89
3. Siklus II
Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi Siklus I. Tindakan Siklus II dilaksankan selama empat hari yaitu hari pertama pada hari Senin, 25 Mei 2015,
hari kedua pada hari Selasa, 26 Mei 2015, hari ketiga pada hari Rabu, 27 Mei 2015, dan hari keempat pada hari Kamis, 28 Mei 2015. Rincian tindakan Siklus II
adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Acting Stage
Rencana tindakan Siklus II didasarkan pada refleksi Siklus I. Pada perencanaannya terdapat beberapa tahapan atau langkah yang dilaksanakan pada
Siklus I namun pada pada Siklus ini tidak dilaksankan. Hal ini untuk menyesuaikan jalannya penelitian pada Siklus II. Perbedaan tersebut antara lain
dilewatinya tahapan observasi awal, pembatasan topik, pengumpulan informasi dan tinjauan literatur sehingga tahapan yang dilaksanakan langsung pada
pengembangan rencana penelitian. Rincian perencanaan tindakan tindakan Siklus II adalah sebagai berikut.
1 Membagi waktu pelaksanaan tindakan yaitu jam 14.00 – 15.00 WIB untuk siswa kelas V yang tidak tinggal di asrama dan jam 15.30 -16.30 WIB
untuk siswa kelas V yang tinggal di asrama. 2 Mempersiapkan reward untuk siswa sebagai pemancing semangat dan
tantangan bagi siswa bermain. 3 Menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan selama empat hari
serta mempersiapkan peralatan-peralatan yang diperlukan pada setiap
90
tindakan yang dilakukan. Rancangan penggunaan permainan tradisional dalam penelitian ini adalah a Mempersiapkan peralatan dan arena
permainan yang dibutuhkan masing-masing permainan tradisional; b Mempersiapkan lapangan sebagai arena permainan ketika permainan
membutuhkan tempat yang lapang untuk pelaksanaannya; c
Mengkondisikan siswa untuk berkumpul di lokasi permainan akan dilaksanakan; d Membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk
memudahkan pelaksanaan permainan yang akan dilaksanakan; e Menjelaskan peraturan permainan kepada siswa; f Siswa menyepakati
peraturan permainan yang akan dilaksanakan, g Siswa bermain permainan tradisional yang sudah disiapkan dengan pendampingan; h Siswa diminta
mengisi lembar angket sesuai dengan persepsi siswa di akhir Siklus. 4 Mempersiapkan instrumen penelitian lembar observasi yang akan
digunakan oleh kolaborator. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian lembar observasi untuk
empat hari tindakan dan diberikan kepada kolaborator di hari pertama Siklus II.
5 Mempersiapkan sarana pendukung lain, yaitu kamera sebagai alat pendokumentasian selama penelitian berlangsung.
b. Pelaksanaan tindakan Acting stage Berdasarkan pada Tahapan Action Research versi Metler dan Charles,
pada tahap ini mencakup melaksanakan rencana tindakan, mengumpulkan data dan analisis data.
91
1 Melaksanakan tindakan a Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan masing-masing permainan
tradisional b Mengkondisikan siswa untuk berkumpul di lokasi permainan akan
dilaksanakan.
Gambar 8. Siswa Bermain Jeg-Jegan Di Halaman Sekolah c Membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk memudahkan
pelaksanaan permainan yang akan dilaksanakan. Pembentukan kelompok ditentukan oleh siswa sendiri tanpa campur
tangan pendamping. Cara yang digunakan adalah pingsut. d Menjelaskan peraturan permainan kepada siswa
Penjelaskan peraturan permainan pada seluruh pemain dibantu oleh siswa-siswa yang telah mengetahui peraturan permainan tersebut. Penjelasan
peraturan cenderung pada mengingatkan kembali peraturan yang telah pernah dijelaskan, hal ini membantu siswa untuk memahami peraturan
dengan lebih baik lagi. e Siswa menyepakati peraturan permainan yang akan dilaksanakan
Semua pemain harus menyepakati peraturan yang akan diberlakukan dalam permainannya. Hal ini memungkinkan adanya perubahan peraturan.
Misalnya, pada permainan jeg-jegan semua pemain sepakat untuk
92
menambah jarak antar ngejegan agar lebih mudah mengetahui status “luwih tuwo” antara pemain dan lawan.
fSiswa bermain permainan tradisional yang sudah disiapkan dengan pendampingan.
Pada Siklus ini, terdapat perbedaan dengan Siklus I yaitu semua peralatan permainan gobag sodor dan jeg-jegan disiapkan setiap akan
dilaksanakan tindakan untuk mengantisipasi keinginan dan kesepakatan siswa pada salah satu permainan tersebut. Selain itu, keberadaan pengajar
sebagai pendamping tidak hanya sebagai mendampingi siswa bermain tetapi juga turut menjadi pemain dalam permainan tradisional yang dimainkan oleh
siswa. g Siswa diminta mengisi lembar angket sesuai dengan persepsi siswa di
akhir Siklus. Pada hari terakhir Siklus II yaitu hari Kamis, 28 Mei 2015, semua
siswa kelas V diminta mengisi lembar angket yang telah disiapkan oleh peneliti.
Gambar 9. Siswa Kelas V Sedang Mengisi Lembar Angket
93
2 Mengumpulkan data Pengumpulan data observasi sikap disiplin dilaksanakan pada hari-hari
dilaksanakannya tindakan sedangkan pengisisan angket hanya dilaksanakan pada hari terakhir Siklus II. Hasil observasi sikap disiplin siswa pada Siklus II
adalah sebagai berikut. Tabel 16. Hasil Observasi Siklus II
No Kategori sikap disiplin Jumlah siswa Persentase jumlah siswa 1
Membudaya 1
4 2
Mulai Berkembang 8
32 3
Mulai Terlihat 14
56 4
Belum Terlihat 2
8
Sedangkan hasil pengumpulan data melalui angket dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Hasil Angket Kedisiplinan Siswa Siklus II
No Kategori Kedisiplinan siswa Jumlah siswa Persentase jumlah siswa 1. Sangat tinggi 81 - 100
10 40
2. Tinggi 61 - 80
9 36
3. Cukup 41 - 60
6 24
4. Rendah 21 - 40
- -
5. Sangat rendah 21
- -
Jumlah 25
100
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, dapat diketahui bahwa siswa kurang bisa menangkap atau memahami terkait kedisiplinan yang
terdapat dalam permainan tradisional yang telah dimainkan. Hal ini dikarenakan siswa lebih terfokus pada kesenangan mereka dalam bermain,
sehingga kurang adanya perhatian atau kepekaan siswa terhadap hal-hal lain yang terdapat dalam permainan yang berkaitan dengan kedisiplinan.
94
3 Analisis data Berdasarkan hasil angket kedisiplinan siswa dapat diketahui bahwa
40 dari jumlah siswa atau 10 siswa masuk dalam kategori kedisiplinan sangat tinggi, 36 dari jumlah siswa atau 9 siswa kategori tinggi,dan 24
dari jumlah siswa atau 6 siswa kategori cukup. Pada Siklus I kedisiplinan siswa pada kategori tinggi sebanyak 68 dari jumlah siswa atau 17 siswa dan
pada siklus ini meningkat menjadi 76 dari jumlah siswa atau 19 siswa. Sedangkan untuk hasil observasi dapat diketahui bahwa pada kategori belum
terlihat terdapat 2 siswa, kategori mulai terlihat 14 siswa, kategori mulai berkembang 8 siswa dan 1 siswa pada kategori membudaya. Jika
dibandingkan dengan hasil Siklus I yaitu 6 siswa pada kategori sikap disiplin mulai berkembang, pada siklus ini kategori mulai berkembang meningkat
menjadi 8 siswa ditambah pula dengan 1 siswa pada kategori membudaya yang pada awalnya belum ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada Siklus II
sikap disiplin siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil penelitian pada Siklus I. namun hasil yang diperoleh belum memenuhi
indikator keberhasilan yaitu 52 dari jumlah siswa atau 13 siswa pada kategori sikap disiplin mulai berkembang.
c. Pengembangan developing stage Hasil analisis data Siklus II menunjukkan belum terpenuhinya indikator
keberhasilan penelitian maka perlu dilakukan Siklus III dengan pengembangan penelitian sebagai berikut:
95
1 Siswa diberi kesempatan memainkan permainan tradisional yang diinginkan asalkan ada siswa lain yang ingin memainkannya dan jumlah
mereka sesuai dengan permainan tersebut. 2 Sebelum permainan berlangsung perlu adanya kesepakatan dengan siswa
untuk berhati-hati selama permainan berlangsung dengan fasilitas sekolah khususnya tanaman sekolah agar tidak rusak kembali.
Hal ini berdasarkan pada kendala – kendala yang ditemukan selama penelitian pada Siklus ini berlangsung. Kendala-kendala tersebut antara lain:
1 Hari I a Pendamping harus aktif mengajak siswa agar mau melakukan permainan
walaupun tidak sesuai dengan keinginannya. 2 Hari II
a Siswa tidak sengaja merusak tanaman sekolah ketika permainan sedang berlangsung dan mendapatkan teguran dari pihak sekolah.
b Beberapa siswa ingin bermain permainan tradisional selain permainan yang telah disepakati. Hal ini membuat jalannya permainan menjadi
kurang kondusif. 3 Hari III
a Cuaca tidak mendukung untuk melaksanakan permainan tradisional di luar ruangan atau halaman sekolah. Karena turun hujan sejak pagi hari.
4 Hari IV a Pelaksanaan permainan harus ditunda 20 menit karena siswa harus
menyelesaikan tugas sekolah terlebih dahulu.
96
d. Refleksi Tindakan pada Siklus II menunjukkan hasil yang belum maksimal. Hal
tersebut dapat dilihat dari data angket dan observasi yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung. Adapun hasil refleksi tindakan Siklus II dengan melihat
hasil analisis data dan setelah berdiskusi dengan kolaborator adalah sebagai berikut:
1 Siswa kurang dapat menangkap atau memahami terkait kedisiplinan yang terkandung dalam permainan sehingga perlu adanya solusi untuk dapat
menuntun atau membantu siswa dalam memahami hal tersebut. 2 Perlu adanya kesepakatan atau perjanjian dengan siswa untuk berhati-hati
dalam bermain agar tidak merusak fasilitas dan tanaman sekolah.
Tabel 18. Refleksi Siklus II
Indikator Keberhasilan
Analisis Evaluasi
Rencana Tindakan Lanjut
Kuantitatif Kualitatif
Paling sedikit 52
dari jumlah siswa
memiliki sikap
disiplin pada kategori
Mulai berkembang.
Paling banyak 48
jumlah siswa
memiliki sikap
disiplin pada kategori
Mulai Terlihat.
Hasil angket 40 jumlah
siswa pada kategori sangat
tinggi 36 jumlah
siswa pada kategori tinggi
24 jumlah siswa pada
kategori cukup Hasil observasi
4 jumlah siswa pada kategori
membudaya 32 jumlah
siswa pada kategori Mulai
Berkembang. 56 jumlah
siswa pada kategori Mulai
terlihat. 8 jumlah siswa
pada tingkat Belum terlihat.
Jalannya permainan menjadi kurang
kondusif karena terdapat siswa yang
menginginkan permainan selain
yang disepakti bersama.
Siswa tidak sengaja merusak tanaman
sekolah ketika sedang bermain,
sehingga mendapatkan
teguran dari pihak sekolah.
Siswa kurang dapat menanggapi dengan
baik terkait dengan kedisiplinan dalam
permainan tradisional yang
sudah dilaksanakan, karena lebih
memfokuskan pada rasa senang ketika
bermain. Perlu adanya
alternatif pilihan bagi siswa dalam
bermain agar permainan dapat
berjalan dengan kondusif.
Siswa harus diingatkan untuk
berhati-hati ketika bermain
agar tidak merusak fasilitas
sekolah. Perlu adanya cara
untuk memancing siswa
agar lebih tanggap
berkenaan dengan nilai
kedisiplinan yang tersimpan dalam
permainan tradisional yang
telah dilaksanakan.
Siswa diberikan kesempatan untuk
memilih permainan tradisional sesuai
yang diinginkan asalkan jumlah
siswanya memenuhi untuk memainkan
permaianan tersebut. Sebelum permainan
berlangsung perlu adanya kesepakatan
denagn siswa untuk berhati-hati dalam
bermain agar tidak merusak fasilitas
sekolah.
Penambahan tahapan pelaksanaan
tindakan yaitu dengan diskusi
disetiap akhir permainan untuk
memancing siswa agar lebih tanggap
mengenai nilai kedisiplinan dalam
permainan.
97
4. Siklus III