Dikutip dari : Fischer, J. and Mathieson, C. 2001. The History of the Glasgow Coma Scale : Implications for Practice. Crit Care Nurs Q. 234:52-8.
II.3.2. CT scan kepala
CT scan
kepala merupakan pemeriksaan yang mendasar dalam mengevaluasi penderita trauma kapitis. Literatur secara umum menyarankan
pemeriksaan CT scan
pada semua kasus trauma kapitis termasuk derajat ringan yang paling kurang dijumpai minimal satu kriteria berikut : kehilangan kesadaran,
post-traumatic amnesia PTA,
confusion , atau gangguan kewaspadaan
alertness . Cushman dkk, 2001 Umumnya penderita trauma kapitis dengan
SKG di bawah 13 dilakukan studi imaging
untuk mengevaluasi keadaan otak dan menentukan tindakan selanjutnya. Zimmerman, 1999
Beberapa studi sebelumnya melaporkan bahwa gambaran CT scan
kepala merupakan salah satu prediktor terpenting pada penderita trauma kapitis. Lipper
dkk, 1985; Signorini dkk, 1999; Wardlaw dkk, 2002; Pillai dkk, 2003; Suresh dkk, 2003; Blackman dkk, 2003; Srinivasan, 2006
II.3.3. Cognitive Test for Delirium CTD
Cognitive Test for Delirium CTD berkembang sebagai metode alternatif
untuk diagnosis delirium yang hanya semata-mata berdasarkan gambaran kognitif. Kennedy dkk, 2003
Cognitive Test for Delirium CTD merupakan suatu instrumen yang telah
berkembang sampai saat ini yang memberikan pemeriksaan terperinci mengenai fungsi neuropsikologikal orientasi, perhatian, memori, komprehensi dan
konsentrasi dan cocok digunakan pada penderita yang kemampuan
Kiki Mohammad Iqbal: Hubungan Skore Cognitive Test For Delirium CTD Dengan Lamanya Masa Rawat Inap Penderita Trauma Kapitis Sedang-Berat Di Rumah Sakit, 2008.
berinteraksinya terhadap pemeriksa dibatasi oleh immobilitas, intubasi dan tidak adanya kemampuan verbal. Meagher, 2001
Cognitive Test for Delirium CTD dibuat untuk digunakan pada kondisi
intensive care di mana penderita dapat mengalami gangguan verbal dan motorik.
Test ini hanya memerlukan respons nonverbal dalam bentuk pointing
, menganggukkan kepala, atau mengangkat tangan. Dengan menilai fungsi
eksekutif dan fungsi kognitif non-verbal, maka CTD dapat mengukur fungsi hemisfer kanan yang ikut memainkan peranan penting dalam patofisiologi
delirium. Kennedy dkk, 2003 Instrumen ini bermanfaat secara signifikan memberikan karakterisasi
neuropsikologikal gangguan delirium, hubungannya terhadap gejala non-kognitif dan aspek penting profil klinis lainnya seperti etiologi yang mendasari, pengobatan
yang tidak responsif dan perjalanan penyakit. Meagher, 2001 Cognitive Test for Delirium
CTD terdiri dari lima subtest yang menunjukkan orientasi
orientation , rentang perhatian
attention span , memori
memory , komprehensi
comprehension pertimbangan konsepsi
conceptual reasoning
, dan kewaspadaan vigilance
. Skore mentah dari masing-masing subtest dikonversi dalam bentuk skore yang berkisar dari 0-6, yang kemudian
dijumlahkan untuk mendapatkan skore total dari 0-30. Skore yang semakin kecil menunjukkan semakin besarnya kemungkinan delirium. Lampiran 3 Kennedy
dkk, 2003; Hart dkk, 1996 Kennedy dkk 2003 melakukan studi untuk menyelidiki kegunaan dari
Cognitive Test for Delirium CTD pada satu populasi penderita dengan trauma
kapitis yang masuk ke unit neurorehabilitasi. Sebanyak 65 penderita dievaluasi
Kiki Mohammad Iqbal: Hubungan Skore Cognitive Test For Delirium CTD Dengan Lamanya Masa Rawat Inap Penderita Trauma Kapitis Sedang-Berat Di Rumah Sakit, 2008.
setiap minggunya menggunakan kriteria DSM-IV untuk delirium dan CTD. Dari hasil analisa status kognitif saat pemulihan awal setelah cedera, didapati bahwa
cutoff score optimal yang kurang dari 22 dengan menggunakan CTD dapat
mengidentifikasi delirium, dengan sensitivitas sebesar 72 dan spesifisitas 71 dibanding dengan diagnosis DSM-IV. Hasil ini menyimpulkan bahwa CTD dapat
menentukan perbedaan antara delirious dan non-delirious penderita trauma kapitis.
Hart dkk 1996 melakukan studi validasi terhadap penggunaan Cognitive
Test for Delirium CTD untuk mengidentifikasi delirium pada penderita dengan
delirium, demensia, depresi dan schizofrenia yang dirawat di Intensive Care Unit
ICU. Dari analisa menunjukkan bahwa cutoff score
optimal dari CTD dalam membedakan delirium dari gangguan lainnya yaitu sebesar
≤ 18 atau 19. Nilai cutoff
ini berhubungan dengan sensitivitas sebesar 100 dan spesifisitas 95,1. Pada
follow-up selanjutnya, dari seluruh penderita ICU yang dapat menyelesaikan
pemeriksaan CTD ternyata 42 tidak dapat menyelesaikan pemeriksaan Mini
Mental State Examination MMSE, oleh karena tindakan pengobatan invasif yang
membatasi respons verbal dan atau kontrol motorik, atau karena gangguan berbicara.
Kiki Mohammad Iqbal: Hubungan Skore Cognitive Test For Delirium CTD Dengan Lamanya Masa Rawat Inap Penderita Trauma Kapitis Sedang-Berat Di Rumah Sakit, 2008.
II.4. KERANGKA KONSEPSIONAL