Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007.
USU Repository © 2009
berjenjang sesuai dengan jumlah nilai penjualan biasanya disebut dengan Volume Point atau Business Point.
Sistem Multi Level Marketing ini memangkas jalur distribusi dalam sistem penjualan konvensional yang kita kenal. Dalam sistem MLM tidak melibatkan
distributor atau agen tunggal dan grosir atau sub agen, tetapi melalui distributor independen yang bertugas sebagai pengecer atau penjual langsung direct selling
kepada konsumen. Keunikan utama dari sistem MLM adalah eksklusivitas cara pendistribusiannya. Dimana hasil produksinya hanya bisa dibeli melalui distributor
independen tersebut dan tidak dapat dibeli melalui toko, pasar swalayan, department store.
B. RUANG LINKUP MULTI LEVEL MARKETING
1. Ciri Khas Multi Level Marketing
Sebelum kita melangkah lebih jauh mengenai perihal business plan dalam khasanah Multi Level Marketing, perlu diketahui terlebih dahulu 10 ciri khas Multi
Level Marketing, yakni: a.
MLM merupakan salah satu bentuk Direct Selling atau Direct Marketing yang dibuat untuk “memotong” birokrasi maupun hambatan dari saluran distribusi
konvensional. Selain MLM, masih ada bentuk-bentuk seperti Tele-Marketing, Direct Mail, Fax-Promo, Catalog Shopping Direct Selling, Arisan Berantai,
dan sebagainya yang cukup sukses. b.
MLM merupakan personal selling dengan mengandalkan komunikasi mouth- to- ear- to- mouth- to- ear yang biasanya punya kredibilitas tinggi.
Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007.
USU Repository © 2009
c. Produk yang dijual harus eksklusif dan dikembangkan terus lewat R D yang
kuat. d.
MLM membentuk net-work yang merupakan komunitas tersendiri dengan brand-royalti serta fanatisme yang tinggi.
e. Penjual sama dengan pemakai. Dengan demikian dia bisa menjelaskan
produk-produknya tersebut secara benar. f.
MLM sebenarnya lebih menekankan “recruitment business”, sebab tanpa downliners jangan harap seorang distributor bisa sukses.
g. MLM berharap supaya pembeli menjadi life time customers yang ditawari
macam-macam produk. h.
Penjula memberi “individualised service” pada pembeli. i.
Penjual berfungsi ganda, yaitu sebagai distributor dan sebagai promotor.. j.
Basis “target marketnya” adalah unit-unit keluarga yang entry pointnya kebanyakan adalah ibu rumah tangga.
Perlu dikemukakan juga suatu realita bahwa Network Marketing sebutan lain untuk MLM saat ini bukan sekedar wadah para pengangguran, para insan
berpendidikan rendah, dan korban PHK semata. Tetapi telah menjadi tempat pemenang, pilihan karier para profesional berbagai bidang dan telah terbukti dengan
diperolehnya kebebasan finansial serta aktualisasi diri yang sangat mengembirakan. Bisa kita prediksikan nantinya sebagaian besar masyarakat perkotaan akan
memilih usaha sendiri yang dapat dikerjakan dimana saja termasuk di rumah dengan bantuan internet dan tentu prioritas pilihan utamanya adalah bisnis network
marketing. Dan ini akan dapat menyaingi perusahaan konvensional besar dengan
Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007.
USU Repository © 2009
aneka kompleksitasnya, tetapi untungnya kecil bahkan merugi karena kondisi perekonomian yang mengalami keterpurukan berkepanjangan.
2. Konsep Duplikasi dan Multiplikasi