76
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dan berhimpit disekitar garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa
residual terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolonearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independent variabel. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Berikut akan
ditampilkan hasil uji multikolinearitas.
Melihat hasil besaran korelasi antar variabel pada Tabel 4.27 menunjukkan untuk VIF dan Tolerance mengindikasikan tidak
Tabel 4.27 Hasil Uji Multikolonearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -.679
2.047 -.332
.744 persepsi wajib
pajak -.251
.388 -.195
-.647 .525
.399 2.504
lingkungan usaha .263
.430 .183
.613 .547
.403 2.481
pengetahuan perpajakan
.015 .150
.022 .099
.922 .700
1.429 tarif pajak
-.029 .193
-.036 -.152
.881 .646
1.548 Profitabilitas
.288 .569
.158 .507
.618 .370
2.703 pemeriksaan pajak
.236 .226
.217 1.047
.308 .843
1.186 kualitas pelayanan
.163 .209
.183 .779
.445 .656
1.523 kondisi
perekonomian .166
.319 .129
.523 .607
.593 1.688
Hukum yang berlaku .228
.209 .266
1.094 .287
.609 1.641
a. Dependent Variable: ketidakpatuhan wajib pajak
Sumber: Data diolah
77
terdapat multikolinearitas yang serius. Nilai VIF tidak ada yang melebihi 10 dan nilai Tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10.
Maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas yang serius dalam model regresi penelitian.
Tabel 4.28 Hasil Uji Multikolonearitaas
Coefficient Correlations
a
Model Hkm
Kond .eko
kp Peng
.pjk Pem.
pjk Tp
Pwp Lu
Profit 1 Correlations
hukum yang berlaku 1.000
.307 -.392 -.235 .298 .115 -.140 -.452 -.041 kondisi perekonomian
.307 1.000 -.288 -.263 .180 .190 -.030 -.443 -.242 kualitas pelayanan
-.392 -.288 1.000 .115 -.136 -.161 .377
.261 .004
pengetahuan perpajakan -.235 -.263
.115 1.000 -.157 -.340 -.267 .207
.342 pemeriksaan pajak
.298 .180 -.136 -.157 1.000 .214 -.020 -.261
.061 tarif pajak
.115 .190 -.161 -.340 .214 1.000 -.103 -.366 -.101
persepsi wajib pajak -.140 -.030
.377 -.267 -.020 -.103 1.000 .048 -.556
lingkungan usaha -.452 -.443
.261 .207 -.261 -.366 .048 1.000 -.222
Profitabilitas -.041 -.242
.004 .342 .061 -.101 -.556 -.222 1.000
Covariances hukum yang berlaku
.044 .020 -.017 -.007 .014 .005 -.011 -.041 -.005
kondisi perekonomian .020
.101 -.019 -.013 .013 .012 -.004 -.061 -.044 kualitas pelayanan
-.017 -.019 .044
.004 -.006 -.007 .031 .023
.001 pengetahuan perpajakan
-.007 -.013 .004
.022 -.005 -.010 -.016 .013
.029 pemeriksaan pajak
.014 .013 -.006 -.005 .051 .009 -.002 -.025
.008 tarif pajak
.005 .012 -.007 -.010 .009 .037 -.008 -.030 -.011
persepsi wajib pajak -.011 -.004
.031 -.016 -.002 -.008 .151 .008 -.123
lingkungan usaha -.041 -.061
.023 .013 -.025 -.030 .008
.185 -.054 Profitabilitas
-.005 -.044 .001
.029 .008 -.011 -.123 -.054 .324
a. Dependent Variable: ketidakpatuhan wajib pajak
Sumber: Data primer diolah
Data tabel 4.28 juga menunjukkan bahwa hasil korelasi antar variabel independen tidak ada korelasi yang cukup serius. Korelasi
tertinggi hanya sebesar 0.337 atau 33,7 antara persepsi wajib pajak dan kualitas pelayanan. Oleh karena korelasi ini masih jauh