KEPASTIAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007. USU Repository © 2009 3. Setiap anggota yang keanggotaannya telah dicabut diberlakukan ketentuan tidak akan dapat kompensasi dalam bentuk apapun. 4. Untuk anggota yang keanggotaannya telah dicabut, tidak dapat memohon kembali menjadi anggota.

C. KEPASTIAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Sebagian besar predikat konsumen diperoleh sebagai konsekuensi mengkonsumsi barang danatau jasa melalui suatu transaksi konsumen consumer transaction. Transaksi konsumen adalah peralihan barang danatau jasa termasuk didalamnya peralihan kenikmatan dalam menggunakannya. Diluar transaksi konsumen dikenal juga transaksi komersial, yang biasanya dilakukan oleh produsen sebagai prinsipal dengan si pedagang antara. Pihak yang disebutkan terakhir inilah yang menjembatani antara produsen dan konsumen akhir ultimate consumer. Itulah sebabnya, para perantara ini disebut juga dengan “intermediate consumer”. UUPK tidak mengkategorikan “konsumem antara” ini sebagai konsumen yang dilindungi oleh UUPK. Konsumen antara dapat berupa distributor atau agen. Kedua istilah ini memiliki sejumlah perbedaan.distributor bertindak atas namanya, sementara agen melakukan transaksi atas nama prinsipalnya. Dengan demikian, dalam pelunasan harga barang danatau jasa, pembeli dapat saja tidak membayar melalui perantara si agen, tetapi langsung kepada pihak prinsipalnya. Hal ini tidak terjadi pada distributor, karena produk yang diperjual-belikan menjadi miliknya. Karakteristik yang berbeda ini tentu mempengaruhi kontruksi hukum dalam transaksi konsumen diantara para pihak terkait. Henny Sekartati : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Melalui Multi Level Marketing Studi Kasus Pada Perusahaan MLM Elken, 2007. USU Repository © 2009 Transaksi konsumen merupakan suatu perikatan yang terutama bersangkut paut dengan perikatan keperdataan. Dalam kaca mata hukum perdata, perikatan transaksi konsumen itu, tidak serta-merta terjadi begitu saja. Ada prolog yang mendahuluinya. Perikatan konsumen merupakan pelaksanaan dari perikatan sebelumnya, yang dapat disebut pra transaksi konsumen. Setelah transaksikonsumen dilaksanakan, masih ada perikatan lain yang harus dipenuhi kedua belah pihak, yang dapat disebut pasca transaksi konsumen seperti yang telah diuraikan pada sub bab tahap-tahap transaksi konsumen sebelumnya. Dalam begian ini, penulis akan menjelaskan beberapa kesepakatan atau produk yang kemudian berkembang menjadi masalah dalam tahap-tahap transaksi konsumen, antara produsen atau pelaku usaha dengan masyarakat konsumen.

D. PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN