cina’cabai rawit’pada metafora PEUKEUENG CAMPLIE CINA ‘memedaskan cabai rawit’ , verba pajoh ‘memakan’dan nomina pade bijeh ‘bibit padi’flora pada metafora PAJOH PADE BIJEH ‘memakan bibit padi’, nomina abo ‘siput’ dan verba udep’hidup’ fauna pada metafora ABO UDEP DUA PAT ‘siput hidup di dua alam’, dan Universitas Sumatera Utara nomina ue’ kelapa’ dan verba lakee ‘meminta’ pada metafora UE LAKEE DHEUN ‘kelapa minta dahan’. Berikutnya nomina dapat juga disandingkan dengan adjektiva, seperti pada contoh; nomina boh timon ‘mentimun’ dan adjektiva bungkok ‘bengkok’ pada metafora BOH TIMON BUNGKOK ‘ mentimun bengkok’, nomina boh ara ‘buah ara’ dan adjektiva hanyot ‘hanyut’pada metafora BOH ARA HANYOT’ buah ara hanyut’, nomina kameng ‘kambing’ dan adjektiva ujeun ‘hujan’ pada metafora KAMENG LAM UJEUN ‘kambing kehujanan’. Pada dasarnya metafora yang digunakan dalam komunikasi verbal masyarakat tutur bahasa Aceh di Desa Trumon terbentuk dari hasil pemetaan silang dari ranah sumber melalui parameter ekolinguistik keterhubungan, keberagaman, lingkungan interelatinship, diversity, dan environment kepada ranah target disebabkan oleh adanya interelasi sifat dan ciri ataupun karakter biologis yang dimiliki oleh ke-duanya yang tergambar dalam dimensi praksis sosial dimensi ideo-, sosio-, biologis. Interelasi ini terlihat di dalam kehidupan sosial masyarakat tutur tersebut, yang seterusnya dipahami dan terekam secara verbal dalam kognitif masyarakat tutur. Ranah sumber dari metafora-metafora tesebut berasal dari flora dan fauna di sekitar lingkungan alam desa baik yang dipelihara, dikembangbiakkan, dibudidayakan maupun yang hidup secara alami ataupun liar, dan yang juga hidup di lingkungan hutan. Ranah target sebagai metafora adalah manusia termasuk pula ke dalamnya sifat dan karakter, serta segala sesuatu yang menyangkut kehidupan manusia. Tidak ditemukan adanya metafora yang menjadikan babi dan Universitas Sumatera Utara singa sebagai ranah sumber karena masyarakat tidak pernah memelihara babi. Dan menurut para informan, masyarakat di Desa Trumon tidak pula berminat berburu babi hutan, sehingga mereka tidak memahami karakter biologis, sifat dan ciri kehidupan babi. Demikian pula halnya dengan singa yang tidak pernah hidup di lingkungan hutan Desa Trumon. Disadari maupun tidak, metafora yang digunakan oleh masyarakat tutur dalam komunikasi verbal pada interaksi sosial dibentuk dari ranah sumber yang benar-benar ada atau pernah ada di lingkungan alam Desa Trumon. Ranah sumber tidak pernah berasal dari flora dan fauna berbentuk fiktif ular kepala dua, negeri antah berantah, dan jen siblah abin ‘jin punya satu payudara’ yang digunakan di Sawang.

6.2 Pembentukan Metafora Berkaitan dengan Lingkungan Alam DesaTrumon