Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

diperlukan patokan-patpkan atau indikatorindikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu, karena pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-indikator prestasi belajar yang sangat diperlukan ketika seseorang perlu untuk menggunakan alat dan kiat evaluasi. 25

i. Batas Minimal Prestasi Belajar

Setelah mengetahui indikator dan memperoleh skor hasil evaluasi belajar di atas, guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa. Ranah-ranah psikologis, walaupun berkaitan satu sama lain, kenyataannya sukar diungkapkan sekaligus jika hanya melihat perubahan yang terjadi pada salah satu ranah. Sebagai contoh, seorang siswa yang memiliki nilai tinggi dalam bidang studi agama Islam, belum tentu rajin beribadah shalat. Sebaliknya, siswa lain yang hanya mendapat nilai cukup dalam bidang studi tersebut, justru menunjukkan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama sehari-hari. 26 Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar. Di antara norma-norma pengukuran tersebut ialah: 1 Norma skala angka dari 0 sampai 10. 2 Norma skala angka dari 0 sampai 100. 27 Selanjutnya, selain norma-norma tersebut di atas, ada pula norma lain yang di negara kita baru berlaku di perguruan tinggi, yaitu norma prestasi belajar dengan menggunakaan simbol huruf-huruf A,B,C,D, dan 25 Syah, op. cit., h. 216. 26 Ibid., h. 221. 27 Ibid., h. 222. E. Simbol huruf-huruf ini dapat dipandang sebagai terjemahan dari simbol angka-angka sebagaimana tampak pada tabel di bawah berikut ini. Tabel 2.2 Perbandingan Nilai Angka, Huruf, dan Predikatnya Simbol-simbol Nilai Huruf Predikat Angka 8-10 = 80-100 = 3,1-4 A Sangat baik 7-7,9 = 70-79 = 2,1-3 B Baik 6-6,9 = 60-69 = 1,1-2 C Cukup 5-5,9 = 50-59 = 1 D Kurang 0-4,9 = 0-49 = 0 E Gagal Perlu ditambahkan bahwa simbol nilai angka yang berskala antara 0 sampai 4 seperti yang tampak pada tabel di atas lazim dipakai di perguruan tinggi. Skala angka yang berinterval jauh lebih pendek daripada skala angka lainnya itu dipakai untuk menetapkan indeks prestasi IP mahasiswa, baik pada setiap semester maupun pada akhir penyelesaian studi. Seusai memperhatikan macam-macam norma yang menetapkan tingkat keberhasilan siswa seperti pada tabel di atas mungkin anda bertanya: norma manakah yang paling tepat dan representatif mewakilimenggambarkan yang sebenarnya?. Sesungguhnya, norma mana pun dapat anda pakai, asal sejalan dengan aturan institusional kependidikan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwewenang. Hal lain yang justru lebih penting dalam proses evaluasi prestasi bukan norma mana yang harus diambil, melainkan sejauh mana norma itu dipakai secara lugas untuk mengevaluasi seluruh kecakapan siswa kognitif, afektif, dan psikomotor. 28

j. Evaluasi Prestasi Belajar

Dalam evaluasi prestasi belajar meliputi prestasi kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal tersebut dapat dinilai dengan menggunakan cara evaluasi belajar seperti tes lisan, tes tulis, observasi, atau pemberian tugas.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan masukan dalam penelitian ini, penulis mengambil kajian-kajian sebelumnya berupa skripsi mengenai hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar terhadap pada mahasiswa Bidikmisi. Seperti dalam skripsi yang telah ada sebelumnya, di antaranya Stephani Chintya Debi pada tahun 2014 dengan judul penelitian “Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Ekonomi dan Administrasi Universitas Negeri Jakarta”. Stephani secara empiris menjelaskan bahwa adanya hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi program studi pendidikan ekonomi UNJ 2011. Hal ini dibuktikan dengan: 1. Hasil uji keberartian disimpulkan bahwa regresi berarti. Serta pada uji linearitas diperoleh hasil bahwa regresi linier. Berdasarkan uji keberartian dan uji linearitas regresi bahwa koefisien regresi berbentuk linier dan berarti signifikan. 2. Serta berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi terbukti adanya hubungan signifikan atau berarti antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan keberartian koefisien korelasi Rxy = 0,345, artinya semakin tinggi motivasi belajar maka prestasi belajar semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah motivasi belajar maka semakin rendah pula prestasi belajar. 28 Ibid., h.223.