Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN
5
pajak yang mereka bayarkan mungkin saja tidak akan sampai ke negara melainkan akan di korupsi oleh pihak tidak bertanggung jawab. Atau mungkin
akan timbul perasaan cemas akan berkurangnya profit usaha yang diperoleh jika harus membayar pajak di tengah kondisi tingginya biaya produksi dan
semakin menurunnya jumlah penghasilan karena ada persaingan dengan barang-barang dari luar negeri.
Banyak penelitian sebelumnya yang telah dilakukan untuk meneliti sikap ketidakpatuhan ini. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahyu
Santoso 2008 dalam peneliannya yang berjudul “Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib
Pajak”, dimana dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa risiko ketidakpatuhan dapat dikelompokkan kedalam risiko rendah, menengah, dan
tinggi. Penelitian tersebut juga berhasil mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh kepada ketidakpatuhan wajib pajak, dalam penelitian ini
menggunakan wajib pajak badan sebagai objek penelitian. Variabel-variabel yang digunakan adalah tarif pajak, penalti, status pemerikasaan, struktur
permodalan debt to equity ratio, pemegang saham, jenis usaha, skala usaha, pajak relatif terhadap penjualan, dan kompensasi kerugian. Didalam penelitian
ini dikatakan bahwa pemilihan wajib pajak yang akan diperiksa berdasarkan kelompok risiko ketidakpatuhan akan dapat memperbaiki efektivitas
pemeriksaan pajak dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Penelitian lain yang juga meneliti masalah ketidakpatuhan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Devia Agustriana Mandiri, Tarjo, dan Nurul
6
Herawati 2009 dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di
Bangkalan”. Dimana dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah sikap tentang ketidakpatuhan, norma subyektif, kewajiban moral, kontrol keprilakuan
yang dipersepsikan, dan niat berperilaku tidak patuh. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sikap tentang ketidakpatuhan,norma subjektif, dan
kewajiban bermoral memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh yang dilakukan, sedangkan kontrol keprilakuan tidak
berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. Hal ini berarti sikap ketidakpatuhan yang timbul pada wajib pajak orang pribadi di Bangkalan
dipengaruhi oleh; pertama, sikap dari dirinya sendiri untuk tidak patuh. Kedua, norma subyektif terhadap ketidakpatuhan dimana sikap ketidakpatuhan ada
tergantung dari kekuatan kepribadian diri wajib pajak untuk melakukan tindakan tidak patuh. Dan ketiga kontrol keprilakuan yang dipersepsikan yang
diyakini wajib pajak orang pribadi yang akan menghambat mereka dalam menampilkan perilaku ketidakpatuhan pajak.
Dari penelitian yang sebelumnya telah dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan sikap ketidakpatuhan wajib pajak
orang pribadi dari skala usaha mikro, kecil dan menengah, dimana peneliti ingin melihat apakah faktor-faktor yang menjadi risiko ketidakpatuhan wajib
pajak badan juga akan berpengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian yang akan dilakukan ini akan melihat perilaku wajib orang
pribadi di wilayah Kecamatan Cakung. Alasan peneliti memilih populasi di
7
wilayah Cakung adalah karena wilayah kecamatan Cakung merupakan wilayah yang terdata sebagai wilayah yang memiliki jumlah penduduk tertinggi ke dua
dari 44 kecamatan di DKI Jakarta berdasarkan hasil sensus penduduk 2010. Selain itu karena wilayah Cakung merupakan wilayah pinggiran di Jakarta
Timur yang berbatasan dengan kota penyanggah DKI Jakarta yaitu wilayah administrasi kota Bekasi, Jawa Barat. Wilayah Cakung sendiri merupakan
wilayah pemukiman padat dan sekaligus merupakan wilayah industri, baik industri bagi perusahaan maupun industri perorangan. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya Kawasan Industri Pulo Gadung yang terletak di wilayah Kelurahan Rawa Terate - Cakung yang mencakup berbagai perusahaan
manufaktur, dan adanya PIK Pusat Industri Kecil di wilayah kelurahan Penggilingan – Cakung yang mencakup industri perorangan.
Disini peneliti akan melihat faktor-faktor apa saja yang menyebabkan ketidakpatuhan di wilayah Cakung berdasarkan beberapa variabel yang
sebelumnya digunakan oleh Wahyu Santoso dalam penelitiannya untuk wajib pajak badan. Tujuannya adalah agar dapat diketahui apakah faktor-faktor
tersebut juga berpengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak di wilayah Cakung. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian
yang sebelumnya dilakukan oleh Wahyu Santoso terletak pada objek penelitiannya, dimana Wahyu Santoso menggunakan wajib pajak badan
sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan wajib pajak orang pribadi dalam usaha berskala mikro, kecil, dan menengah. Selain itu penelitian
ini juga akan menambahkan dua variabel baru yang terkait dengan kondisi
8
negara saat ini yaitu variabel kondisi perekonomian dan variabel hukum yang berlaku.
Dari uraian tersebut, maka penelitian ini akan dilakukan dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Ketidakpatuhan Wajib Pajak di Wilayah Kecamatan Cakung”
. Diharapkan dengan penelitian ini akan diperoleh kesimpulan yang dapat dijadikan pembenahan dalam
pelaksanaan perpajakan. Artinya bahwa apabila faktor-faktor tersebut telah diketahui dan terbukti menjadi penyebab ketidakpatuhan wajib pajak, maka
akan membantu aparat pajak khususnya di wilayah kecamatan Cakung untuk dapat lebih fokus memperhatikan faktor-faktor tersebut untuk penyelesaian
masalah ketidakpatuhan. Namun apabila penelitian ini tidak membuktikan adanya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap ketidakpatuhan maka akan
dapat di lihat bahwa apakah ada faktor lain yang mungkin menyebabkan ketidakpatuhan di wilayah Cakung. Sehingga akan dapat ditemukan upaya
penyelesaian yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakpatuhan tersebut.