Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007.
USU Repository © 2009
B. HAK-HAK SERTA KEWAJIBAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA
Istilah “perlindungan konsumen” berkaitan dengan perlindungan hukum. Oleh karena itu, perlindungan konsumen mengandung aspek hukum. Adapun materi yang
mendapatkan perlindungan itu bukan sekedar fisik, melainkan terlebih-lebih hak- haknya bersifat abstrak. Dengan perkataan lain, perlindungan konsumen
sesungguhnya identik dengan perlindungan yang diberikan hukum terhadap hak-hak konsumen.
1. Hak-hak dan Kewajiban Konsumen
Secara umum dikenal ada empat hak dasar konsumen, yaitu: 1. Hak untuk mendapatkan keamanan the right to safety, 2. Hak untuk mendapatkan informasi
the right to be informed, 3. Hak untuk memilih the right to choose, 4. Hak untuk didengar the right to be heard.
Empat hak dasar ini diakui secara internasional. Dalam perkembangannya, organisasi-organisasi konsumen yang tergabung dalam The International
Organization of Consumers Union IOCU menambahkan lagi beberapa hak, seperti hak mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian, dan hak
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Namun tidak semua organisasi konsumen menerima penambahan hak-hak tersebut. Mereka bebas untuk menerima
semua atau sebagian. YLKI misalnya, memutuskan untuk menambah satu hak lagi sebagai pelengkap empat hak dasar konsumen, yaitu hak mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat sehingga keseluruhannya dikenal dsebagai panca hak konsumen.
Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007.
USU Repository © 2009
Akhirnya, jika semua hak-hak yang disebutkan itu disusun kembali secara sistematis mulai dari yang diasumsikan paling mendasar, akan diperoleh urutan
sebagai berikut :
1. Hak konsumen mendapatkan keamanan
Konsumen berhak mendapatkan keamanan dari barang dan jasa yang ditawarkan kepadanya. Produk barang dan jasa itu tidak boleh membahayakan jika
dikonsumsi sehingga konsumen tidak dirugikan baik secara jasmani atau rohani. Hak untuk memperoleh keamanan ini penting ditempatkan pada kedudukan utama, karena
selama berabad-abad berkembang suatu falsafah berpikir bahwa konsumen terutama pembeli adalah pihak yang wajib berhati-hati, bukan pelaku usaha.
2. Hak untuk mendapatkan informasi yang benar
Setiap produk yang diperkenalkan kepada konsumen harus disertai informasi yang benar. Informasi ini diperlukan agar konsumen tidak sampai mempunyai
gambaran yang keliru atas produk barang dan jasa. Informasi ini disampaikan dengan berbagai cara, seperti lisan kepada konsumen, melalui iklan di berbagai media, atau
mencantumkan dalam kemasan produk barang. Hak untuk mendapatkan informasi menurut Prof. Hans W. Micklitz
12
12
RUUPK di mata pakar Jerman, Warta Konsumen Tahun XXIV No. 12 Desember, 1998 hal.33-34
, seorang ahli hukum konsumen dari Jerman, dalam ceramah di Jakarta, 26-30 Oktober 1998
membedakan konsumen berdasarkan hak ini. Ia menyatakan, sebelum kita melangkah lebih detail dalam perlindungan konsumen, terlebih dahulu harus ada persamaan
persepsi tentang tipe konsumen yang akan mendapatkan perlindungan. Menurutnya, secara garis besar dapat dibedakan dua tipe konsumen, yaitu konsumen yang
Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007.
USU Repository © 2009
terinformasi well informed dan konsumen yang tidak terinformasi. Ciri-ciri tipe pertma, antara lain 1 memiliki tingkat pendidikan tertentu, 2 mempunyai sumber
daya ekonomi yang cukup, sehingga dapat berperan dalam ekonomi pasar, dan 3 lancar berkomunikasi. Dengan memiliki tiga potensi, konsumen jenis ini mampu
bertanggung jawab dan relatif tidak memerlukan perlindungan. Tipe konsumen kedua memiliki ciri-ciri, antara lain 1 kurang berpendidikan, 2 termasuk kategori kelas
menengah ke bawah, dan 3 tidak lancar berkomunikasi. Konsumen jenis ini perlu dilindungi, dan khususnya menjadi tanggung jawab negara untuk memberi
perlindungan. Selain ciri-ciri konsumen yang tidak terinformasikan, karena hal-hal khusus
dapat juga dimasukkan kelompok anak-anak, orang tua, dan orang asing yang tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa setempat sebagai jenis konsumen yang wajib
dilindungi oleh negara. Informasi ini harus diberikan secara sama bagi semua konsumen tidak diskriminatif.
3. Hak untuk didengar