SISTEM MONEY GAME Penggandaan Uang .

Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007. USU Repository © 2009 tertentu. Pada saat yang sama, melalui formasi jaringan yang dibentuknya, orang tersebut akan mendapatkan bonus tidak langsung.

2. MLM Palsu Perusahaan Yang Berkedok MLM.

Mengenai beberapa bisnis yang memakai atau menggunakan sistem MLM atau yang hanya berkedok MLM yang masih meragukan ataupun yang sudah ketahuan tidak sehatnya bisnis tersebut, baik dari segi produk, sistem, marketing fee, legalitas formal pertanggungjawaban, tidak terbebas usahanya dari unsur-unsur haram seperti riba permainan bunga ataupun penggandaan uang, merugikan nasabah dengan money game, perjudian, dan lain-lain sampai dengan saat ini masih banyak beredar dan tetap eksis. Untuk itu, penulis akan memberikan penjelasan mengenai beberapa bisnis yang berkedok MLM, antara lain :

a. SISTEM MONEY GAME Penggandaan Uang .

Selama ini kita sering mendengar istilah Money Game, bisnis haram yang telah banyak memakan korban, namun sosok “makhluk” yang menakutkan tersebut masih bebas berkeliaran tanpa “terlihat”. Faktanya adalah sudah ribuan orang dengan kerugian trilyunan rupiah yang telah menjadi mangsa bisnis ini. Sadar ataupun tidak sadar, mereka telah terlena dengan bujuk rayu dari bisnis ini. Biasanya bisnis ini menjanjikan keuntungan yang berlipat ganda dan uang yang disetorkan tanpa kerja keras. Korbannya hanya diminta menyetorkan sejumlah uang, kemudian mencari dua korban lainnya, lalu duduk manis sambil menunggu uangnya beranak pinak. Namun setelah beberapa waktu berlalu, jangankan bunga, akar yang adapun hilang entah kemana. Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007. USU Repository © 2009 Dunia MLM di Indonesia pertama kali dikejutkan oleh kasus arisan berantai yang dikeluarkan oleh Yayasan Keluarga Adil Makmur YKAM milik Ongkowijoyo awal tahun 1988, kemudian diikuti oleh arisan Danasonic pada tahun 1995, “Koperasi Simpan Pinjam atau Yoshihiro, Promail, Probest, dan sebagainya”, dengan modus mendatangi rumah-rumah dengan janji akan mendapatkan bunga yang tinggi. Dalam bidang agrobisnis pun muncul nama P.T. QSAR dengan sistem bagi hasil di Sukabumi yang meledak beberapa waktu yang lalu. Bahkan promosi P.T. QSAR tersebut dilakukan dengan VCD, Video, yang ternyata membuat orang terkecoh, dan P.T. Add Farm, yang ebrgerak dalam bisnis peternakan. Bisnis berkedok MLM ini terbukti telah menjerumuskan ratusan nasabahnya dengan menyerap dana trilyunan rupiah. 26 Para pelaku kini telah pintar mengemas bisnis money game ini menjadi sesuatu yang menarik. Layaknya MLM sungguhan, bisnis money game sangat kreatif menciptakan “produk” sebagai komoditi utama untuk dijual. Namun bila kita lebih teliti lagi, nilai “produk” yang dijual tersebut, ternyata tidak seimbang dengan nilai rupiah yang kita bayarkan. Misalnya, satu gram emas 24 karat yang dipasarkan dijual Dapat dibayangkan keuntungan yang diperoleh para anggota tanpa membeli produk, tanpa training. Hal ini yang membuat sebagian orang tertarik untuk terjun pada bisnis ini. Mereka memborong beberapa paket sekaligusdengan harapan mendapatkan keuntungan yang ebrlimpah. Tanpa melihat resiko dan tanpa memikirkan korban yang akan dirugikan. Walaupun pemerintah dengan tegas telah menutup yayasan ini, dan mengganjar pelakunya dengan hukuman yang setimpal, namun praktek seperti ini masih menjamur di bumi nusantara ini. 26 “Membedah Bisnis Money Game”, Majalah Mitra Sukses, Edisi 06, Tahun 2003, hal 17-18. Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007. USU Repository © 2009 dengan harga delapan puluh ribuan per gram, dalam bisnis money game nilainya dapat mencapai beberapa kali lipat. Selain barang berharga, ada juga money game yang berbasis investasi, seperti Promail yang menjanjikan nasabahnya mendapat keuntungan sebesar 800 persen dalam waktu 15 bulan, jika menyetorkan uang sebesar 300-1200 dollar, Probest yang menjanjikan keuntungan hingga 300 persen bagi nasabahnya, P.T. QSAR yang berhasil menyerap dana setengah trilyun rupiah dari para nasabahnya, dengan menjanjikan keuntungan yang ebrlipat ganda, P.T. Add Farm yang bergerak dalam bisnis peternakan, yang menjanjikan nasabahnya keuntungan sebesar 30 persen perbulan. Walaupun mengalami masalah dalam pembayaran kembali dana milik nasabahnya, P.T. Add Farm melalui perjanjian perdamaian yang telah diputuskan oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, berjanji akan mengembalikan dana nasabahnya dalam kurun waktu tiga tahun. Tentunya tidak terlupakan juga bisnis Money Game yang pernah menggemparkan Sumatera Utara, seperti kasus New Era 21, BMA Banyumas Mulia Abadi, Solusi Centre, P.T. BUS dan lain-lain. Harus ditegaskan disini bahwa BMA dan sejenisnya yang pernah berkembang di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, bukanlah MLM tetapi bisnis Money Game dan penggandaan uang yang jelas-jelas menipu dan membodohi masyarakat. Mereka menggunakan nama-nama MLM berkedok Multi Level Marketing, untuk meraup dana masyarakat secara besar- besaran. Dalam sistem Money Game itu, orang yang terlebih dahulu masuk akan menguntungkan, sedangkan orang yang masuk belakangan akan merugi. Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007. USU Repository © 2009 Sistem Money Game menggunakan sistem gali lobang tutup lobang. Lobang yang digali jauh lebih besar dari sesuatu yang ingin ditutupkan ke lobang itu. Akibatnya dari hari ke hari lobang semakin besar dan akhirnya meledak. Itulah sistem Money Game yang telah “merusak” nama Multi Level Marketing MLM sejati.

b. SISTEM PIRAMIDA