Dimensi adversity quotient Adversity Quotient

53 h. Belajar Belajar sangat penting dalam kehidupan, karena dengan belajar individu mampu mencoba hal-hal yang belum terjadi. Dengan belajar, individu akan mampu menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan baik. Menurut Carol Dwek dalam Stoltz, 2000 membuktikan bahwa anak-anak yang merespon pesimis terhadap kesulitan tidak akan belajar dan tidak berprestasi dibanding dengan anak-anak yang merespon kesulitan dengan optimis. i. Merangkul perubahan Menurut Stoltz, 2000 agar individu bisa sukses harus efektif dalam mengatasi perubahan. j. Keuletan, stress, tekanan, kemunduran Suzanne Oullette dalam Stoltz, 2000 dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa orang yang merespon kesulitan dengan sifat tahan banting, pengendalian, tantangan, dan komitmen, mereka akan tetap ulet dalam menghadapi berbagai kesulitan. Sedangkan orang yang tidak merespon kesulitan dengan pengendalian, tantangan, dan komitmen cenderung akan menjadi lemah akibat situasi yang sulit.

2.3.3. Dimensi adversity quotient

Menurut Stoltz 2000 AQ memiliki empat dimensi pokok yang disebut CO 2 RE, yaitu control pengendalian, origin dan ownership asal usul dan pengakuan, reach jangkauan dan endurance daya tahan. Dibawah ini akan dijelaskan tiap-tiap dimensi dari AQ: 54 1. Dimensi C = control pengendalian Dimensi ini mempertanyakan “seberapa besar kendali yang dianggap dimiliki seseorang terhadap peristiwa kemalangan?” kuncinya adalah persepsi karena berkaitan dengan anggapan kemampuan seseorang untuk mengubah suatu situasi. Individu dengan control yang tinggi mempersepsikan lebih banyak kendali yang ia miliki pada kesulitan yang ia hadapi sehingga dapat bertahan melewati kesulitan dan tetap konsisten dengan tujuannya, sedangkan individu dengan control yang rendah memiliki kecenderungan untuk menganggap kejadian yang buruk merupakan di luar kendalinya. Rendahnya kendali yang dimiliki oleh seseorang mempunyai pengaruh yang sangat merusak terhadap kemampuan untuk merubah situasi. Orang yang memiliki control yang rendah sering merasa tidak berdaya bila dihadapkan dengan kesulitan Stoltz, 2000. 2. Dimensi O 2 = origin dan ownership asal usul dan pengakuan O 2 merupakan gabungan antara origin dengan ownership. O 2 menyatakan dua hal yaitu siapa atau apa yang menjadi asal usul kesulitan dan sejauh mana seseorang mengakui akibat-akibat dari kesulitan itu. Origin berkaitan dengan rasa bersalah. Rasa bersalah yang wajar akan membantu seseorang belajar dan bangkit untuk memperbaiki tingkah lakunya. Sedangkan rasa bersalah yang tidak wajar akan membuat seseorang merasa tidak berdaya untuk memperbaiki keadaan. Ownership, pengakuan atas masalah yang terjadi membuat seseorang bertanggung jawab untuk memperbaiki keadaan meskipun kesalahan bukan 55 sepenuhnya berasal dari dirinya. Berbeda dengan tidak mengakui atas akibat dari masalah yang terjadi akan membuat seseorang terus menyalahkan orang lain, tidak berkembang dan tidak mau bertanggung jawab untuk mengubah keadaan. Orang yang memiliki AQ tinggi akan memiliki rasa bersalah yang wajar dan menjadi pembelajaran baginya agar tidak berbuat salah lagi dan juga ia akan mengakui akibat dari masalah yang terjadi dan akan bertanggung jawab untuk mengubah keadaan tanpa memperdulikan apa atau siapa penyebabnya Stoltz, 2000. 3. Dimensi R = reach jangkauan Dimensi reach mempertanyakan sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang. Rendahnya nilai dari dimensi ini akan membuat kesulitan menjangkau segi-segi lain dari kehidupan. Dengan kata lain semakin rendah skor dimensi R yang dimiliki seseorang maka semakin besar kemungkinan orang tersebut menganggap bahwa peristiwa- peristiwa buruk atau kesulitan sebagai bencana, yang akan menyebar dengan cepat sekali, bisa sangat berbahaya karena akan menimbulkan kerusakan yang signifikan bila dibiarkan tidak terkendali. Dengan kata lain semakin besar kemungkinan seseorang untuk membesar-besarkan masalah yang ada dalam pikirannya. Sebaliknya semakin tinggi nilai R semakin besar kemungkinan orang tersebut hanya membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi saja. Menjaga kesulitan supaya tetap berada ditempatnya akan membuat 56 perasaan frustasi, kesukaran-kesukaran hidup dan tantangan hidup lebih mudah ditangani Stoltz, 2000. 4. Dimensi E = endurance daya tahan Dimensi ini menilai dan menguraikan seberapa lama seseorang menganggap kesulitan akan bertahan. Orang-orang dengan AQ rendah lebih mungkin menganggap kesulitan akan bertahan lama dan mereka yang mempunyai AQ tinggi menganggap kesulitan tidak akan berlangsung lama.

2.3.4. Pengukuran Adversity quotient

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Iklim Kelas Terhadap Penggunaan Strategi Self- Regulated Learning Siswa Kelas X dan XI Unggulan Pada SMA Negeri 3 Medan

7 59 127

Hubungan Antara Adversity Quotient (AQ) Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

3 66 97

Perbedaan Self Directed Learning Siswa Sekolah Menengah Atas Dan Sekolah Menengah Kejuruan Di Yayasan Dharma Bakti Medan

3 25 91

Pengaruh self-regulated learning terhadap prestasi belajar matematika siswa MtsN 3 Pondok Pinang

9 43 96

Hubungan antara self-regulated learning dengan prestasi belajar siswa SMP Bina Amal Bekasi

0 5 75

Pengaruh Gaya Pengasuhan, Self-Efficacy, dan Self Regulated Learning terhadap Prestasi Akademik Remaja

0 6 36

PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Pengaruh Self-Regulated Learning Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 16

PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Pengaruh Self-Regulated Learning Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 4 19

Pengaruh Phobia Matematika, Self-Efficacy, Adversity Quotient dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII di Kabupaten Gowa.

0 0 2

PENGARUH SELF REGULATED LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 11