C. Gambaran Pelaksanaan Risk Assessment pada Proyek Cibis Tower 9
Jakarta Selatan PT Waskita Karya Tahun 2015
Penilaian risiko merupakan salah satu bagian dari manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan bagian dari sistem manajemen PT Waskita
Karya yang dirancang untuk mengantisipasi dan pengendalian risiko potensial PT Waskita Karya, 2013. Dalam prosedur penilaian risiko dengan nomor
dokumen PW-K3LMP-01 memiliki detail pelaksanaan prosedur penilaian risiko harus mencakup identifikasi bahaya dan aspek lingkungan, penilaian
dan pengendalian risiko serta persetujuan, pemantauan dan update penilaian risiko.
a. Tujuan Risk Assessment
Tujuan PT Waskita Karya persero membuat prosedur terkait penilaian risiko adalah guna memastikan bahwa seluruh proses penilaian
risiko yang mencakup Keselamatan Kesehatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan Pengamanan K3LMP ditetapkan, diterapkan dan dirawat.
Proyek Cibis Tower 9 membuat penilaian risiko yang dimulai dari HIRADC Hazard Identification, Risk Assessment and Determining
Control dan IADL Identifikasi Aspek Dampak Lingkungan dan penyusunan program Kesehatan, Keselamatan Kerja dan lingkungan
bertujuan dapat memenuhi peraturan hukum seperti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:05PRTM2014 tentang pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan peraturan-peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia khususnya serta di International umumnya untuk
menjamin tidak terjadinya gangguan kesehatan, kecelakaan kerja dan
penurunan kualitas lingkungan di proyek seperti OHSAS 18001: 2007 tentang sistem manajemen K3.
Dalam RK3LMP Proyek Cibis Tower 9 PT Waskita Karya Persero menyebutkan bahwa tujuan risk assessment adalah untuk
memastikan bahwa semua potensi bahaya teridentifikasi, dinilai risiko yang meliputi:
- Identifikasi Bahaya
Memperkirakan suatu aktifitas yang dilakukan terhadap sesuatu yang memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan cidera, sakit
atau kerusakan konstruksi properti yang terkandung dalam suatu obyek atau aktifitas.
- Penilaian Risiko
Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi-potensi bahaya ke dalam kategori tinggi, menengah atau
rendah dengan menggunakan parameter atau skor. -
Pengendalian Risiko Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka atau
sakit atau kerusakan terhadap properti perusahaan dalam suatu proses kegiatan.
b. Tahapan Pelaksanaan Risk Assessment
Prosedur risk assessment secara tertulis tidak tercantum alur tahapan penerapan penilaian risiko akan tetapi berdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber diketahui bahwa alur tahapan penerapan prosedur risk assessment dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 5. 2 Alur Proses Risk Assessment K3LMP Pada pelaksanaannya berdasarkan hasil studi pendahuluan yakni
wawancara dengan narasumber sekertaris K3LMP selaku yang membuat risk assessment K3 mengatakan bahwa pelaksanaan penilaian risiko masih
belum sesuai alur. Diketahui dalam alur proses bahwa penerapan risk assessment di proyek dilakukan setelah organisasi membuat metode kerja
dan spesifikasi teknis, akan tetapi dalam pelaksanaannya penialaian risiko dilakukan sebelum metode kerja dan spesifikasi dibuat.
Dalam alur proses risk assessment, hasil risk assessment wajib ditanda tangani oleh organisasi, hal ini merupakan salah satu bentuk
bahwa hasil penilaian risiko juga telah dikomunikasikan kepada pihak terkait. Namun dalam pelaksanaanya diketahui bahwa pada dokumen
K3LMP Mempelajari Spesifikasi Teknis, Mengidentifikasi Bahaya Aspek
Lingkungan, Menilai Risiko, Menentukan Pengendalian Risiko, Melakukan Pemantauan dan Pengukuran
Organisasi Organisasi
Membuat Metode Kerja Menyetujui Hasil Penilaian dan
Spesifikasi Teknis Risiko, Meninjau Hasil
Penilaian Risiko Periodik Waskita Pusat
Membuat Organisasi Proyek OWNER
Menunjuk Waskita sebagai Kontraktor
Form PW-K3LMP-01-01 hasil penilaian risiko yang dibuat pada bulan oktober tersebut belum disetujui.
Sumber: Dokumen Proyek Cibis Tower 9 Cilandak Gambar 5. 2 Lembar Persetujuan Hasil Risk Assessment
Pada tahapan penilaian risiko hasil penilaian harus disetujui oleh pimpinan manajer yang terkait dalam organisasi perusahaan. Hal ini tertera
dalam dokumen PW-K3LMP-01:
Sumber: Dokumen Proyek Cibis Tower 9 Cilandak Gambar 5. 3 Prosedur Persetujuan Hasil Penilaian Risiko
Identifikasi bahaya dan aspek lingkungan termasuk dalam prosedur wajib penilaian risiko di PT Waskita Karya Persero. Dalam prosedur
penilaian risiko untuk melakukan identifikasi bahaya dan aspek lingkungan harus mempertimbangkan antara lain sebagai berikut:
a. Aktifitas rutin dan non rutin
b. Aktifitas seluruh personil yang mempunyai akses tempat kerja
c. Perilakukebiasaan dan kemampuan adaptasi manusia
d. Bahaya-bahaya yang terjadi disekitar tempat kerja
e. Bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja
f. Prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, baik milik
sendiri maupun milik subkontraktor. g.
Perubahan-perubahan atau usulan perubahan di perusahaan, aktifitas-aktifitasnya atau material
h. Modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan semen
tara dan dampaknya kepada operasional, proses dan aktifitas. i.
Melihat kondisi saat ini, masa lampau dan pekerjaan yang akan dilakukan.
j. Sumber daya yang akan dipergunakan termasuk sumber daya
manusia, energi dan infrastruktur. k.
Kapan pekerjaan akan dikerjakan l.
AMDALRKLRPLUKLUPL Dalam mengidentifikasi bahaya, aspek lingkungan menjadi salah
satu perhatian
dalam prosedur
penilaian risiko.
AMDALRKLRPLUKLUPL merupakan salah satu alternatif untuk meminimalisasi dampak negatif. Berdasarkan hasil telaah dokumen
diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembangunan proyek Cibis Tower 9
tidak terdapat dokumen AMDAL. Tidak adanyanya dokumen AMDAL menjadi salah satu masalah penting dalam penilaian risiko. Berdasarkan
hasil studi pendahuluan wawancaara dengan Sekertaris K3LMP mengungkapkan pengajuan AMDAL telah dilakukan akan tetapi belum
disetujui oleh pihak terkait, akibatnya proyek Cibis Tower 9 dibangun tanpa adanya izin lingkungan.
D. Penyebab Ketidaktepatan Pelaksanaan Risk Assessment pada Proyek