Teknik Pengumpulan Data Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Trusworthiness Studi

Reliabilitas interrater Koefisien reliabilitas interrater atau antar penilai ditentukan berdasarkan hasil penilaian ketepatan butir mengukur indikator. Interrater atau penilai adalah pakar substansi dalam pembelajaran matematika. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen tes hasil belajar matematika siswa, digunakan rumus sebagai berikut: 5 ; ; Keterangan: r = reliabilitas kesesuaian penilai i = no butir; 1,2,3,……,9 j = responden; A, B,dan C adapun prosedur pengujiannya sebagai berikut: 1. Menentukan JK total dengan rumus JK total = = 2. Menentukan JK baris dengan rumus JK baris = = 3. Menentukan JK kolom dengan rumus JK kolom = = 4. Menentukan JK eror dengan rumus JK eror = Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien reliabilitas interrater adalah 0,71.

I. Teknik Analisa Data

Proses analisis data terdiri dari analisis data pada saat dilapangan yaitu pada saat dilapangan yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul berupa hasil tes 5 Djaali dan Puji Mulyono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, Jakarta:Grasindo,2008, hal. 95. belajar matematika, hasil angket motivasi belajar, hasil angket persepsi siswa terhadap permainan matematik, hasil observasi, hasil wawancara dan catatan lapangan. Tahap menganalisa data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber. Kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan data yang diperoleh berupa kalimat- kalimat dan aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna ilmiah. Kriteria keberhasilan peningkatan aktivitas adalah terjadinya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan yang telah menunjukkan bahwa pelaksanan proses pembelajaran sesuai rencana. Dan siswa memperlihatkan aktivitas yang tinggi dalam belajar matematika. Nilai rata-rata hasil belajar siswa harus mencapai lebih dari atau sama dengan 65 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 60.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Penelitian Pendahuluan

Pelaksanaan penelitian pendahuluan dilakukan selama empat kali pertemuan yaitu pada tanggal 1,2,8 dan 9 September 2009. Penelitian pendahuluan ini terdiri dari tiga kali tatap muka dan satu kali tes pada pokok bahasan mengurutkan bilangan sampai 5000. Selama penelitian pendahuluan peneliti mengamati segala aktivitas siswa selama pembelajaran tanpa bantuan observer. Adapun hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Persiapan siswa sangat kurang dalam menerima pelajaran, 2 aktivitas siswa masih belum nampak pada saat pembelajaran, dan 3 masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Adapun hasil tes penelitian pendahuluan pada pokok bahasan mengurutkan bilangan sampai 5000 adalah sebagai berikut: Tabel 3. Perolehan Nilai Tes Pendahuluan Interval Nilai Frekuensi Presentase 15 – 27 2 6,67 28 – 40 4 13,33 41 – 53 9 30 54 – 66 7 23,33 67 – 79 4 13,33 80 – 92 3 10 93 – 105 1 3,33 Keterangan: Nilai tertinggi : 95 Nilai terrendah : 15 Nilai rata-rata : 54,7 Jumlah siswa : 30 Berdasarkan tabel 3, terlihat nilai rata-rata ulangan harian siswa masih sangat rendah yaitu 54,7. Bahkan masih banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari 60, sedangkan kriteria ketuntasan minimum KKM yang ditetapkan sekolah adalah 60. Hal ini menunjukkan tujuan pembelajaran belum tercapai karena hanya 11 orang siswa yang tuntas dalam belajar yaitu siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM yang ditentukan. Sebelas orang siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM yang ditentukan tersebut antara lain siswa yang mendapat nilai 54 – 66 sebanyak 3 orang pada interval ini terdapat 2 orang siswa yang mendapat nilai 60 dan terdapat 1 orang siswa yang mendapat nilai 65 10, siswa yang mendapat nilai 67 – 79 sebanyak 4 orang 13,33, siswa yang mendapat nilai 80 – 92 sebanyak 3 orang 10, dan siswa yang mendapat nilai 93 – 105 sebanyak 1 orang 3,33. Dari hasil penelitian pendahuluan didapatkan bahwa hasil belajar siswa rendah dikarenakan siswa malu bertanya jika menemui kesulitan, malas mengerjakan latihan atau tugas dan PR yang diberikan oleh guru serta semangat siswa dalam belajar sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu tindakan agar aktivitas belajar matematika siswa meningkat. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan tersebut maka dilakukan suatu tindakan untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, yaitu dengan metode permainan matematik. Permainan matematik ini dilakukan selama proses pembelajaran matematika. Dengan metode permainan matematik ini diharapkan akan dapat memotivasi siswa dalam belajar matematika dan dalam melakukan segala aktivitas selama proses pembelajaran.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I ini yaitu menyiapkan rencana kegiatan belajar mengajar dan instrumen yang akan digunakan pada penelitian yang terdiri dari rencana pembelajaran, Lembar Tugas Siswa LTS, soal tes akhir siklus I, lembar observasi siswa, lembar wawancara, catatan lapangan, kartu samaan, media permainan KuKuKu dan alat dokumentasi. Rencana pembelajaran dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator agar rencana pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di Madrasah Ibtidaiyah Attaqwa 32 Bekasi Utara. Materi pada siklus I ini diantaranya menulis dan membaca lambang bilangan dengan angka dan kata-kata, mengurutkan dan menentukan letak bilangan pada garis bilangan, penjumlahan tanpa menyimpan, penjumlahan dengan satu kali menyimpan, penjumlahan dengan dua kali menyimpan dan menjumlahkan dengan dua bilangan atau lebih. Lembar tugas siswa dan soal tes akhir siklus dibuat untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat aspek-aspek aktivitas siswa pada setiap pertemuan. Pengamatan melalui lembar observasi dilakukan oleh observer. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang permainan matematik selama proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti ingin mengetahui apakah permainan matematik dapat menumbuhkan semangat belajar matematika sehingga aktivitas belajar siswa dapat meningkat. Target yang ingin dicapai pada siklus ini yaitu siswa antusias dan semangat belajar dengan permainan matematik dan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan baik dan benar.

b. Tahap Pelaksanaan

Siklus ini terdiri dari empat kali pertemuan dengan pokok bahasan menulis dan menbaca lambang bilangan dengan kata-kata dan angka dan mengurutkan dan menentukan bilangan pada garis bilangan pertemuan I, penjumlahan tanpa menyimpan dan penjumlahan dengan satu kali menyimpan pertemuan II, penjumlahan dengan dua kali menyimpan dan menjumlahkan dengan dua bilangan atau lebih pertemuan III. Kemudian dilanjutkan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus I dan wawancara dengan beberapa siswa. Rencana pelaksanan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran I. Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: 1 Pertemuan pertama, selasa 6 Oktober 2009 Kegiatan belajar mengajar berlangsung selama 2 x 30 menit 2 jam pelajaran, dimulai pada pukul 10.00 sampai pukul 11.00. terdapat 1 orang yang tidak hadir dikarenakan sakit. Guru kelas hadir untuk membantu peneliti dalam pelaksanaan kegiatan belajar hari ini. Guru kelas yang dalam hal ini sebagai observer membantu peneliti untuk mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa satu persatu kemudian dicatat pada lembar observasi siswa. Selain itu observer juga juga melakukan penilaian terhadap peneliti ketika menyampaikan materi dan selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran dan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Jadi ada keseimbangan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6 enam orang siswa. Guru menjelaskan materi mengenai menulis dan membaca lambang bilangan dengan angka dan kata-kata dan juga memberikan contoh tentang lambang bilangan dan nama bilangan dengan menggunakan kertas karton yang di tulis dengan nama bilangan dan lambang bilangan, guru meminta siswa meletakkan nama bilangan dan lambang bilangan sesuai dengan tempatnya. Guru memberikan contoh kepada siswa tentang urutan bilangan, dengan menggunakan karton yang ditulis dengan urutan bilangan guru memberikan contoh tentang mengurutkan bilangan dan guru meminta siswa