Metode Analisis METODELOGI PENELITIAN

47 uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik atau uji statistik. Ghozali, 2005 Apabila menggunakan grafik, normalitas umumnya dideteksi dengan melihat tabel histogram. Namun demikian, dengan hanya melihat tabel histogram bisa menyesatkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan dengan menggunakan normal probability plot adalah sebagai berikut: Ghozali, 2005 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati- hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji 48 normalitas residual adalah uji statistik non-parametik Kolgomorov- Smirnov K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain dengan menggunakan grafik Scatterplot. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterosdastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2009:125-126. 49 4. Analisis Regresi Pengujian Hipotesis Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen diasumsikan random atau stokastik, yang berarti mempunyai distribusi probabilistik. Variabel independen diasumsikan memiliki nilai tetap dalam pengambilan sampel yang berulang. Adapun pengujian yang dilakukan dalam analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Koefisien Determinasi R²

Nilai R² digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tetapi, karena R² mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adalah adjusted R² berkisar antara nol dan satu. Nilai adjusted R² dapat naik dan turun apabila satu variabel independen ditambah kedalam model. Nilai adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat bebas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen Ghozali, 2009:87. 50

b. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap dependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai t tabel dengan nilai t hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel maka variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen, sebaliknya jika nilai t hitung lebih kecil daripada t tabel maka variabel independen secara individual tidak mempengaruhi variabel dependen. Tahap-tahap yang digunakan: 1 Merumuskan Hipotesa a Ho : b1 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel tingkat pendidikan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. H1 : b1 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel tingkat pendidikan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. b Ho : b2 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel persepsi wajib pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. H1 : b2 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel persepsi wajib pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. 51 c Ho : b3 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel lingkungan usaha terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. H1 : b3 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel lingkungan usaha terhadap variabel dependen ketidakpatuhan wajib pajak. d Ho : b4 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel pengetahuan perpajakan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. H1 : b4 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel pengetahuan perpajakan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. e Ho : b5= 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel tarif pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. H1 : b5 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel tarif pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. f Ho : b6 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel profitabilitas terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. 52 H1 : b6 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel profitabilitas terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. g Ho : b7= 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel pemeriksaan pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. H1 : b7 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel pemeriksaan pajak terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. h Ho : b8 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel kualitas pelayanan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. H1 : b8 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel kualitas pelayanan terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. i Ho : b9 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel kondisi perekonomian terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. H1 : b9 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel kondisi perekonomian terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. 53 j Ho : b10 = 0, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel hukum yang berlaku terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. H1 : b10 ≠ 0, yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan pada variabel hukum yang berlaku terhadap variabel ketidakpatuhan wajib pajak. 2 Menentukan taraf nyata α = 5 atau 0.05 df = n – 1 – k 3 Mencari t hitung Koefisien β t hitung = Standar Error 4 Kriteria Pengujian t hitung t tabel berarti Ho ditolak dan menerima H1 t hitung t tabel berarti Ho diterima dan menolak H1 Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikan 5 : a Jika tingkat signifikasi 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. b Jika tingkat signifikasi 0.05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. 54

c. Uji Signifikansi Parameter Simultan Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap satu variabel dependen. Menurut Ghozali 2009:88, dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikan 0,05 maka Ho diterima.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang berupa konsep yang mempunyai variabel nilai. Dalam Penelitian ini melibatkan variabel yang terdiri atas sepuluh variabel laten, yaitu tingkat pendidikan, persepsi wajib pajak, lingkungan usaha, pengetahuan perpajakan, tarif pajak, profitabilitas, pemeriksaan pajak, kualitas pelayanan, kondisi perekonomian Negara, dan penegakan hukum. Adapun definisi dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengandalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 55 Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha pengembangan SDM yang dilakukan secara sistematis, programatis dan berjenjang agar dapat dihasilkan manusia-manusia berkualitas yang akan dapat memberikan manfaat dan sekaligus meningkatkan kualitas dan martabatnya Hasan, 2005: 136.

2. Persepsi wajib pajak

Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Pesepsi ada sebagai pemaknaan hasil dari pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Persepsi meliputi juga kognisi pengetahuan, yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan. Persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.

3. Lingkungan usaha

Lingkungan usaha merupakan kombinasi antara kondisi fisik tempat melakukan usaha dengan kelembagaan resmi yang mengelolanya. Secara garis besar lingkungan usaha dapat dibagi atau dikenali sebagai lingkungan pasar market environment dan lingkungan bukan pasar non- market environment. Lingkungan pasar dicirikan oleh struktur pasar dan pola persaingan antara para pelaku pasar, sedangkan lingkungan bukan pasar yaitu semua faktor legalpemerintah, politik, sosial, demografi dan lain-lain dicirikan oleh isu-isu yang berkembang, interest perusahaan 56 terhadap isu-isu tersebut, institusi yang terkait dengan setiap isu dan informasi yang tersedia untuk penanganan isu. 4. Pengetahuan Perpajakan Pengetahuan perpajakan berarti informasi yang di ketahui oleh individu tentang perpajakan, namun pengetahuan tersebut tidak hanya berdasarkan literatur teori saja melainkan juga berdasarkan dari pengalaman ataupun informasi lain mengenai ilmu perpajakan.

5. Tarif pajak

Tarif pajak merupakan bobot beban yang dikenakan kepada wajib pajak sebagai besaran kewajiban yang harus dibayarkan. Secara struktural tarif pajak dibagi dalam empat jenis yaitu : a. Tarif proporsional a proportional tax rate structure b. Tarif regresif a regresive tax rate structure c. Tarif progresif a progresive tax rate structure

d. Tarif degresif a degresive tax rate structure

6. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan income statement yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan. 57

7. Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan.

8. Kualitas pelayanan

Tindakan yang diberikan oleh petugas pajak kepada wajib pajak dalam hal membantu proses pelaksanaan pelunasan kewajban perpajakan. Dengan kuaalitas pelayanan yang baik para wajib pajak akan lebih memahami tentang aturan perpajakan yang sebenarnya.

9. Kondisi Perekonomian

Kondisi perekonomian merupakan keadaan atau kondisi perekonomian yang sedang terjadi di dalam negara yang nantinya akan memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif.

10. Hukum yang Berlaku

Hukum yang berlaku merupakan cerminan dari seluruh aktivitas kehidupan hukum yang dimulai dari perencanaan hukum, pembentukan hukum, penegakan hukum dan evaluasi hukum. Pemberlakuan hukum pada hakikatnya merupakan interaksi antara berbagai perilaku manusia yang mewakili kepentingan-kepentingan yang berbeda dalam bingkai aturan yang telah disepakati bersama. 58

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Objek Penelitian Cakung merupakan salah satu bagian dari Jakarta Timur. Secara umum kecamatan Cakung merupakan kawasan industri, karena kegiatan di sektor industri sangat dominan. Di kecamatan ini terdapat pabrik-pabrik besar berat maupun kecil ringan dan industri rumah tangga yang menghasilkan berbagai macam produk. Kegiatan industri terbesar terdapat di kawasan industri Pulogadung JIEP dan kegitan indutri lain yang berada di wilayah kelurahan lainnya. Secara administrasi Kecamatan Cakung terdiri atas tujuh kelurahan. Masing-masing kelurahan mempunyai luas yang sangat bervariasi. Secara rinci luas wilayah Kelurahan di Kecamatan Cakung adalah: Tabel 4.1 Luas Kelurahan di kecamatan Cakung Sumber: BPS Jakarta Timur Masyarakat di wilayah kecamatan Cakung merupakan masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai wirausaha. Mereka lebih memanfaatkan lahan dan modal yang mereka miliki untuk dijadikan usaha penopang kehidupan. No Kelurahan Luas Wilayah Km² 1 Kelurahan Rawa Terate 4,10 2 Kelurahan Jatinegara 6,60 3 Kelurahan Penggilingan 4,48 4 Kelurahan Cakung Barat 6,19 5 Kelurahan Cakung Timur 9,81 6 Kelurahan Ujung Menteng 4,47 7 Kelurahan Pulo Gadung 6,86

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ETIKA PENGGELAPAN PAJAK (STUDI EMPIRIS PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN)

3 7 112

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK DI WILAYAH YOGYAKARTA

1 17 163

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK YANG TERDAFTAR PADA KPP PRATAMA SUKOHARJO Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang Terdaftar Pada KPP Pratama Sukoharjo.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK YANG TERDAFTAR PADA KPP Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak yang Terdaftar Pada KPP Pratama Sukoharjo.

0 2 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERELAAN WAJIB PAJAK UNTUK MEMBAYAR PAJAK Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerelaan Wajib Pajak Untuk Membayar Pajak Studi Empiris Pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

0 7 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERELAAN WAJIB PAJAK UNTUK MEMBAYAR PAJAK Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerelaan Wajib Pajak Untuk Membayar Pajak Studi Empiris Pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

0 2 17

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerelaan Wajib Pajak Untuk Membayar Pajak Studi Empiris Pada Wajib Pajak yang Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

0 4 7

Analisis Faktor-Faktor yang memengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Cilegon).

0 4 21

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT KETIDAKPATUHAN DALAM MEMBAYAR PAJAK (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak PBB-P2 Kabupaten Sukoharjo).

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM NEGERI (Studi Kasus Wajib Pajak Badao Dalam Negeri di Wilayah KPP Pratama Prabumulih) -

1 3 118