Heinrich, pada tahun 1969 di Amerika Utara menyimpulkan tentang formula 1-10-30-600, dapat diartikan bahwa setiap adanya suatu
kejadian cidera berat seperti fatality, cidera kehilangan jam kerja selalu ada kurang lebih 30 property damage, serta 600 kajian yang tidak
terlihat adanya cidera atau kerusakan material termasuk neermiss incident.
3. Fault Tree Analysis
Fault Tree
Analysis FTA
merupakan deduktif
untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya bahaya dengan pendekatan bersifat
top-down, dengan memulai analisis dari kejadian yang tidak diinginkan atau kerugian yang terjadi kemudian menganlisa penyebab dari kejadian
tersebut yang dideskripsikan dalam bentuk sebuah pohon kesalahan fault tree Stranks, 2007. FTA adalah daftar peristiwa kegagalan, suatu
metode model grafik dan logika dengan kombinasi kejadian yang memungkinkan yaitu rusak atau baik, yang terjadi dalam sistem Susanto,
2010. Terdapat 5 tahapan untuk melakukan analisa dengan FTA, yaitu: a.
Mendefinisikan masalah dan kondisi batas dari sistem yang ditinjau b.
Penggambaran model grafis Fault Tree c.
Mencari minimal cut set dari analisa Fault Tree d.
Melakukan analisa kualitatif dari Fault Tree e.
Melakukan analisa kuantitatif dari Fault Tree
4. Management Oversight and Risk Tree MORT
Management Oversight and Risk Tree MORT merupakan sebuah prosedur untuk menganalisis serta menyelidiki penyebab dan faktor yang
berkontribusi atas kejadian kecelakaan dan insiden Noordwijk Risk Initiative, 2009. Secara luas pendekatan manajemen untuk menemukan
penyebab kecelakaan adalah dengan sistem MORT. Pendekatan MORT merupakan mata rantai penyebab dari level pekerja hingga level
manajemen tingkat atas Oakley, 2003. Metode MORT adalah sebuah pernyataan logika dari sebuah fungsi
yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi untuk mengatur risiko secara efektif. MORT dapat diaplikasikan di berbagai industri yang berbeda.
Filosofi MORT menyatakan bahwa cara yang paling efektif mengatur keselamatan adalah menyatukannya ke dalam manajemen bisnis dan
pengendalian operasi. MORT sering digunakan sebagai alat untuk menyelidiki kecelakaan dan mengevaluasi program keselamatan yang
ada Ericson, 2005. MORT menjadi prosedur analisis yang komprehensif yang
menyediakan metode disiplin untuk menentukan penyebab dan faktor- faktor utama yang berkontribusi kecelakaan. Secara total, sekitar 1.500
peristiwa dasar tercakup oleh bagan MORT. Di bagian bawah, MORT terdiri dari kumpulan pertanyaan. Kriteria yang memandu keputusan
apakah peristiwa dan kondisi tertentu yang memuaskan atau kurang memadai berasal dari pertanyaan-pertanyaan ini. Bagan MORT pada
dasarnya adalah bagan logika yang rumit. Bagan MORT bagan sangat efektif dalam menjamin perhatian pada akar penyebab yang mendasari
manajemen bahaya International Crisis Management Association, 2014.
18 Bagan 2. 1 Cabang Utama Pohon MORT
Tabel 2. 1 Perbandingan Teori Kecelakaan Kerja Teori
Kelebihan Kekurangan
Domino -
Spesifik -
Bisa digunkan untuk semua sektor industri
- Mencakup model sekuensial,
pengolahan dan informasi oleh manusia
- Kecelakaan bersumber pada
genetika pekerja -
Dilakukan oleh ahli
ILCI -
Spesifik -
Bisa digunakan untuk semua sektor industri
- Fokus pada tindakan dan
kondisi tidak aman -
Hanya mampu
menganalisis penyebab
sampai level manajemen perusahaan
- Dilakukan oleh ahli
FTA -
Bersifat terbuka -
Segala kemungkinan penyebab mempunyai
peluang yang
sama untuk dipilih -
Dilakukan oleh ahli -
Tidak memiliki dasar teori kecelakaan kerja
- Pengguna harus memiliki
pengalaman dan terlatih MORT
- Model sekuensial Memiliki
daftar penyebab-penyebab
yang telah ditentukan -
Bersifat deduktif -
Memiliki pedoman pertanyaan -
Dilakukan oleh ahli
Sumber: Katsakiori dkk, 2009
D. Manajemen Risiko