Sosial yang ditempatkan pada akun belanja bantuan Sosial, diluncurkan secara block grant by name by address kepada
mahasiswa penerima Program Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi. Adapun penggunaan dana tersebut meliputi:
1 Biaya perkuliahan, besar biaya yang dibayarkan sesuai
dengan biaya perkuliahan pada jurusan dan fakultas penerima beasiswa.
2 Living cost, pemberian living cost bagi penerima
beasiswa bidikmisi. 3
Penggunaan dana akan dilaporkan ke Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Kementrian Agama
Republik Indonesia. 6
Mekanisme Penyaluran Dana a
Biaya living cost dibayarkan setiap enam bulan sekali. b
Biaya perkuliahan, biaya Ma’had, dan biaya pembinaan dibayarkan langsung ke rekening UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta oleh Bagian Kemahasiswaan. c
Penyaluran beasiswa dari Universitas kepada mahasiswa penerima melalui rekening mahasiswa.
d Penyaluran biaya pendidikan diatur oleh Universitas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. 7
Penghentian Bantuan Sanksi dan pemberhentian beasiswa dilakukan apabila
mahasiswa penerima beasiswa: a
Terbukti melanggar Kode Etik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b Indeks Prestasi Kumulatif 3,00.
c Tidak menempati Ma’had selama 3 bulan selama tinggal di
Ma’had. d
Presensi kehadiran pembinaan di bawah 70 sebanyak 3 bulan selama tinggal di Ma’had.
e Tidak mematuhi peraturan Ma’had UIN yang dibuktikan oleh
surat rekomendasi dari Kepala Pusat Ma’had. f
Terlibat dalam organisasi terlarang. g
Telah menyelesaikan studi. h
Cuti karena sakit atau alasan lain. i
Skorsing. j
Drop Out. k
Non aktif. Mahasiswa penerima bidikmisi yang tidak mengikuti kegiatan
akademik yang ditentukan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta l
Mengundurkan diri. m
Meninggal dunia. n
Kebijakan yang diberikan akan dipertimbangkan oleh pengelola beasiswa bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8 Pelanggaran dan Sanksi
a Pelanggaran
Hal-hal yang termasuk pelanggaran peraturan program bantuan biaya pendidikan Bidikmisi adalah sebagai berikut:
1 Telah memberikan keterangan yang tidak benar baik
secara lisan maupun tertulis; 2
Melakukan pemalsuan dokumen pendukung pada saat pendaftaran beasiswa Bidikmisi;
3 Mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai penerima
beasiswa Bidikmisi; 4
Terbukti tidak memenuhi syarat sebagai penerima beasiswa Bidikmisi;
5 Presensi pembinaan kurang dari 70 sebayak 1 bulan;
6 Presensi pembinaan kurang dari 70 sebanyak 2 bulan;
7 Presensi pembinaan kurang dari 70 sebanyak 3 bulan;
b Sanksi
1 Sanksi atas pelanggaran poin a-d adalah pembatalan
pemberian serta pengembalian bantuan biaya pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada penerima program
beasiswa Bidikmisi. 2
Sanksi atas pelanggaran poin e dan f adalah penerbitan Surat Peringatan 1 dan 2 dari Kepala Pusat Ma’had Al
Jami’ah. 3
Sanksi atas pelanggaran poin g adalah mendapatkan Surat Peringatan 3. Adapun SP 3 merupakan sanksi terakhir
yang berarti bahwa mahasiswa yang bersangkutan pada semester berikutnya tidak tercatat sebagai penerima
beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4
Mekanisme Pemberian Sanksi Alur dalam pemberian sanksi, yaitu Pengasuh Ma’had
mengajukan surat usulan pemberian sanksi bagi mahasiswa kepada Kepala UPT Pusat Ma’had Al Jami’ah.
Kepala Pusat akan mengeluarkan untuk pemberian SP 3, surat usulan dari pengasuh akan di acc oleh Kepala UPT
untuk selanjutnya akan diterbitkan SP 3 yang akan ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan. 9
Hal Khusus Bagi penerima beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2011 dan 2012 non Ma’had diberi ketentuan sebagai berikut:
a Mahasiswa yang presensi pembinaanya kurang dari 70
selama 1 satu sampai dengan 2 dua bulan, masih diperkenankan menjadi mahasiswa penerima beasiswa
bidikmisi pada tahun 2015 dengan catatan akan memperbaiki prestasi akademik yang bersangkutan. Dana living cost
semester-semester yang lalu belum disetorkan, akan dikirim seluruhnya ke rekening pribadi yang bersangkutan.
b Sedangkan bagi mahasiswa yang presensi pembinaannya
kurang dari 70 selama 3 tiga bulan atau lebih, tidak diperkenankan untuk menjadi penerima beasiswa Bidikmisi
pada tahun 2015. Dana living cost yang belum disetorkan akan dipergunakan untuk membayar biaya perkuliahan atas nama
mahasiswa yang bersangkutan sampai dengan semester 8 jika mencukupi, baru kemudian sisanya akan disetorkan ke
rekening pribadi yang bersangkutan. c
Bagi mahasiswa dengan IPK Indeks Prestasi Kumulatif kurang dari 3,00, perlakuannya sama seperti poin b di atas.
10 Hak dan Kewajiban
a Hak Penerima Bidikmisi
1 Mendapatkan bantuan biaya pendidikan.
2 Mendapatkan living cost sesuai dengan mekanisme yang
sudah diatur. 3
Mendapatkan fasilitas tempat tinggal Ma’had UIN. 4
Menerima pembinaan secara berkala sesuai kurikulum dan sistem yang sudah diatur UPT Kepala Pusat Ma’had Al
Jami’ah. 5
Mendapatkan pelayanan perihal beasiswa dari penyelenggara bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b Kewajiban Penerima Bidikmisi
1 Mematuhi peraturan dan Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2
Mencapai Indeks Prestasi Kumulatif 3,00. 3
Melaporkan laporan perkembangan akademik setiap semester ke Bagian Kemahasiswaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4 Menempati dan aktif melaksanakan pembinaan selama
menjadi Mahasantri Ma’had. 5
Mentaati semua peraturan Ma’had UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
6 Menjaga nama baik almamater, Ma’had dan Bidikmisi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7
Beri’tikad baik untuk berbakti dan mengabdi kepada agama, almamater UIN, masyarakat, bangsa dan negara.
11 Mekanisme Pengunduran Diri Bidikmisi
Penerima beasiswa Bidikmisi ketika berkeinginan mengundurkan diri sebagai penerima beasiswa Bidikmisi dikarenakan mendapat
beasiswa ke luar negeri, menikah, dan lain-lain. Harus mengikuti mekanisme sebagai berikut:
a Memberitahukan pengunduran diri paling lambat 2 minggu
sebelum akhir semester. b
Membuat surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
c Memberikan penjelasan secara langsung lisan kepada
kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12
Monitoring dan Evaluasi a
Bentuk dan tujuan kegiatan Bentuk kegiatan monitoring adalah melakukan pemantauan
dan pembinaan kepada penerima beasiswa bidikmisi. 1
Komponen a
Nilai akademik b
Presensi kehadiran pembinaan Ma’had c
Perilaku penerima 2
Tim monitoring
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ma’had
Al Jami’ah dan unit-unit terkait.
7
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi
bahkan dalam kandungan hingga liang lahat.
8
Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang tidak asing, bahkan
sudah merupakan bagian dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan
setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari, atau pagi hari.
Namun, dari semua itu tidak setiap orang mengetahui apa itu belajar. Seandainya dipertanyakan apa yang sedang dilakukan? Tentu
saja jawabnya adalah “belajar”. Itu saja titik. Sebenarnya dari kata ‘belajar” itu ada pengertian yang tersimpan di dalamnya. Pengertian
dari kata “belajar” itulah yang perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak melahirkan pemahaman yang keliru mengenai masalah belajar.
Masalah pengertian belajar ini, para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan
bidang keahlian mereka masing-masing. Tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
James O. Whittaker, misalnya, merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman.
7
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta: Kementrian Agama, 2015, h. 4.
8
Evelin Siregar, dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, h. 3.
Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the
process by which behavior in the broader sense is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses di mana
tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan learning is change is
performance as a result of practice. Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar.
Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
9
Adapun menurut Melvin H. Marx mengatakan bahwa belajar adalah perubahan yang dialami
secara relatif abadi dalam tingkah laku yang pada dasarnya merupakan fungsi dari suatu tingkah laku sebelumnya. Dalam hal ini, sering atau
biasa disebut praktik atau latihan learning is a relatively enduring change in behaviour which is a function of prior behaviour, usually
called practice.
10
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang dutunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa
untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab
masuknya kesan-kesan yang baru. Dengan demikian, maka perubahan fisik akibat sengatan serangga, patah tangan, patah kaki, buta mata,
tuli telinga, penyakit bisul, dan sebagainya bukanlah sebagai hasil dari
9
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011, h. 12.
10
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, Jogjakarta: Ar- Ruzz media, 2012, h. 227.
proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh sutau perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
11
Oleh karena itu, belajar bukanlah suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi, langkah-langkah atau prosedur
yang ditempuh.
12
b. Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar. 1
Perubahan yang terjadi secara sadar Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku
individu yang terjadi karena mabuk atau dalam pengertian belajar. Karena individu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan
itu. 2
Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari
tidak menulis menjadi dapat menulis.
11
Djamarah, op. cit., h. 13.
12
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2001, h. 29.
Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Ia dapat menulis
dengan kapur dan sebagainya. Di samping itu, dengan kecakapan menulis yang telah dimilikinya ia dapat memperoleh kecakapan-
kecakapan lain. Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan- catatan, mengerjakan soal-soal, dan sebagainya.
3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
Misalnya, perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk
perubahan dalam pengertian belajar. 4
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara temporer yang terjadi
hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis, dan sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan
dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar tidak akan
hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.
5 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin
dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. Dengan demikian, perubahan belajar yang dilakukan
senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkannya. 6
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan
tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
13
Menurut Baharuddin Esa N.W, ciri-ciri belajar meliputi: 1 Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku, 2
Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen, 3 Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial, 4 Perubahan tingkah laku itu merupakan
hasil latihan atau pengalaman, 5 Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
14
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses
belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Belajar tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada dalam individu tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lain yang berasal dari luar diri yang belajar. Karena tidak heran bila ada anak cerdas, aktif dan kreatif pada akhirnya
dapat mengalami kegagalan dalam belajar karena faktor keluarga yang kurang mendukung. Sebaliknya, banyak ditemukan anak-anak dari
keluarga ekonomi lemah justru sukses dalam belajar karena faktor motivasi untuk sukses yang tinggi didukung oleh guru-guru yang
profesional. Secara umum, keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
13
Djamarah, op. cit., h. 15.
14
Lilik Sriyanti, Psikologi Belajar, Yogyakarta: Ombak Dua, 2013, h. 18.