Jenis – Jenis Disiplin Untuk Anak.

14 siksa yang menghasilkan efek jera bagi anak agar tidak mengulangi perbuatan yang melanggar peraturan. Walaupun, pemberian siksa tersebut sebenarnya tidak memberikan kepastian bahwa anak tidak akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Memandang dari perspektif bimbingan dan pendidikan anak maka paham positiflah yang perlu untuk dikembangkan dalam konsep disiplin. Fungsi pokok disiplin disini ialah mengajarkan anak untuk menerima pengawasan dan pengekangan yang diperlukan dalam membantu mengarahkan energi anak ke dalam jalur yang berguna dan diterima secara sosial.

3. Jenis – Jenis Disiplin Untuk Anak.

Disiplin merupakan salah satu nilai karakter yang perlu untuk dikembangkan dan ditanamkan dalam diri anak-anak bangsa. Hurlock 2000: 125- 130 menyebutkan bahwa terdapat tiga jenis disiplin yang biasa digunakan untuk menanamkan disiplin pada anak, yaitu: a. Disiplin Otoriter Hurlock 2000: 93 menjelaskan bahwa pada disiplin ini ditandai adanya peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku agar sesuai dengan yang diinginkan. Penerapan peraturan-peraturan pada disiplin ini tanpa disertai penjelasan mengenai alasan wajibnya anak mematuhi peraturan tersebut. Jadi anak hanya diberitahu bahwa mereka hanya harus patuh terhadap peraturan- peraturan tersebut. Tekniknya mencakup hukuman berat jika terjadi kegagalan dalam memenuhi standar keinginan. Disamping itu, tidak ada ataupun sedikit pujian, persetujuan atau tanda-tanda penghargaan lainnya ketika anak mampu memenuhi standar yang diharapkan diinginkan. 15 Hukuman seringkali berupa hukuman fisik yang keras dan diberikan kepada pelanggar peraturan tak terkecuali anak-anak. Hal ini dianggap sebagai cara yang tepat dalam mencegah pelanggaran peraturan dimasa mendatang. Pemberlakuan disiplin ini dapat terjadi antara pengendalian perilaku anak yang wajar hingga yang kaku yaitu tidak adanya pemberian kebebasan bertindak kecuali sesuai dengan standar yang ditentukan. Pada pelaksanaan disiplin otoriter yang wajar, tindakan anak tetap dibatasi serta keputusan-keputusan diambil oleh orang yang berkuasa orang tua. Namun, keinginan anak tidak seluruhnya diabaikan dan berkurangnya pembatasan tindakan yang kurang beralasan dalam penerapannya. b. Disiplin yang lemah atau permisif Menurut Hurlock 2000: 93 disiplin permisif muncul dan berkembang sebagai bentuk protes terhadap disiplin otoriter yang dialami oleh banyak orang dewasa pada usia kanak-kanaknya. Disiplin ini sebenarnya berarti sedikit disiplin atau tidak berdisiplin. Beberapa orang dewasa menganggap kebebasan permissiveness sama dengan laissez-faire, yakni membiarkan anak belajar meraba-raba dalam situasi sulit untuk ditanggulanginya sendiri tanpa adanya bimbingan ataupun pengendalian. Pada penerapannya anak tidak diajarkan peraturan-peraturan serta tidak pula ada hukuman ataupun penghargaan. Disamping itu, anak-anak diijinkan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat sesuai kehendak mereka. 16 c. Disiplin demokratis Disiplin demokratis menurut Hurlock 2000: 93 merupakan metode yang lebih menekankan aspek edukatif daripada aspek hukuman. Pada prinsipnya disiplin demokratis menggunakan penjelasan, diskusi, atau penalaran dalam membantu anak memahami perilaku tertentu yang diharapkan. Maksudnya terdapat penekanan hak anak untuk mengetahui alasan peraturan- peraturan tersebut dibuat serta anak diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri mengenai keadilan dalam peraturan tersebut. Sekalipun anak masih sangat muda tetapi dalam diri anak tidak diharapkan berperilaku patuh buta-butaan. Selain itu, melalui disiplin demokratis diharapkan dapat memberikan pengertian bagi anak untuk dapat memahami arti peraturan-peraturan serta mengapa suatu kelompok sosial mengharapkan anak mematuhi peraturan-peraturan. Hukuman disesuaikan dengan kesalahan yang dilakukan oleh pelanggar atau masih berhubungan dengan kesalahan tersebut, bukan lagi hukuman fisik. Penghargaan terhadap usaha-usaha untuk menyesuaikan dengan harapan sosial yang tercakup dalam peraturan dan diperlihatkan melalui pemberian hadiah terutama dalam bentuk pujian dan pengakuan sosial. Berdasarkan uraian di atas, jenis disiplin yang kini dipandang tepat untuk pendidikan adalah disiplin demokratis. Hal ini dikarenakan, hak-hak anak cenderung tidak diabaikan dan diikut sertakan dalam pemahaman adanya peraturan tersebut. Anak diharapkan dapat mengerti dengan baik akan tujuan adanya peraturan tersebut, agar anak dapat menentukan sikap seperti apa yang 17 baik dalam menanggapi peraturan tersebut. Disamping itu, anak diharapkan dapat memahami bahwa disiplin itu sebenarnya akan menguntungkan dirinya sendiri serta orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Maria J.Wantah 2005: 178 bahwa suatu disiplin akan efektif apabila mampu membantu anak untuk mengendalikan sikap dan perilakunya agar anak bertindak sesuai dengan pandangan orang tua dan masyarakat mengenai perilaku mana yang baik dan perilaku mana yang tidak baik, bukan karena takut terhadap hukuman.

4. Tujuan serta Pentingnya Manfaat Disiplin Bagi Anak