Kata delirium berasal dari istilah Latin dengan makna “ off the track
” Sindroma ini dilaporkan semasa jaman Hippocrates pada tahun 1813.
Alagiakrishnan dan Blanchette, 2005 Sinonim : acute confusional state
, acute
brain syndrome ,
metabolic encephalopathy ,
toxic psychosis , dan
acute brain failure
. Sadock dan Sadock, 2003; Pincus dan Tucker, 2003
II.2.2. Epidemiologi
Delirium merupakan gangguan yang umum. Menurut DSM-IV-TR, batasan prevalensi delirium pada populasi umum adalah 0,4 untuk orang yang berusia
18 tahun dan lebih serta 1,1 untuk orang berusia 55 dan lebih. Sekitar 10-30 penderita yang mengalami penyakit medis dan dirawat inap mengalami delirium.
Sadock dan Sadock, 2003 Sekitar 15-60 penderita berusia tua mengalami delirium sebelum atau selama dirawat di rumah sakit, namun diagnosa sering
luput pada lebih 70 kasus. Waszynski, 2004 Usia lanjut merupakan faktor resiko mayor munculnya suatu delirium.
Sekitar 30-40 dari penderita rawat inap yang berusia lebih dari 65 tahun dijumpai suatu episode delirium, dan lainnya 10-15 orang tua memperlihatkan
delirium saat masuk rumah sakit. Jenis kelamin pria merupakan faktor resiko independen untuk delirium menurut DSM-IV-TR. Sadock dan Sadock, 2003
Alagiakrishnan dan Blanchette 2005 menyebutkan bahwa delirium lajim dijumpai di USA. Ditemukan sekitar 14-56 pada penderita berusia tua yang
dirawat di rumah sakit. Delirium dijumpai pada 10-22 penderita berusia tua saat awal masuk ke rumah sakit, dan meningkat 10-30 setelah rawatan di rumah
sakit. Delirium dijumpai pada 40 penderita yang dirawat di Intensive Care Units
Kiki Mohammad Iqbal: Hubungan Skore Cognitive Test For Delirium CTD Dengan Lamanya Masa Rawat Inap Penderita Trauma Kapitis Sedang-Berat Di Rumah Sakit, 2008.
ICU. Sebanyak 80 penderita akan mengalami delirium saat mendekati kematian. Delirium sangat sering dijumpai pada penghuni panti jompo
nursing home residents
. Penelitian lain telah menemukan tingginya insidens delirium setelah trauma
kapitis. Prevalensi delirium dilaporkan mencapai 80 di Intensive Care Unit
ICU dan sekitar 69 pada penderita dengan trauma kapitis. Kennedy dkk, 2003
Delirium sering teramati pada kasus-kasus trauma kapitis yang berat. Jorge dkk, 2000
II.2.3. Faktor resiko
Tabel 2. Faktor predisposing dan presipitating pada delirium
Faktor prediposing Faktor
presipitating Usia
lebih tua
Narkotiks Jenis kelamin pria
Penyakit akut berat Gangguan
visual Infeksi
saluran kemih
Adanya demensia Hiponatremia
Keparahan demensia
Hipoksemia Depresi
Shock Ketergantungan
fungsional Anemia
Immobilitas Nyeri Fraktur
pangkal paha
Pengekangan fisik
Dehidrasi Penggunaan
kateter urine
Alkoholisme Peristiwa
iatrogenik Keparahan
penyakit fisik
Operasi orthopedi
Stroke Operasi
jantung Abnormalitas
metabolik Lamanya
bypass kardiopulmoner
Operasi non-jantung
Masuk Intensive Care Unit
Banyaknya prosedur
di RS
Kiki Mohammad Iqbal: Hubungan Skore Cognitive Test For Delirium CTD Dengan Lamanya Masa Rawat Inap Penderita Trauma Kapitis Sedang-Berat Di Rumah Sakit, 2008.
Dikutip dari : Burns, A.; Gallagley, A. and Byrne, J. 2004. Delirium. J Neurol Neurosurg Psychiatry. 75:362- 367.
Faktor resiko delirium dapat dikelompokkan menjadi faktor predisposing atau faktor presipitating Tabel 3, meskipun kombinasi keduanya dapat dijumpai.
Burns dkk, 2006 Faktor predisposing telah dijumpai saat masuk ke rumah sakit dan menunjukkan sifat yang mudah terkena rentan, sedangkan faktor
presipitating mencakup stimulus noksius atau cedera dan atau hospital-related
factors yang berperan terhadap perkembangan delirium.
II.2.4. Etiologi