Pengertian Konsumen PENGERTIAN KONSUMEN DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007. USU Repository © 2009

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN MENURUT UU No. 8 TAHUN

1999 Ruang lingkup hukum perlindungan konsumen sulit dibatasi hanya dengan menampungnya dalam satu jenis undang-undang, seperti Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen. Hukum perlindungan konsumen selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum lain, karena pada tiap bidang dan cabang hukum senantiasa terdapat pihak yang berpredikat “konsumen”. Dengan memahami pengertian konsumen, maka perbedaan antar hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen, anata hak-hak pokok konsumen dan keterkaitan hukum perlindungan konsumen dengan bidang-bidang hukum yang lain dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang hukum perlindungan konsumen.

A. PENGERTIAN KONSUMEN DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

1. Pengertian Konsumen

Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, istilah “konsumen” sebagai defenisi yuridis formal ditemukan pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen UUPK. Pasal 1 Angka 2 UUPK menyatakan, konsumen adalah “setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007. USU Repository © 2009 maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. Sebelum muncul UUPK yang diberlakukan pemerintah mulai 20 April 2000, praktis hanya sedikit pengertian normatif yang tegas tentang konsumen dalam hukum positif di Indonesia. Diantara ketentuan normatif itu terdapat Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat diberlakukan 5 Maret 2000; satu tahun setelah diundangkan. UU ini memuat suatu defenisi tentang konsumen, yaitu “setiap pemakai danatau pengguna barang danatau jasa, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan orang lain”. Batasan itu mirip dan garis besar maknanya diambil alih oleh UUPK. 7 Konsumen dalam arti luas mencakup kedua kriteria itu, sedangkan konsumen dalam arti sempit hanya mengacu pada konsumen pemakai terakhir. Masalahnya, apakah pengertian konsumen hanya menyangkut orang atau termasuk bukan orang? Di Perancis, berdasarkan doktrin dan yurisprudensi yang berkembang, konsumen Istilah lain yang agak dekat dengan konsumen adalah “pembeli” koper. Istilah ini dapat dijumpai dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Pengertian konsumen jelas lebih luas daripada pembeli. Pakar masalah hukum konsumen di Belanda, Hondius sebagaimana dikutip oleh Tim FH UI Depdagri disimpulkan bahwa, para ahli hukum pada umunya sepakat mengartikan konsumen sebagai, pemakai produksi terakhir dari benda danatau jasa; uiteindelijk gebruiker van goederenen diesten. Dengan rumusan itu, Hondius ingin membedakan antara konsumen bukan pemakai terakhir konsumen antara dan konsumen pemakai terakhir. 7 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, 2000, hal 1-2. Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007. USU Repository © 2009 diartikan sebagai, “The person who obtains goods and services for personal or family purposes.” 8 Hukum Perlindungan Konsumen merupakan bagian dari Hukum Konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen. Secara universal, berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para pakar, ternyata konsumen umumnya berada pada posisi yang lebih lemah dalam hubungannya dengan pengusaha, baik Dari defenisi itu terkandung dua unsur, yaitu 1 konsumen hanya orang, dan 2 barang atau jasa yang digunakan untuk keperluan pribadi atau keluarganya. Sekalipun demikian, makna kata “memperoleh” to obtain masih kabur, apakah hanya melalui hubungan jual beli atau lebih luas dari pada itu ?

2. Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen