Hubungan antara variabel dengan skore SKG

temporal 58,8; diikuti 8,8 lesi di thalamus; 2,9 lesi di corpus callosum; 2,9 lesi di basal ganglia dan 2,9 lesi di brainstem serebelum. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Blackman dkk 2003 terhadap 92 penderita trauma kapitis, di mana paling banyak dijumpai gambaran lesi pada brainstem serebelum yaitu sebesar 29, diikuti 27 lesi di frontal temporal; 21 lesi di basal ganglia; 17 lesi di thalamus dan 5 lesi di corpus callosum.

IV.2.2. Hubungan antara variabel dengan skore SKG

Dari seluruh penderita trauma kapitis yang dirawat, dijumpai trauma kapitis ringan sebanyak 60-80, trauma kapitis sedang 10-20 dan trauma kapitis berat 10. Avellino dkk, 1997 Pada penelitian ini yang termasuk sampel adalah penderita trauma kapitis sedang-berat, dijumpai lebih banyak penderita trauma kapitis sedang yaitu 79,4 dengan SKG 9 – 12 dan sisanya 20,6 penderita trauma kapitis berat dengan SKG 3 – 8; rerata skore SKG keseluruhan sampel sebesar 10,09 ± 2,22; dan secara signifikan pada trauma kapitis sedang dijumpai rerata SKG 11,04 ± 1,13 dan pada trauma kapitis berat dijumpai rerata SKG 6,43 ± 1,39. Serupa dengan penelitian Borgaro dan Prigatano 2002 dimana dijumpai sedikit lebih banyak penderita trauma kapitis sedang dengan SKG 9 – 15 yaitu sebesar 52,4 dibanding penderita trauma kapitis berat dengan SKG 3 – 8 yaitu sebesar 47,6; secara signifikan rerata SKG pada trauma kapitis sedang yaitu 12,63 ± 2,24 dan pada trauma kapitis berat yaitu 6,48 ± 1,60. Kiki Mohammad Iqbal: Hubungan Skore Cognitive Test For Delirium CTD Dengan Lamanya Masa Rawat Inap Penderita Trauma Kapitis Sedang-Berat Di Rumah Sakit, 2008. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawkins dkk 2005 terhadap 115 penderita trauma kapitis yang dibagi menjadi dua grup grup 1 terdiri dari 51 penderita dan grup 2 terdiri dari 64 penderita, secara signifikan didapati yang terbanyak yaitu penderita trauma kapitis berat dengan SKG 3 – 8 78 pada grup 1 dan 50 pada grup 2, diikuti trauma kapitis ringan SKG 13 – 15 12 pada grup 1 dan 36 pada grup 2 dan sisanya trauma kapitis sedang SKG 9 – 12 10 pada grup 1 dan 14 pada grup 2; rerata skore SKG yaitu 6,7 pada grup 1 dan 8,9 pada grup 2. Serupa halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Signorini dkk 1999 di mana lebih banyak dijumpai penderita dengan trauma kapitis berat 44 dari pada trauma kapitis sedang 30. Berdasarkan jenis kelamin, pada penelitian ini dijumpai rerata skore SKG pada kelompok pria yaitu 10,10 ± 2,31 tidak berbeda signifikan secara statistik dengan wanita yaitu 10,00 ± 1,63. Sedangkan pada penelitian Kirkness dkk 2004 terhadap 157 penderita trauma kapitis dijumpai rerata skore SKG pada wanita 6,5 ± 2,3 lebih rendah dibanding pria 7,4 ± 3,2 namun tidak berbeda secara signifikan. Beberapa studi sebelumnya melaporkan bahwa gambaran CT scan kepala merupakan salah satu prediktor terpenting pada penderita trauma kapitis. Lipper dkk, 1985; Signorini dkk, 1999; Wardlaw dkk, 2002; Pillai dkk, 2003; Suresh dkk, 2003; Blackman dkk, 2003; Srinivasan, 2006 Studi Pillai dkk 2003 mendapatkan bahwa refleks okulosefalik, skor motorik SKG dan adanya midline shift pada CT scan sebagai prediktor terpenting terhadap outcome yang jelek setelah 1 bulan. Studi Suresh dkk 2003 melaporkan bahwa dari 95 anak dengan epidural hematom, 8,4 memiliki outcome yang jelek; dan dari 100 anak dengan gambaran diffuse cerebral edema pada CT scan , 25 memiliki outcome yang Kiki Mohammad Iqbal: Hubungan Skore Cognitive Test For Delirium CTD Dengan Lamanya Masa Rawat Inap Penderita Trauma Kapitis Sedang-Berat Di Rumah Sakit, 2008. jelek. Studi Lipper dkk 1985 mendapatkan adanya perbedaan outcome yang signifikan antara penderita yang memiliki gambaran CT scan normal dan tidak normal, dimana 80 penderita dengan gambaran CT scan normal memiliki outcome yang baik. Berdasarkan gambaran keparahan CT scan kepala, pada penelitian ini dijumpai rerata skore SKG secara signifikan tertinggi yaitu 11,88 ± 0,35 pada subjek dengan gambaran CT scan normal, semakin parah gambaran CT scan maka semakin rendah rerata skore SKG, di mana pada subjek dengan gambaran massive focal injury dijumpai rerata skore SKG sebesar 6,75 ± 2,06; dan pada gambaran massive diffuse injury dijumpai sebesar 8,38 ± 2,06. Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardlaw dkk 2002 terhadap 425 penderita trauma kapitis, pada subjek dengan gambaran mild moderate diffuse injury , massive focal dan massive diffuse injury secara signifikan dijumpai skore SKG yang lebih rendah.

IV.2.3. Hubungan antara variabel dengan delirium