17
baik dalam menanggapi peraturan tersebut. Disamping itu, anak diharapkan dapat memahami bahwa disiplin itu sebenarnya akan menguntungkan dirinya sendiri
serta orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Maria J.Wantah 2005: 178 bahwa suatu disiplin akan efektif apabila mampu membantu anak untuk
mengendalikan sikap dan perilakunya agar anak bertindak sesuai dengan pandangan orang tua dan masyarakat mengenai perilaku mana yang baik dan
perilaku mana yang tidak baik, bukan karena takut terhadap hukuman.
4. Tujuan serta Pentingnya Manfaat Disiplin Bagi Anak
Hurlock 2000: 81 mengungkapkan bahwa tujuan disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa agar perilaku tersebut sesuai dengan peran-
peran yang telah ditetapkan oleh kelompok budaya tempat individu tersebut tinggal. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gooman and Gurian dalam Maria
J.Wantah, 2005: 176 bahwa tujuan khusus dalam disiplin anak adalah pembentukan dasar tingkah laku sosial sesuai yang diharapkan masyarakat, dan
membantu mengembangkan pengendalian diri anak sejak usia dini. Hal ini dalam perwujudannya perlu adanya dukungan dari orang dewasa dengan pengajaran,
bimbingan, dan dorongan untuk anak supaya dapat mencapai perkembangan secara optimal.
Pada dasarnya, tujuan dari disiplin adalah membentuk perilaku anak agar sesuai dengan keinginan masyarakat serta dapat menghindari perilaku yang
tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Secara esensial, disiplin merupakan upaya membentuk perilaku saling menghargai, adil, dan konsisten melalui cara-
cara yang tegas. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan adanya disiplin pada anak
18
untuk membentuk perilaku anak agar lebih bisa mengendalikan dirinya dan selalu berperilaku baik sesuai dengan norma dan nilai yang ada di kelompok atau
masyarakat. Hal ini pastinya dilaksanakan secara bertahap dan berjangka yang mana akhirnya dapat membantu anak dalam mengembangkan nilai-nilai moral di
dalam dirinya khususnya nilai disiplin. Disiplin pada anak sebenarnya dapat pula diajarkan melalui cara
membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh anak. Peraturan tersebut dilaksanakan oleh anak secara terus menerus sehingga pada nantinya muncul
pembiasaan pada diri anak untuk selalu menaati peraturan. Selain itu, Bandura William Crain, 2007: 302 mengemukakan bahwa pada situasi-situasi sosial,
manusia sering kali belajar jauh lebih cepat hanya dengan mengamati tingkah laku orang lain. Melalui pengamatan, dapat diperoleh suatu pelajaran mengenai
konsekuensi yang memungkinkan dari sebuah tingkah laku dengan memperhatikan apa yang kan terjadi ketika orang lain mencoba melakukan
tingkah laku tersebut. Proses ini disebut vicarious reinforcement penguatan lewat pengamatan empatik, merasa seolah-olah kita yang melakukan.
5. Unsur-Unsur dalam Disiplin dan Penerapannya