3. Motivasi spiritual
Yaitu dorongan fitrah manusia untuk memenuhi kebutuhan rohaninya. Seperti mengharapkan keridhaan, kecintaan dan perjumpaan
dengan penciptanya zat yang maha pencipta yang telah menciptakan dirinya dan kebutuhan-kebutuhan yang menunjang kehidupannya.
Firman-firman Allah SWT yang mengisyaratkan motivasi spiritual dalam diri manusia, yakni antara lain:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Q.S. adz-Dzariyat
[51]:58
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus[1595], dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. Q.S. al-Bayyinah [98]: 5
Ayat di atas memotivasi orang-orang yang telah beriman agar setiap melakukan perbuatan senantiasa disandarkan kepada Allah SWT.
Perbuatan dan tindakan yang dilakukannya akan mempunyai nilai dihadapannya apabila dilakukan karena tulus untuk mengharapkan
keridhaan, kecintaan, dan perjumpaan dengannya. Motivasi spiritual ini menjalankan fungsinya dengan
memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Seperti memelihara diri dari sikap kufur,nifak, syirik, fasik
dan zalim, agar tidak mendapatkan kemarahan dan murkanya baik di dunia maupun di akhiratnya. Tujuan dari motivasi spiritual ini adalah
melahirkan buah-buah keimanan yang dapat dirasakan dan memberikan kepuasan bagi kehidupan ruhaniahnya.
24
Dari definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa motivasi spiritual dalam belajar adalah daya penggerak yang mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan ruhaninya.
Sebagian besar guru menginginkan keadaan kelas dimana semua siswanya memiliki motivasi instrinsik yang tinggi untuk belajar.
Namun kenyataannya hal ini jarang terjadi, oleh karena itu seorang guru harus mampu menghadapi tantangan untuk membangkitkan motivasi
ekstrinsik siswa,
membangkitkan minatnya,
menarik dan
mempertahankan perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung agar siswa dapat belajar dengan baik.
Tanpa adanya motivasi dalam belajar tidak akan memberikan hasil yang diinginkan. Oleh karena itu perlu adanya motivator-motivator
seperti kenaikan tingkat, penghargaan, pemberian umpan balik, permainan dan reward yang dipergunakan untuk mendorong siswa
bersemangat dalam belajar. Membangkitkan motivasi itu tidak mudah, oleh karena itu guru mengenal murid, dan mempunyai kesanggupan
kreatif untuk menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan dan minat murid.
24
Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Psikologi Kenabian, Yogyakarta: Beranda Publishing, 2007, cet. I, h. 345-349.
c. Fungsi motivasi
Motivasi sangat diperlukan dalam kehidupan kita, terutama dalam dunia pendidikan. Seorang pendidik hendaknya dapat
memberikan motivasi kepada anak didiknya karena motivasi sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Adapun fungsi
motivasi dalam belajar yaitu: 1.
Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2.
Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya 3.
Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan
yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
25
Dari beberapa uraian di atas, nampak jelas bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan sekaligus sebagai penggerak
perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan factor penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut
dengan cara dan terutama memenuhi kebutuhan siswa. Guru sebagai salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran mempunyai
andil yang besar dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Guru harus mampu menggunakan metode pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa secara aktif, dengan melibatkan siswa secara aktif dalam suatu proses pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan minat
dan motivasi belajar siswa.
d. Mengukur motivasi belajar
25
S. Nasution, Didaktik Asas-asas …………………………., h.76- 77.
Motivasi adalah suatu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kuat lemahnya motivasi seseorang
tidak dapat dilihat secara nyata, tetapi dari penampilan perilaku orang itu. Motivasi sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, motivasi itu sangat mempengaruhi seseorang dalam bertindak dan
merupakan pendorong yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Seorang guru perlu mengetahui dengan jelas interaksi antara tingkat motivasi siswa dengan pembelajaran agar dapat melakukan
intervensi pengajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Guru perlu berusaha mencari strategi yang tepat untuk dapat membantu siswa
belajar adapun kecenderungan jenis motivasi yang mendorongnya belajar.
Motivasi belajar sangat berhubungan dengan hasil belajar siswa. Hasil beberapa temuan yang dilakukan para ahli mengenai
hubungan antara motivasi dengan hasil belajar antara lain: 1.
Terdapat hubungan antara tingkat motivasi siswa dan hasil belajar, baik terhadap hasil belajar pada suatu waktu tertentu maupun
terhadap hasil belajar selanjutnya. Tingkat motivasi belajar cenderung berkolerasi dengan hasil belajar, artinya semakin tinggi
kuat tingkat motivasi belajar, semakin baik hasil belajar siswa. Demikian pula hasil belajar yang baik akan berpengaruh terhadap
hasil belajar berikutnya. Hal ini terjadi karena hasil belajar yang baik akan membuahkan motivasi yang lebih kuat pula dalam diri
siswa, yang akan mempengaruhi hasil belajar selanjutnya. 2.
Terdapat interaksi antara cara mengajar guru dengan pola motivasi siswa, yang selanjutnya berpengaruh pula terhadap hasil belajar.
3. Guru dapat mengubah meningkatkan motivasi belajar siswa,
dengan pengertian guru dapat melakukan tindakan tertentu di dalam kelas untuk meningkatkan motivasi belajar.
26
3. Hakikat Belajar Matematika
Istilah mathematics Inggris, mathematik Jerman, mathematique Perancis, mathematico Itali, matematiceski Rusia, atau mathematick
wiskunde Belanda berasal dari perkataan lain mathematica, yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, matematike, yang berarti
“relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu knowledge, science, perkataan
mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar berpikir.
27
Pada hakikatnya matematika merupakan ilmu pengetahuan mengenai struktur yang terorganisasikan dengan baik.
28
Objek matematika yang abstrak tersusun secara hirarkis, terstruktur, logis dan sistematis, mulai dari yang sederhana sampai kepada
yang paling kompleks. Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, unsur yang didefinisikan, aksioma, sampai dalil yang kebenarannya dapat
dibuktikan serta berlaku secara umum. Matematika sebagai ilmu berbeda dengan matematika sekolah.
Matematika sebagai ilmu merupakan kesatuan yang utuh dan terjaga oleh system aksiomatiknya dan penalarannya hanya penalaran deduktif.
29
Sedangkan matematika sekolah terdiri atas bagian-bagian matematika yang terpilih guna menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan
membentuk pribadi siswa dan penalarannya tidak hanya penalaran deduktif tetapi juga penalaran induktif. Jadi matematika sekolah adalah
26
Euis Nurmalasari, ”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Melalui Pemberian Kartu Skor Partisipasi
” , Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 21,t. d.
27
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran ………………,h. 15-16.
28
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran ………………,h. 1θ.
29
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran ………………,h. 23.
unsur atau bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan dan berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK
yang penyajiannya disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik.
Matematika merupakan bidang kajian disiplin ilmu yang selalu diajarkan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanakTK
sampai jenjang sekolah menengah atas SMA bahkan sampai perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan matematika merupakan salah satu ilmu yang
sangat berperan dalam kehidupan manusia karena matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang termasuk ilmu
alam, ilmu teknik, ilmu kedokteran dan ilmu sosial.
30
Matematika dengan objek yang abstrak telah berhasil mengembangkan suatu bentuk bahasa
yang disebut dengan bahasa numeric. Bahasa numeric menggunakan angka-angka untuk menjelaskan dan meramalkan secara eksak dengan
mengembangkan konsep-konsep pengukuran seperti mengali, mengurang, menjumlah dan membagi. Matematika mengembangkan bahasa numeric
memungkinkan untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Sifat kuantitatif ini meningkatkan daya prediktif dan control dari ilmu sehingga
dapat memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan pemecahan masalah secara tepat dan cermat.
Pembelajaran matematika dalam penelitian ini didefinisikan sebagai proses interaksi antara guru dengan murid dalam rangka
mengembangkan pola pikir nalar siswa dengan menggunakan logika. Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan
pembentukan kemampuan berfikir yang bersandar pada hakikat matematika.
4. Permainan matematik
30
Matematika, dalam http:id.wikipedia.orgwikiMatematika
, 22 Desember 2010