Pembahasan Pohon MORT Pelaksanaan Risk Assessment pada Proyek

Eidons, 2006. Berdasarkan hasil penelitian, Punishment diberikan kepada pekerja yang tidak patuh menggunakan APD di area kerja. Seperti teguran dan denda terdapat juga pekerja yang sangat membantah setelah diberikan teguran beberapa kali lalu dilakukan pemecatan. Sedangkan reward diberikan kepada pekerja yang tertib dan rajin. Reward diberikan pada saat safety morning setiap minggunya. Uraian diatas menjelaskan bahwa untuk cabang use not mandatory telah dilakukan dengan tepat atau tidak ada masalah. Terdapat peraturan yang mendorong pekerja untuk melakukan pengendalian. Terbukti berdasarkan hasil pengamatan, bahwa punishment diberikan kepada pekerja yang telah terkena teguran namun masih tidak merubah tindakannya. Berdasarkan hasil penelitian, cabang Use Not Mandatory tidak bermasalah. Hal tersebut karena terdapat punishment apabila pengendalian tidak diterapkan.

D. Pembahasan Pohon MORT Pelaksanaan Risk Assessment pada Proyek

Cibis Tower 9 Jakarta Selatan PT Waskita Karya tahun 2015 Pada struktur pohon MORT, pada lapis kesepuluh terdapat dua cabang yang fokus membahas terkait risk assessment yaitu cabang Task Spesific Risk Assessment Not Performed dan Task Spesific Risk Assessment LTA. Cabang Task Spesific Risk Assessment LTA ini yang menjadi fokus analisis karena pada Proyek Cibis Tower 9 PT Waskita Karya risk assessment dilaksanakan, namun terdapat ketidaktepatan pelaksanaannya. Dalam pohon MORT, cabang Task Spesific Risk Assessment LTA terdiri dari 2 cabang, yaitu Task Spesific Risk Analysis LTA dan Recommended Risk Controls LTA. Pada cabang Task Spesific Risk Analysis LTA, cabang yang terkait diantaranya cabang Knowledge LTA dan Execution LTA. Cabang Knowledge LTA terdiri dari Use of Workers’ Suggestion and Inputs LTA dan Technical Information Systems LTA. Cabang Use of Workers’ Suggestion and Inputs LTA tidak bermasalah karena pekerja dilibatkan dalam pemberian masukan terkait risiko yang dihadapi. Sedangkan cabang Technical Information Systems LTA bermasalah karena sistem pertemuan yang ada tidak dilaksanakan dengan tepat, yaitu tidak semua karyawan dan pekerja bahkan pimpinan mengikuti pertemuan. Antara cabang Knowledge dengan cabang Use of Workers’ Suggestion and Inputs LTA dan Technical Information Systems LTA terdapat simbol “gerbang ATAU”. Artinya apabila salah satu saja antara cabang Use of Workers’ Suggestion and Inputs LTA dan cabang Technical Information Systems LTA tidak dilaksanakan dengan tepat, maka akan menyebabkan masalah pada cabang Knowledge LTA. Jadi berdasarkan hasil penelitian, cabang Knowledge LTA dapat dikatakan memiliki masalah, karena cabang Technical Information Systems LTA tidak dilaksanakan dengan tepat. Kemudian cabang Execution LTA terdiri dari Time LTA, Budget LTA, Scope LTA, Analytical Skill LTA, dan Hazard Selection LTA. Berikut ini hasil penelitiannya: a. Cabang Time LTA bermasalah karena pelaksanaan risk assessment tidak sesuai air pelaksanaan dan tidak direvisi secara berkala. b. Cabang Budget LTA tidak bermasalah karena telah tersedia anggaran dana untuk memenuhi kebutuhan program K3LMP secara menyeluruh. c. Cabang Scope LTA bermasalah karena terdapat proses kerja yang tidak di lakukan analisis risiko. d. Cabang Analytical Skill LTA bermasalah karena pengalaman dan keterampilan pelaksana dapat disimpulkan belum memadai. e. Cabang Hazard Selection LTA terdiri dari cabang Hazard Identification LTA dan Hazard Prioritisation LTA. Cabang Hazard Identification LTA bermasalah karena terdapat ketidaksesuaian penentuan kategori konsekuensi dan kemungkinan antara prosedur dengan form hasil risk assessment. Antara cabang Hazard Selection LTA dengan cabang Hazard Identification LTA dan Hazard Prioritisation LTA terdapat simbol “ATAU”. Sehingga apabila salah satu saja antara cabang Hazard Identification LTA dan Hazard Prioritisation LTA bermasalah, maka akan menyebabkan ketidaktepatan pelaksanaan pada cabang Hazard Selection LTA. Jadi berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa cabang Hazard Selection LTA bermasalah. Selanjutnya antara cabang Execution LTA dengan cabang Time LTA, Budget LTA, Scope LTA, Analytical Skill LTA dan Hazard Selection LTA terda pat simbol “ATAU”. Artinya apabila salah satu cabang bermasalah maka akan menyebabkan masalah pada cabang Execution LTA. Jadi berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa cabang Execution LTA juga bermasalah. Berdasarkan hasil penelitian cabang Knowledge LTA dan Execution LTA bermasalah. Antara cabang Task Spesific Risk Analysis LTA dengan cabang Knowledge LTA dan Execution LTA terdapat simbol “ATAU”, sehingga apabila salah satu dari cabang Knowledge LTA dan Execution LTA bermasalah menyebabkan masalah juga pada cabang Task Spesific Risk Analysis LTA. Dengan demikian, masalah pada cabang Knowledge LTA dan Execution LTA akan mempengaruhi cabang Task Spesific Risk Analysis LTA. Kemudian pada cabang Recommended Risk Controls LTA, cabang yang terkait diantaranya cabang Clarity LTA, Compatibility LTA, Testing of Control LTA, Directive LTA, Availability LTA, Adaptability LTA, dan Use Not Mandatory. Berikut ini hasil penelitiannya: a. Cabang Clarity LTA tidak terdapat masalah sebab pemahaman pekerja atas pengendalian yang direkomendasikan telah jelas diterima. b. Cabang Compatibility LTA tidak dilaksanakan dengan tepat karena biaya untuk keperluan pengendalian administrasi, pelatihan dan tindakan pencegahan lain tersedia akan tetapi dalam pelaksanaan hanya fokus kepada APD. c. Cabang Testing of Control LTA tidak bermasalah karena pengendalian yang direkomendasikan disesuaikan dengan spesifikasi kebutuhan pengendalian di lapangan. d. Cabang Directive LTAdikatakan bermasalah akibat masih kurangnya arahan dan pengawasan terkait pengendalian diberikan oleh staf K3LMP. e. Cabang Availability LTA tidak bermasalah sebab pengadaan peralatan pengendalian sudah terpenuhi di lapangan. f. Cabang Adaptability LTA bermasalah dikarenakan pengendalian yang ada di tempat kerja masih kurang sesuai dengan beberapa jenis pekerjaan. g. Cabang Use Not Mandatory tidak bermasalah sebab terdapat punishment diberikan kepada pekerja yang telah terkena teguran namun masih tidak merubah tindakannya. Antara Recommended Risk Controls LTA dengan cabang Clarity LTA, Compatibility LTA, Testing of Control LTA, Directive LTA, Availability LTA, Adaptability LTA, dan Use Not Mandatory terdapat simbol “gerbang ATAU”. Artinya apabila salah satu saja antara cabang Clarity LTA, Compatibility LTA, Testing of Control LTA, Directive LTA, Availability LTA, Adaptability LTA, dan Use Not Mandatory bermasalah, maka akan menyebabkan masalah pada cabang Recommended Risk Controls LTA. Jadi berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa cabang Recommended Risk Controls LTA bermasalah. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian cabang Task Spesific Risk Analysis LTA dan Recommended Risk Controls LTA bermasalah. Antara cabang Task Spesific Risk Assessment LTA dengan cabang Task Spesific Risk Analysis LTA dan Recommended Risk Controls LTA terdapat simbol “ATAU”, sehingga jika salah satu antara cabang Task Spesific Risk Analysis LTA dan Recommended Risk Controls LTA bermasalah, maka menyebabkan masalah pada cabang Task Spesific Risk Assessment LTA. Jadi, masalah pada cabang Task Spesific Risk Analysis LTA dan Recommended Risk Controls LTA akan mempengaruhi cabang Task Spesific Risk Assessment LTA. Dengan demikian hal-hal yang menyebabkan tidak tepatnya pelaksanaan risk assessment adalah sistem pengumpulan informasi, penentuan waktu risk assessment, lingkup pelaksanaan risk assessment, pelaksana risk assessment, identifikasi bahaya, kesesuaian dengan hirarki pengendalian, arahan untuk penggunaan pengendalian, dan kesesuaian rancangan pengendalian dengan situasi. 140

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. PT Waskita Karya merupakan perusahaan yang memiliki bidang bisnis jasa konstruksi, Beton Precast, Properti, Engineering dan Procurement, serta Jasa Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol.Proyek Cibis Tower 9 Cilandak merupakan salah satu proyek yang dibangun oleh PT Waskita Karya Persero dengan menerapkan program Keselamatan Kesehatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan Pengamanan K3LMP. 2. Pelaksanaan risk assessment pada Proyek Cibis Tower 9 Jakarta Selatan PT Waskita Karya belum sesuai alur proses penilaian risiko. Ketidaksesuaian meliputi revisi dokumen, identifikasi bahaya serta tidak dikomunikasikannya hasil penilaian risiko pada pekerja atau karyawan lain termasuk pimpinan. 3. Dalam menganalisis penyebab masalah dalam pelaksanaan risk assessment berdasarkan MORT, berikut ini status dari cabang task spesific risk assessment LTA: a. Cabang task spesific risk analysis LTA 1 Cabang yang tidak bermasalah yaitu: - Cabang use of workers’ suggestion and inputs karena pekerja dilibatkan dalam pemberian masukan terkait risiko yang dihadapi. - Cabang Budget LTA karena telah tersedia anggaran dana untuk memenuhi kebutuhan program K3LMP secara menyeluruh.